Siska Ristiana M : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
5.2. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan tentang Sarapan
Berdasarkan hasil penelitian, tindakan responden tentang sarapan dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat dilihat sarapan selalu dilakukan responden sebelum
berangkat ke sekolah. Berdasarkan hasil penelitian Agusri 2001, pengetahuan gizi yang didapat
para murid membuat mereka berusaha untuk mendapatkan makanan yang sehat dan memenuhi kecukupan gizinya setiap hari khususnya untuk sarapan setiap hari.
Peran keluarga sangat berperan penting dalam hal ini khususnya dalam menyediakaan sarapan di rumah. Tetapi dari hasil penelitian yang dilakukan ada
sebagian kecil responden yang jarang sarapan bahkan ada beberapa responden yang tidak pernah sarapan. Hal ini disebabkan ada sebagian orangtua yang tidak sempat
menyediakan sarapan karena harus bekerja di ladang. Tetapi ada juga responden beralasan tidak sempat sarapan karena terburu-buru, bangun kesiangan, jarak sekolah
yang terlalu jauh dan malas harus sarapan. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut tidak jarang para orangtua memberikan bekal untuk dibawa ke sekolah atau malah
memberikan uang jajan. Berdasarkan hasil uji Chi Square test dimana p=0,002 p0,05 didapatkan
kesimpulan bahwa ternyata ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang sarapan dan tindakan sarapan pagi.
Berdasarkan hasil penelitian wawancara dengan responden didapat 44,9 kadang-kadang sarapan responden beralasan para orang tua tidak ada waktu dalam
menyediakan sarapan pagi, terburu-buru bahkan ada sebagian responden menyatakan
Siska Ristiana M : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
tidak pernah sarapan karena sudah menjadi kebiasaan. Hal ini berarti walaupun tingkat pengetahuan tentang sarapan sudah baik tidak menjamin tindakan responden
terhadap sarapan baik.
5.3. Hubungan Sikap dengan Tindakan tentang Sarapan
Begitu juga hubungan antara sikap sarapan berdasarkan tindakan tentang sarapan. Bila dilihat dari hasil statistik dengan menggunakan Chi Square ternyata
tidak ada hubungan yang bermakna p=0,705 p0,05. Hal ini berarti meskipun responden memiliki sikap yang baik tentang sarapan tetapi tidak selamanya
berpengaruh pada tindakan mereka untuk melakukan sarapan pagi. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak praktik. Namun sikap belum
tentu terwujud dalam tindakan yang nyata, sebab terwujudnya tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana Notoatmodjo,2005.
5.4. Hubungan Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi
Pada responden yang tindakan sarapannya dikategorikan baik didapatkan kebanyakan berstatus gizi pendek 78,12 menurut indeks TBU sedangkan jika
pada status gizi menurut indeks BBU terdapat responden yang tindakan sarapannya dikategorikan baik 93,75 dengan status gizi normal.
Dari hasil penelitian tentang hubungan tindakan sarapan dengan status gizi dilakukan uji Chi Square test dimana p0,05 sehingga didapatkan kesimpulan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tindakan sarapan dengan status gizi
Siska Ristiana M : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009, 2009.
USU Repository © 2009
baik menurut indeks TBU dan BBU pada anak sekolah di SD Negeri NO. 101835 Bingkawan.
Dari pernyataan di atas berarti sarapan hanya memenuhi kebutuhan zat-zat gizi pada pagi hari saja, sarapan hanya memiliki asupan gizi 25 dari kebutuhan
sehari-hari dan merupakan salah satu faktor pendukung dalam pemenuhan kebutuhan akan zat-zat gizi untuk sehari tetapi tidak menjadi penyebab utama mempengaruhi
status gizi seseorang. Faktor lain adalah dimana sarapan anak kurang bervariasi karena ketersediaan bahan makanan dalam keluarga yang tidak mencukupi gizi
anggota keluarga baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dari hasil wawancara didapat sebahagian responden memilih makanan jajanan untuk mengganti sarapan
seperti indomie, kue-kue atau minuman teh gelas. Kemungkinan lain disebabkan tingkat ekonomi keluarga masih rendah, sehingga makanan yng disediakan
disesuaikan dengan ekonomi keluarga. Menurut Sediaoetama 1999 kualitas dan kuantitas menunjukkan adanya zat-
zat gizi dan jumlah masing-masing zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, dan tingkat konsumsi seseorang dapat mempengaruhi status gizi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwita 1999 di SD Negeri NO. 064992 Kecamatan Amplas Kodya Medan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara tindakan makan dengan status gizi menurut indeks BBU ternyata murid yang memiliki tindakan sarapan baik pada umumnya berstatus gizi
baik.
Siska Ristiana M : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Tindakan Sarapan Dengan Status Gizi Dan Indeks Prestasi Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri NO.101835 Bingkawan Kecamatan Sibolangit Tahun 2009, 2009.