Nizami Ganjavi sebagai Penyusun Layla Majnun dan Penulis Kisah-kisah

mencintai Allah. Manusia tidak berharap Allah akan membalas cintanya. Hati yang satu-satunya milik manusia sudah dimiliki oleh Allah. Berarti apa yang menjadi kemauan Allah adalah kemauan manusia. Manusia berbuat atas kehendak Allah. Manusia tidak mempunyai keinginan karena sudah sampai pada tahap peniadaan diri, yang tinggal hanyalah keinginan-keinginan atau kehendak Allah. Sosok Layla menjadi simbol yang merepresentasikan Yang Terkasih Yang Rahasia dan “tak tersentuh” dan sosok Majnun merepresentasikan seorang pencinta. Dalam ajaran agung para sufi, hubungan antara pencinta dan Kekasih, juga antara hamba dan Tuhan, hanya bisa terjalin melalui cinta.

4.3. Nizami Ganjavi sebagai Penyusun Layla Majnun dan Penulis Kisah-kisah

Cinta Nizami Ganjavi adalah seorang sufi dan penyair epik Persia terkemuka di abad pertengahan. Nizami berasal dari Ganje Kota Ganje terletak tidak jauh dari Kota Bakou di wilayah Azerbaijan dekat Rusia dan Iran Barat Laut, lahir pada tahun 1155 M, sementara ada yang mengatakan Nizami lahir pada tahun 1162 M. Ibu Nizami berasal dari suku Kurdi, dan leluhur ayahnya berasal dari Irak. Karena itu, tidaklah mengherankan jika latar belakang dan suasana lingkungan dalam dua kisahnya yang terkenal Laila Majnun dan Khusrau dan Syirin, mengambil latar belakang gurun sahara Arab, dan pegunungan Kurdi di Iran bagian barat. Nizami wafat pada tahun 1222 M atau 1223 M, dan dimakamkan di Ganje, tempat kelahirannya Amin, 2008: 108. Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 Nizami dianggap sebagai penulis yang membawa gaya tutur realistis ala percakapan sehari-hari ke dalam kisah epik di Persia. Sejak kecil ia diasuh oleh pamannya karena ia yatim piatu. Sepanjang hidupnya ia menikah tiga kali. Istrinya pertama, Afaq, adalah seorang gadis budak pemberian Fakhruddin Bahramsyah, penguasa Iran. Afaq, istri yang paling dicintainya meninggal setelah Nizami menyelesaikan roman Khusrau dan Syirin. Anehnya, dua istri Nizami berikutnya juga meninggal secara tiba-tiba setelah ia menyelesaikan karya-karyanya. Sehingga ia sempat meratap kepada Tuhan, “Ya…Allah, kenapa setiap karyaku harus mengorbankan seorang istri…” Nizami, 2009: 235. LM adalah karyanya yang paling termasyhur. Kemasyhuran kisah LM memberikan banyak ilham bagi banyak seniman, baik pelukis, pemusik, maupun novelis dalam menciptakan beragam karya seni yang menggambarkan kisah cinta tak sampai, namun cinta itu sendiri mentransformasikan sang pencinta ke dalam persatuan mistik dengan sang kekasih. Jejak-jejak Nizami sangat terasa dalam kesusastraan Islam. Karya-karyanya mempengaruhi perkembangan puisi Persia, Arab, Turki, Kurdi, Urdu, dan bangsa-bangsa lainnya, termasuk Indonesia. Bahkan kisah Romeo dan Juliet yang ditulis William Shakespeare pun dipengaruhi oleh LM. Nizami sangat menguasai berbagai macam ilmu pada zamannya, seperti Matematika, hukum Islam, filsafat Yunani, dan kedokteran. Nizami mulai menempuh jalan sufi di masa mudanya, tapi tidak banyak yang diketahui tentang pendidikannya ini. Nizami sendiri mengisyaratkan bahwa ia telah mencapai tataran dan tingkat ketinggian spiritual tertentu, karena ia menyinggung-nyinggung fakta bahwa ia diajar Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 oleh Khidhir sang pembimbing spriritual misterius dan bahwa ia dilindungi oleh sembilan puluh sembilan Nama Terindah Allah al-asma al-husna Bayat dan Muhammad, 2007: 151. Nizami adalah sufi penyusun kisah-kisah yang sangat monumental. Karyanya yang sangat terkenal adalah Laila Majnun dan Khusrau dan Syirin. Ketika kisah- kisah ini mulai tersebar luas, orang-orang pun mengetahui dan mengenal pengarangnya. Dikatakan bahwa Nizami adalah syaikh sufi dan yang dimaksud kekasih dalam berbagai kisahnya sesungguhnya adalah Allah melalui kisah-kisah ini, orang-orang mengetahui bahwa pencarian sang penempuh jalan spiritual untuk bersatu dengan sang kekasih adalah suatu upaya yang menyebabkan lenyapnya identitas terbatas sang pencinta dalam wujud tak terbatas Sang Kekasih. Jadi kekasih yang sesungguhnya harus dicari adalah Allah, Zat Pencipta alam ini Amin, 2008: 109-111. Enam karya utama Nizami, termasuk LM, digubah dalam gaya puisi yang dikenal sebagai matsnawi berupa bait-bait sajak berirama. Kendatipun berbentuk kisah, tak urung karya-karya itu mengandung banyak pengajaran tersembunyi bagi para penempuh jalan spiritual. Tingkatan pengajarannya berkisar dari pelajaran yang diperuntukkan bagi orang-orang awam hingga yang dikhususkan bagi para pengenal sebuah tarekat sufi. Karya Nizami terkenal karena gaya bahasanya yang halus dan kosa katanya yang asli sehingga susah diungkapkan dalam terjemahan. Dalam karyanya yang berjudul Sumber Segenap Rahasia, Nizami menuturkan kisah-kisah yang belum pernah sama sekali diceritakan sebelumnya. Ia menggubah Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 karya ini dalam bentuk sekitar dua ribu dua ratus enam puluh bait sajak dengan gaya bahasa yang baru dan orisinal. Ia menulis kisah ini sewaktu berusia kira-kira tiga puluh tahun. Khusrau dan Syirin ditulisnya dalam enam ribu lima ratus bait sajak. Kisah ini tidak kalah dramatisnya dengan LM yang menceritakan tentang putri Syirin yang jatuh cinta kepada seorang raja Persia bernama Khusrau, tangan nasib memisahkan mereka berdua sehingga sang raja pun belajar tentang makna hakiki cinta. Kepedihan cinta yang gagal dan kematian orang-orang yang dimabuk cinta membuat kisah-kisah ini menyayat hati para pembacanya. Karya Nizami yang ketiga dan paling terkenal adalah LM yang berjumlah enam ribu lima ratus bait sajak. LM sesungguhnya merupakan kisah cinta klasik yang dikisahkan secara lisan di tanah Arab sejak Dinasti Umayyah berkuasa. Diyakini oleh banyak orang, cerita ini didasarkan pada kisah nyata tentang seorang pemuda bernama Qays putra Al-Mulawwah, penguasa bani Amir di Arabia. Dari tradisi lisan, kisah tersebut kemudian masuk ke dalam khasana sastra Persia, dan Nizami menuliskannya pada abad 12 dalam bahasa Persia. Versi Nizami sangat terkenal, karena selain tetap mempertahankan suasana kehidupan suku Badui Arab, tenda-tenda kabilah di gurun, pada saat yang sama Nizami juga memasukkan semesta peradaban Persia ke dalam kisah tersebut. Kegersangan dan kekakuan kisah lama diolah Nizami dengan deskripsi mengenai angkasa bertabur bintang dan matahari yang bersinar, atau rahasia-rahasia terdalam dari ruh manusia, dalam sebuah bahasa yang luar biasa kaya, penuh dengan citraan-citraan yang memesona. Nizami Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 membebaskan kisah tersebut dari batasan-batasan peristiwa aksidental dengan menaikkannya ke maqam spiritual, memperkayanya dengan warna, aroma, dan suara, diracik dengan permata, bunga-bunga, anggur dan bebuahan Nizami, 2009: 11. Zia Inayat Khan Nizami, 2009: 5 mengatakan bahwa Layla dan Majnun merupakan figur penting bagi para penyair sufi, sebagaimana Krishna bagi para penyair Hindu. Majnun bermakna keterserapan ke dalam pikiran, Layla bermakna malam yang remang-remang. Dari awal hingga akhir, kisah ini merupakan ajaran tentang jalan penghambaan yaitu pengalaman jiwa yang mencari Tuhannya. Tiga karya Nizami lainnya yang berbentuk matsnawi adalah Haft Paikar Tujuh Keindahan, Syarafnameh Surat Kemuliaan, Eghbalnameh Surat Keberuntungan. Yang pertama terdiri atas tujuh fabel tentang kehidupan Bahram, seorang raja Iran. Yang kedua dan ketiga menuturkan berbagai pertempuran dan penaklukan yang dilakukan oleh Alexander Agung Iskandar. Selain enam karya di atas, Nizami juga menulis sebuah diwan, atau kumpulan puisi ghazal dan qasidah. Sebagian besar karya ini tampaknya hilang. Hal ini biasa terjadi pada kebanyakan syekh sufi awal, yang tertinggal dari Nizami adalah ajaran- ajarannya. Dengan sendirinya, hal ini mengingatkan sang penempuh jalan spiritual akan ihwal kefanaan kehidupan dunia ini Bayat dan Muhammad, 2007: 151-153. Nizami, melalui karya-karya dengan tema cintanya ingin mengajarkan tentang cinta sejati. Sesungguhnya seorang sufi mempunyai banyak cara untuk mengingatkan para pengikutnya untuk mencintai Sang Penciptanya. Tidak hanya perilaku-perilaku sufi semata-mata, akan tetapi, yang dilakukan Nizami dakam rangka berdakwa. Demi Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 untuk menjernihkan jiwa dan hati manusia, bisa dilakukan melalui karya simbolik. Sebenarnya ini tidak lazim dilakukan oleh para sufi, namun Nizami sebagai penutur cinta-cinta sufistik ini, membuktikan bahwa mengajak kepada kebaikan menuju kepada Tuhan, bisa dilakukan dengan banyak cara. Tujuan utamanya adalah satu, yaitu mengabdikan diri kepada Tuhan, karena sesungguhnya manusia diciptakan Allah semata-mata hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009

BAB V REPRESENTASI PERILAKU MANUSIA DALAM NOVEL LAILA MAJNUN

5.1. Frustrasi

Manusia bisa mengalami frustrasi ketika keinginannya terganjal untuk bisa diwujudkan atau direalisasikan. Halangan in bisa berasal dari keterbatasan fisik atau psikis. Sebagai contoh, seorang anak lelaki yang ingin menjadi TNI tetapi keinginannya terhalang karena terhambat oleh tinggi tubuhnya yang tidak memenuhi syarat. Contoh lain, seseorang yang ingin masuk PNS, namun tidak terwujud karena tidak lulus ujian. Jadi, hambatan tubuh atau pun jiwa bisa menjadi sumber frustrasi. Seseorang yang mengalami frustrasi akan bereaksi secara tidak sadar untuk mengurangi tekanan batin yang menimbulkan rasa sakit atau stres. Dengan bereaksi, sebenarnya berusaha mempertahankan harga diri dari kenyataan yang dihadapi. Ruch Siswantoro, 2005: 101 mengatakan: Lapis ego yang mengalami frustrasi merasa sakit atau pepat dan segera melakukan reaksi pertahanan. Sebagaimana kita berusaha menghindari pukulan fisik ke arah tubuh kita, demikian pula kita merespon secara defensif terhadap kritik atau olok-olok yang ditujukan ke arah kita. Pada saat seseorang menjalani hidup, ia membentuk dalam dirinya persiapan pertahanan dari fisik secara ekstensif yang akan bereaksi secara defensif mekanistis dalam upaya menyesuaikan ego yang didera frustrasi…Reaksi mekanistis dapat dibagi menjadi tiga bentuk pokok perilaku dalam upaya penyesuaian 1 reaksi agresif, 2 reaksi menghindar atau menarik diri, 3 reaksi mengganti atau kompromistis. Uraian di atas menegaskan bahwa lapis ego yang mengalami frustrasi akan beraksi sebagai usaha pertahanan yang dapat dilakukan lewat tiga kategori bentuk Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009