Simpulan SIMPULAN DAN SARAN

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

Setelah membaca dan menganalisis secara seksama novel LM, maka dibuat simpulan sebagai berikut: 1. Representasi perilaku manusia yang dilihat melalui tokoh Majnun, Layla, dan Syed Omri yang mengalami frustrasi. Majnun dan Layla frustrasi karena cinta mereka tidak dapat terwujud di dunia. Cinta mereka terhalang karena kesombongan orang tua Layla dan adat yang mengikat. Sedangkan Syed Omri mengalami frustrasi karena gagal membahagiakan Majnun. Mereka mengalami frustrasi yang kronis, sehingga berakhir dengan kematian. Orang yang frustrasi biasanya melakukan reaksi agresif yang terdiri dari scapegoating mencari kambing hitam, free-floating anger marah tanpa pandang bulu, dan suicide menyalahkan diri atau bunuh diri. Reaksi lain adalah menghindar dan kompromi yang terdiri atas sublimasi, proyeksi, dan rasionalisasi. Majnun dalam frustrasinya melakukan semua hal di atas. Sedangkan Syed Omri dan Layla tidak melakukan reaksi agresif free-floating anger dan reaksi proyeksi atau menimpakan kesalahan pada orang lain. Ini bisa terjadi karena Layla dan Syed Omri tidak dapat mengekspresikan tindakan mereka secara gamblang. Layla seorang perempuan terhormat, jadi dia tidak mungkin melakukan perbuatan marah tanpa pandang bulu dan Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 menimpakan kesalahan pada orang lain. Sedangkan Syed Omri adalah seorang pimpinan kabilah yang sangat dihormati dan berwibawa. Jadi, untuk menjaga wibawanya dia tidak mungkin melakukan marah tanpa pandang bulu dan proyeksi atau menimpakan kesalahan pada orang lain. Sementara itu, Majnun adalah lelaki, dan dia tidak peduli dengan keadaan dirinya dan sekitarnya, jadi dia bebas melakukan apa saja. Untuk mengatasi rasa frustrasi itu, mereka mengadakan penyesuaian diri atau yang disebut juga dengan mekanisme pertahanan. Penyesuaian diri yang mereka lakukan adalah regresi, berkhayal, pengalihan, menutup kelemahan, dan peningkatan diri. Majnun dan Layla melakukan semua reaksi tersebut, sedangkan Syed Omri tidak melakukan pengalihan. Syed Omri tidak mau marah kepada siapa pun karena ia seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Di usia senjanya, dia tidak mau ada orang yang sakit hati kepadanya. 2. Analisis proses mental pada novel LM terdapat 359 klausa, di mana proses mental persepsi menempati urutan pertama sebanyak 144 klausa dengan persentase 40,11. Urutan kedua adalah proses mental afeksi sebanyak 137 kalusa dengan persentase 38,16. Sedangkan urutan yang ketiga adalah proses mental kognisi sebanyak 78 klausa dengan persentase 21,73. Hasil persentase di atas menunjukkan bahwa novel LM ini banyak menggunakan klausa aktivitas yang menggunakan indra mata dan telinga dan juga klausa aktivitas hati. Ini sesuai dengan tema novel LM yang berceritakan tentang cinta. Perasaan cinta yang ada di hati, diawali dari pandangan mata Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 dan mendengar tentang hal-hal yang baik dari orang yang dicintai. Aktivitas otak dipergunakan untuk membayangkan dan mengenang sang kekasih yang akhirnya akan menambah rasa cinta yang mendalam terhadap orang yang dicintai. Cinta kadangkala tidak dapat diwujudkan dalam satu ikatan perkawinan. Banyak halangan dan rintangan yang harus dihadapi. Begitu juga halnya dengan cinta Majnun dan Layla. Cinta mereka tidak bisa bersatu di dunia. Inilah yang menyebabkan mereka frustrasi. Keadaan jiwa atau psikis orang yang sedang frustrasi memang terganggu. Keinginan dan harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi. Orang yang frustrasi lebih banyak berbuat menurut kata hatinya daripada pikiran. Persentase di atas juga menyiratkan hal yang sama. Dari 359 klausa proses mental yang terjaring, 137 klausa adalah mental afeksi sedangkan mental kognisi hanya 78 klausa. Tindakan yang didasarkan pada perasaan hati dua kali lebih banyak dibandingkan dengan tindakan yang didasarkan atas pikiran otak. Jadi, melalui novel LM, untuk melihat keadaan jiwa atau psikis seseorang dapat juga dianalisis melalui bahasa novelnya dengan proses mental.

7.2. Saran