Menutup Kelemahan Penyesuaian Diri

Pengalihan sasaran kemarahan yang dilakukan oleh Layla adalah dengan mengatakan kepada Ibnu Salam bahwa pernikahannya adalah keinginan ayahnya bukan keinginannya. Jadi, jangan berharap bahwa Layla akan melayani Ibnu Salam sebagai seorang istri yang terlihat dalam kutipan berikut ini: Dengan suara menyayat, yang terdengar lebih menyedihkan dari sangkakala maut, Layla berkata, “Apakah engkau berharap bisa memilikiku? Wahai tuan sadarilah, perkawinan ini adalah keinginan ayahku, bukan keinginanku sendiri Aku tidak ingin melakukan perbuatan yang sangat aku benci, lebih baik darahku menodai pedangmu. Aku tidak ingin mengkhianati cintaku, tidak ingin mengotori jiwaku, hingga noda hitam akan selalu melekat di keningku. Tuan, janganlah engkau berusaha mendapatkan sebuah hati yang ditakdirkan untuk mengalami penderitaan. Dalam hati ini telah terukir satu nama, dan ia tidak bisa digantikan oleh yang lain, walau emas dan permata ditaburkan untuk menyilaukan pandangan mata. Namun, jiwa yang penuh cinta tidak akan terlena oleh kemewahan dunia” hlm. 110.

5.2.4. Menutup Kelemahan

Menutup kelemahan compensation merupakan reaksi mekanistis penyesuaian diri pada saat seseorang mengalami frustrasi, kegagalan, dan bentuk ancaman-ancaman lain terhadap dirinya. Teknik pertahanan diri ini manifestasinya berwujud mengganti kelemahan atau cacat dengan jalan menunjukkan kelebihan. Sebagai contoh, seorang gadis yang gagal menarik hati laki-laki, boleh jadi akan mengganti kegagalannya itu dengan memberi tekanan atau mencurahkan perhatian kepada prestasi akademisnya. Contoh lain, seorang mahasiswa yang kemampuan akademisnya tidak begitu menggembirakan boleh jadi memuaskan keinginan untuk dihargai lewat prestasi olah raga Siswantoro, 2005: 118. Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 Kompensasi selalu mengandung unsur rasa ketidakmampuan diri atau rasa rendah diri. Fungsi penyesuaian dirinya terletak pada bagaimana mengatasi kelemahan, keterbatasan, dan kekalahan dengan jalan menarik perhatian pada sisi kelebihan yang dimiliki baik yang berwujud atau yang berkhayal. Selain itu, aktivitas kompensasi pengganti frustrasi seseorang bergantung pada sejauhmana aktivitas tersebut mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh rasa rendah diri dan kegagalan yang dihadapi. Sementara itu, nilai kompensasi tidak dapat diukur dari perilaku pengganti tetapi kompensasi dapat membantu individu di dalam mempertahankan harga dirinya. Harga diri merupakan fungsi penghormatan orang lain terhadap individu, maka wajarlah harga diri ini harus dipertahankan. Kompensasi dapat membantu seseorang memperoleh kehormatan sesama teman. Kompensasi bisa saja berupa mekanisme penyesuaian diri, dimana perilaku kompensasi merubah sikap individu terhadap dirinya. Di dalam upaya memungkinkan diri mengatasi kelemahan dengan cara berprestasi di bidang lain, kompensasi sebenarnya membangun rasa percaya diri dan menghilangkan sisi rasa rendah diri. Bentuk kompensasi yang dilakukan Majnun untuk mengatasi kelemahan tidak mendapatkan Layla adalah dengan mempertahankan cintanya kepada Layla. Apapun akan dilakukannya untuk mempertahankan cintanya pada Layla, termasuk mengasingkan diri hidup di hutan. Dia tidak memandang penderitaan sebagai kepedihan. Dalam hal cinta Majnun adalah raja. Cinta yang ada di hatinya adalah pelipur lara saat kesedihan datang. Cintanya tidak akan berubah atau berpaling, walau Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 tubuhnya binasa, namun cinta telah mengirimkan cahaya. Dengan cahaya itu Majnun hidup dan tidak menjadi gila. Cintanya murni, jauh dari dorongan nafsu syahwati. Dan cinta seperti itu adalah ilham dari surga. Inilah bentuk kompensasi yang dilakukan Majnun. Dia berhasil mempertahankan cintanya kepada Layla walaupun ia harus hidup menderita dan bertingkah laku seperti orang gila. Cara lain yang dilakukan Majnun untuk mempertahankan cintanya pada Layla adalah dengan berdoa di depan Ka’bah. Ia meminta kepada Allah agar hatinya jangan berpaling dari Layla. Dia justru mendoakan untuk kesehatan Layla, bukan berdoa untuk kesembuhannya. Ini dapat dilihat dari kutipan berikut: “Aku mencintai Layla namun aral menghalangiku untuk datang bertandang. Aku menyayanginya dan tidak bisa berpaling dari selain dia. Bagaimana bisa aku berpaling, sedang hatiku telah tergadaikan. Aku bertobat kepada-Mu Ilahi, karena aku akan kembali kepada-Mu jua”. “Ya Allah Tuhanku, anugerahkanlah Layla padaku, dekatkanlah ia padaku. Ya Tuhan, sesungguhnya Engkau mempunyai anugerah dan ampunan. Jadikanlah kaum pencinta dalam keadaan afiat malam ini, yaitu dia yang terus mengingat cintaku saat orang lain terlelap tidur. Dia yang jatuh tertelungkup mencium bumi dan berdoa padamu untuk kebahagiaanku. Ya Allah, janganlah Engkau rampas cintaku padanya” hlm. 45. Bentuk kompensasi yang dilakukan Syed Omri untuk menutup kelemahannya dapat dilihat dari pembicaraannya dengan Majnun sebagai berikut: “…Buanglah rasa putus asa yang menyebabkan engkau larut dalam kesedihan, nikmatilah harta yang kita miliki. Dengan harta segala kebahagiaan dapat kita gapai. Janganlah engkau menjadi pengembara yang tidak memiliki rumah untuk berteduh. Engkau pemuda terhormat, kaya-raya dan disegani. Dengan kekayaan engkau bisa mendapatkan apa saja yang engkau inginkan, bisa memberi perintah dan mendapat penghormatan” hlm 57-58. Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa Syed Omri menutup kelemahannya dengan berprestasi di bidang kekayaan. Ia adalah seorang yang sangat dihormati karena kekayaan dan kedermawanannya. Walaupun ia kaya raya, namun ia tidak sombong. Dia adalah tempat para musafir dan fakir miskin menggantungkan harapan. Bentuk kompensasi yang dilakukan Layla adalah dengan berpura-pura menangis atas kematian Ibnu Salam, suaminya. Sebenarnya ia menangis untuk Majnun, bukan untuk Ibnu Salam. Kematian Ibnu Salam adalah gerbang menuju kebebasannya. Dalam tradisi Arab, seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya bebas menentukan pilihan, tidak terikat oleh keinginan orang tua. Kini, Layla bebas menentukan arah yang dikehendakinya. Namun, menurut tradisi Arab, dia harus dipingit selama dua tahun dan selama itu pula pekerjaannya hanya meratap dan menangis. Selama dua tahun inilah Layla menangis dan meratap. Matanya sembab karena air mata menetes, rambut terurai tak terurus, tetapi bukan buat seseorang yang sudah berkalang tanah, melainkan untuk Majnun yang dicintainya. Inilah mekanisme pertahanan diri yang sangat sempurna yang dilakukan oleh Layla. Dia bisa bebas menangis dan meratap untuk Majnun, tanpa diketahui oleh orang lain. Hal ini dapat dilihat pada petikan novel berikut ini: …Kematian Ibnu Salam menimbulkan harapan yang selalu dinantikan oleh Layla. Tetapi ia masih harus menunggu hari pembebasan. Menurut tradisi, seorang janda yang ditinggal mati suaminya harus dipingit selama dua tahun. Pekerjaannya hanyalah meratap dan menangis. Memang, setiap hari Layla menangis, tetapi siapakah yang bisa menebak apa yang tersembunyi dalam hati? Mata yang indah itu boleh saja berlinang, hatinya bisa saja Lela Erwany : Perilaku Manusia Dan Proses Mental Dalam Novel Laila Majnun, 2009 bergetar, tetapi bukan buat seseorang yang sudah berkalang tanah. Hanya untuk Majnun, segala titik air mata tertumpah hlm. 164.

5.2.5. Peningkatan Diri