Shading STUDI BANDING TEMA SEJENIS .1 Menara

Gambar 3.1 cross ventilation orientasi bukaan yang utar selatan, maka sisi terpendek jatuh pada sisi timur barat sehingga permukaan bangunan yang terkena radiasi matahari luasannya kecil.

b. Bukaan

Umumnya bukaan harus berorientasi ke arah utara dan selatan,. Lubang bukaan diusahakan tidak hanya satu sisi tetapi 2 sisi bangunan sehingga tercipta ventilasi silang. cross ventilation. Bukaan yg efektif adalah yg saling berhadapan dimana inlet luasannya kecil dan outlet luasannya lebih besar, sehingga gerak dorong angin lebih besar.

c. Ruang Transisi

Ruang transisional diletakkan di tengah dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang ini dapat menjadi ruang perantara antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Ruang-ruang ini bisa menjadi koridor luar. Atrium sebaiknya tertutup, tetapi diletakkan di antara ruangan. Puncak bangunan seharusnya dilindungi oleh sirip-sirip atap yang mendorong angin masuk ke dalam bangunan. Hal ini juga bisa didesain sebagai fungsi wind scoops untuk mengendalikan pengudaraan alami yang masuk ke dalam bagian gedung.

d. Dinding

Dinding luar harus tidak bersifat masif. Di daerah beriklim tropis, dinding eksternal harus dapat didesain sehingga memungkinkan ventilasi silang yang baik untuk kenyamanan internal, terlindung dari panas matahari.

e. Vegetasi

Lantai dasar di daerah tropis sebaiknya terbuka ke arah luar dan mempunyai ventilasi alami. Penanaman dan lansekap harus digunakan tidak hanya untuk manfaat ekologis tetapi juga estetika serta mendinginkan bangunan. Tanaman dapat menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.

f. Shading

Pelindung dari panas matahari sangat penting di daerah tropis. Hal ini untuk mencegah penetrasi panas bangunan sepanjang tahun. Ventilasi akan memasukkan udara segar ke dalam ruangan. Skycourt, balkon, dan atrium sebagai ruang terbuka dan ruang transisi di bagian atas gedung mendorong aliran angin ke ruang internal. Ventilasi di bagian samping beroperasi sebagai penangkap angin dan mengalirkannya ke dalam ruangan. 3.4 STUDI BANDING TEMA SEJENIS 3.4.1 Menara Mesiniaga Gambar 3.2 Menara Mesiniaga Menara Mesiniaga merupakan kantor IBM yang berada di Subang Jaya dekat Kuala Lumpur. Pertama kali gedung ini direncanakan tahun 1989 dan selesai pada tahun 1992. IBM meminta perusahaan TR Hamzah dan Yeang untuk mendesain bangunan yang berteknologi tinggi. Gedung ini didesain sebagai contoh dari gedung pencakar langit dengan prinsip-prinsip arsitektur bioklimatik. Bangunan ini merupakan bangunan filter lingkungan, suatu analogi untuk sintesis dan analisis. Menara Mesiniaga dibangun berdasarkan bangunan tradisional Malaysia dan transisi evolution menjadi prinsip-prinsip modern. Bangunan ini merupakan tujuan tropical garden city Yeang yang menyingkap hubungan antara bangunan, lansdscape dan iklim, mengubah dampak pembangunan bangunan highrise pada perkotaan. a. Fungsi Bangunan ini dilengkapi 6 ruang kelas, demo center, auditorium berkapasitas 130 kursi, lounge, kafeteria, dan ruang ibadah. Bangunan ini mempunyai sistem audiovisual yang sangat baik, lengkap dengan pencahayaan, administrasi serta hall yang besar untuk menampilkan produk-produk perusahaan.. Mereka berkomitmen untuk menciptakan bangunan yang selaras dengan lingkungan setempat. b. Data  Tinggi : 63 m  Floor : 14 lantai  Basement : 1 lantai  Awal di bangun : tahun 1989  Selesai : tahun 1992  Luas lahan : 6503 m 2 Ruang Ruang pada Mesiniaga Tower lebih mempertimbangkan aspek manusia guna melihat bangunan tinggi sebagai bentuk perencanaan vertikal ruang kota yang dapat memberikan ruang gerak bagi kehidupan manusia. Manusia dapat tinggal di dalamnya dan dapat melakukan berbagai macam aktivitas di sana. Aktivitas ini tidak hanya bekerja, namun juga tempat tinggal, tempat hiburan, tempat olah raga, dan kebutuhan dasar manusia lainnya yang wajib dipenuhi. Ken Yeang menyebut Mesiniaga Tower ini sebagai city in the sky karena bangunan ini memasukkan berbagai unsur kota, seperti taman terbuka pada puncak bangunan, olehnya disebut sebagai garden in the sky. Taman terbuka ini berfungsi sebagai tempat berolah raga, berekreasi, dan tempat untuk melepaskan lelah setelah seharian bekerja dan bersosialisasi. Kenampakan bangunan terlihat sangat dinamis. Setiap denahnya yang berbentuk lingkaran, tidak semua bagian terisi penuh oleh ruang. Pada bagian yang kosong merupakan taman yang dirancang khusus untuk penyegaran udara alami. Ruang pada bagian ini dirancang menjorok ke dalam, sehingga tidak memerlukan penghalang sinar matahari seperti pada bagian lainnya. Lantai dasarpodium bangunan memegang peranan penting. Ruang lantai dasar merupakan ruang terbuka dengan ventilasi udara alami. Ruang ini berfungsi sebagai ruang transisi yang menghubungkan antara ruang luar dengan ruang dalam. Hal ini sangat berbeda dengan konsep yang diterapkan pada bangunan tinggi lainnya. Perencanaan tapak bangunan ini pun mendapat perhatian serius. Perencanaan ini menggunakan skala ruang manusia dan pejalan kaki, sehingga pusat aktivitas ruang kota dan sekitar bangunan dapat dijangkau oleh manusia yang tinggal di dalamnya. Jadi, pembagian ruang pada bangunan ini sedemikian rupa sehingga ruang masif dengan ruang terbuka sama-sama memiliki posisi yang kuat dan penting. Keberadaan ruang terbuka menjadi kuat manakala ruang masif melemah, demikian pula sebaliknya. Garden in the sky tampak hidup di sore hari, saat aktivitas rutin perkantoran terhenti, demikian pula sebaliknya. Kekosongan pada ruang yang satu akan terisi manakala terjadi kekosongan pada ruang yang lain. Jika komposisi ruang terbuka lebih mendominasi dengan penambahan taman dan pepohonan besar sebagaimana layaknya taman kota, tentu hal ini akan lebih memberikan kontribusi yang lebih baik bagi lingkungan hidup manusia yang semakin hari semakin sesak. Pencahayaan Penggunaan pencahayaan alami sangat dominan pada hampir keseluruhan ruang. Pencahayaan alami ini diperoleh dari bukaan pada jendela Melalui riset, Ken Yeang menyarankan agar daerah bukaan diletakkan pada sisi utara dan sisi selatan, sehingga matahari tidak secara langsung menembus ruang. Gambar 3.3 Bangunan terhadap matahari Penghalangan sinar matahari menggunakan sun-shield atau sun-shading. Pada Mesiniaga Tower, tidak semua ruang memakai sun-shield, hanya pada ruang untuk beraktivitas yang menggunakannya secara optimal. Sun shield terutama diletakkan pada posisi terik matahari yang tinggi, sehingga tidak mengganggu aktivitas di dalamnya serta cukup menerima terang langit yang terpantul dari cahaya matahari tersebut. Bagian terbuka pada bangunan ini dibiarkan menerima cahaya matahari sebanyak-banyaknya, tanpa menggunakan penghalang sinar karena ruang tersebut merupakan area sirkulasi yang membutuhkan tingkat penerangan tinggi. Gambar 3.4 Detail sun-shading sebagai penangkal sinar matahari pada Mesiniaga Tower Penghawaan Penggunaan penghawaan alami dilakukan dengan bukaan ruang, seperti jendela dan taman yang akan mengalirkan udara ke dalam ruang. Posisi bukaan ini juga berorientasi pada arah peredaran matahari. Bukaan berada pada posisi utara dan selatan, sehingga orang yang bersantai-santai di balkon tidak terganggu oleh cahaya matahari yang berlebihan. Penghawaan pada bangunan ini memanfaatkan jendela ruang dan lubang-lubang pada denah bangunan. Lubang ini tidak diwujudkan ke dalam bentukan ruang, melainkan difungsikan sebagai bukaan untuk mengalirkan udara ke dalam ruang yang memiliki bukaan. Pergantian dan perputaran udara dalam ruang terjadi lebih cepat, dan terhindar dari suhu panas yang berlebih. Aliran udara yang masuk tidak hanya diperoleh secara langsung dari bukaan yang ada, melainkan juga dari pembelokan aliran angin yang telah dihadang oleh bagian tertutup bangunan, sehingga angin dialirkan dengan lebih lunak karena aliran tersebut telah dipecah oleh bagian bangunan, dan cenderung sebagai angin sepoi yang berhembus menuju bukaan pada ruang yang ada. Lansekap Penggunaan tanaman untuk penghijauan telah umum dikenal. Namun penggunaannya pada bangunan tinggipencakar langit merupakan sesuatu yang baru dan tidak umum. Pemanfaatan unsur penghijauan pada bangunan tinggi akan memberikan kontribusi terhadap estetika, ekologi, penghematan energi, selain juga sebagai tanggapan terhadap kondisi iklim setempat angin, matahari, hujan. Tamanlansekap pada balkon, maupun pada sky court atau garden in the sky memungkinkan hawa sejuk masuk ke dalam ruang dan dapat memberikan nuansa yang berbeda dalam ruang. Warna tanaman dapat menyejukkan pandangan, menghilangkan kepenatan yang dirasakan sehari-hari, serta menghilangkan kejenuhan. Lansekap vertikal ini dilengkapi dengan saluran pipa air hujan yang lurus sesuai dengan bentuk taman dan dipergunakan untuk mengairimenyirami taman. Ini merupakan penghematan energi air. Bentuk Dan Elemen Bangunan Arsitektur bioklimatik cenderung mengambil bentuk lingkaran maupun ellips, terutama pada badan bangunan maupun pada elemen lainnya, seperti bentuk sun shield. Ini terlihat jelas pada Mesiniaga Tower. Konsep ini adalah semata-mata pikiran yang cerdas dari perancang yang sudah memperhitungkan konsekuensi bangunan tinggi yang menggunakan penghawaan alami. Karena tekanan angin yang sangat tinggi, terutama pada bagian atas, maka sangat diperlukan bentuk aerodinamis yang dapat memecah tekanan angin. Bentuk aerodinamis yang tepat adalah bentuk lingkaran maupun ellips. Bentuk ini diletakkan pada posisi yang terkena angin paling keras, dan bukaan diletakkan pada bagiansisi yang berlawanan dengan arah angin, sehingga angin yang masuk melalui bukaan tersebut tidak sekencang pada awalnya karena sebagian sudah dibelokkan. Site dan Iklim Gambar 3.5 Site Lansekapnya didesain untuk melindungi 3 lantai terbawah dari sinar matahari. Parkirnya berada di basement. Ide dan konsep utama dari Menara Mesiniaga:  Sky garden  Spiralling vertical landscape  Recessed dan shaded windows di bagian timur dan barat  Curtain wall glazing di utara dan selatan Gambar 3.6 potongan  Single core pada sisi panas yaitu bagian timur.  Ventilasi alami dan penerangan dari cahaya matahari untuk ruangan-ruangan seperti toilet, stair ways dan lobby lift.  Balkon sprial pada dinding eksterior dengan full height sliding door pada interior kantornya. Bangunan ini memiliki 15 lantai dengan denah yang melingkar. Yeang mendesain bangunan ini dalam 3 hal: 1. Landscape yang miring untuk menghubungkan tapak dengan bangunan vertical. 2. Circular spiraling body dengan landscape sky court yang bisa digunakan karyawan kantor sebagai ruang penghubung antara tapak dan bangunan. 3. Swimming pool dan gym berada di lantai paling atas. Gambar 3.7 Denah Gambar 3.8 Sudut jatuh bayangan Gambar 3.9 Dimensi Menara Mesiniaga Gambar 3.10 Tipikal Denah dan Potongan Gambar 3.11 Suasana ruang Menara Mesiniaga Gambar 3.12 sketsa konsep Yeang- Garden Spiral Gambar 3.13 konsep bentuk, garden spiral, orientasi matahari dan shadingnya Menurut Yeang suatu bangunan ekologi seharusnya dapat berkontribusi positif bagi lingkungan. Area hijau merupakan area yang produktif. Bangunan bertingkat tinggi sangat rentan terhadap panas, cuaca dan suhu. Orientasi bangunan sangat tegas terhadap konservasi energi. Di daerah tropis. Bagian utara dan selatan mengurangi kebutuhan insulasi Recessnya menjadi shading bagi bangunan pada sisi terpanas. Ruang transisi yang besar di antara zona mengalirkan aliran udara. Dinding dapat melindungi bangunan dari panas dan matahari dan cuaca. Yeang menjelaskan bahwa denahnya merefleksikan pola kehidupan budaya setempat. Tanaman vertical menghasilkan oksigen dan membantu mendinginkan bangunan. Passive solar shading berada di bagian timur dan barat. Cross ventilation mengalirkan udara segar kedalam bangunan daripada pemakaian AC. Kontruksi dan Detail Gambar 3.14 konstruksi dan detail Yang paling menarik pada bentuk bangunannya, yaitu sky-court dan sun- shaded roof. Kedua corenya melindungi towernya dan berfungsi sebagai ventilasi alami. Struktur utama Menara Mesiniaga ini adalah expose steel tube. Corenya diletakkan pada bagian terpanas yaitu sisi bagian timur. Lobby elevatornya tidak memakai AC dan pada bagian timur berfungsi sebagai buffer dari panas matahari. Ruang kantor utamanya memakai ventilasi alami dan AC. Bangunan dilengkapi dengan Building Automated System yang mengontrol penggunaan energi termasuk AC dan digunakan untuk mengurangi konsumsi energi bangunan. Fitur hemat energinya termasuk: semua jendela di bagian timur dan barat yang terbuat dari aluminium yang mengurangi peningkatan panas dan jendela pada bagian utara dan selatan berperan aktif sebagai thermal buffer. Shaft di dekat garden terrace dan disesuaikan dengan brise-soleil pada bagian timur dan barat, menghemat 113.590 konsumsi pemakaian AC per tahun. Atapnya dapat ditempati. Merupakan ide utama dari Yeang untuk menghubungkan bangunan dengan tapak – juga terdapat swimming pool dan gym pada bagian ini. Atapnya berfungsi sebagai ruang sosial bangunan seperti penambahan buffer antara ruang interior dan eksteriornya. Struktur sunscreennya terbuat dari steel dan panel aluminium. Strukturnya terdiri dari solar panel. Screennya berfungsi sebagai shading bagi swimming pool. Sistem penampung air hujan juga terdapat di bagian atap. Gambar 3.15 suasana di lantai bawah dan atap bangunan Yeang mencari cara untuk mengatasi efek rumah kaca dengan membuat desain yang tanggap terhadap angin dan shading serta vertical landscaping, penggunaan heat-sink cladding dan pengurangan penggunaan AC. Yeang mempertimbangkan efisiensi hemat energi, meningkatkan lingkungan sosial, dan penggunaan energi yang berlebih-lebihan pada desainnya. Prinsip desain Yeang terdiri dari:  Tanggap terhadap iklim  Tanggap terhadap landscaping pada fasad bangunan  Breaking surfaces dari bidang yang satu dengan yang lainnya pada suatu site  Tanggap pada tapak  Tanggap pada perkembangan teknologi modern.

BAB 4 ANALISA