karena selalu saja ada orang yang bersedia menemani. Senyum yang selalu tersungging di bibirnya, semakin menambah pesona pemuda bertubuh kekar
itu hlm. 80.
4.1.4. Bahasa
Bahasa merupakan media atau alat yang digunakan dalam karya sastra. Tanpa bahasa karya sastra tidak akan pernah terwujud. Semi 1988: 12 mengatakan bahwa,
“Bahasa yang dimaksud di sini adalah bunyi-bunyi bahasa yang sugestif yang dipakai sebagai pola yang sistematis untuk mengkomunikasikan segala perasaan dan pikiran”.
Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang lebih penting ialah penggunaan pilihan kata itu mengusik dan meninggalkan kesan
kepada sensitivitas pembaca. Nilai konotasi yang lebih luas dari pengertian denotasi amat penting. Setiap kata yang dipilih boleh diasosiasikan kepada berbagai
pengertian. Dalam sastra, bahasa memancarkan berbagai pengertian yang tidak terbatas, dari sepatah kata dapat menjangkau imajinasi pembaca dan meninggalkan
berbagai kesan sesuai dengan daya tangkap seseorang. Pada dasarnya, keindahan novel LM tidak terlepas dari gaya bahasa yang
digunakan penyusunnya. Seorang pencinta yang demikian rumit, berliku, dan susah dipahami, tergambar dengan jelas melalui bahasanya. Penggambaran tokoh Majnun
sebagian besar didominasi oleh perasaan jiwa dan ungkapan syairnya yang membuat pembaca terharu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini, benar-benar membuat pembaca terbuai, di mana semua dilukiskan dengan sempurna. Kekayaan dan kedermawanan
Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009
Syed Omri, kecantikan Layla, ketampanan Majnun, keperkasaan Naufal, semua digambarkan dengan gaya bahasa yang sangat menarik.
LM juga mengedepankan bahasa yang berkerangka spiritual. Pembaca bisa menemukan pesan moral dalam novel ini. Novel ini juga menggunakan bahasa yang
santun, sehingga tidak tertutup kemungkinan untuk semua kalangan bisa membacanya. Untuk keindahan bahasanya, penyusun banyak menggunakan gaya
bahasa perumpamaan, seperti pemakaian kata ibarat, umpama, laksana, dan seperti
yang dapat dilihat pada kutipan berikut, “…Gadis itu bersinar cerah seperti mentari pagi, tubuhnya laksana pohon cemara, dan bola matanya hitam laksana mata rusa…
apalagi bila menatap pipinya nan seperti rembulan menyinari gurun Arab, tentu jantung mereka akan berhanti berdetak. Laksana Zulaikha yang terpesona melihat
ketampanan Yusuf” hlm. 8.
4.1.5. Latar