82
3.8.1 Perhitungan termodinamika di dalam ruang bakar a Kondisi langkah isap titik 0
dimana :
5
10 01325
, 1
× =
P Pa
T = 303 K
Kerapatan udara luar adalah
01 01
T R
P ×
= ρ
303 287
, 10
01325 ,
1
5
K kgK
kJ Pa
× =
ρ
16 ,
1 =
ρ kgm
3
b Kondisi titik 1
Kondisi temperatur masuk ruang bakar dapat dituliskan sesuai dengan
persamaan berikut ini
T
1
=
r r
r w
o
T t
T γ
γ +
+ ∆
+ 1
Keterangan
r
γ = Koefisien gas sisa pembakaran, 0 untuk sistem turbocarjer Δt
w
= Kenaikan temperatur akibat kontak dinding silinder dengan piston yaitu sebesar 10 ~ 20 K, dalam hal ini 15 K
direncanakan T
r
= Temperatur yang terkandung didalam gas sisa, untuk motor diesel sebesar 700 ~ 800 K
Universitas Sumatera Utara
83
Sehingga temperatur udara masuk ruang bakar adalah T
1
=
1 15
303K +
+ + K
T
1
= 318 K Kerapatan udara masuk ruang bakar
1 1
1
RT P
= ρ
318 287
, 10
01325 ,
1
5 1
K kgK
kJ Pa
× =
ρ
11 ,
1
1
= ρ
kgm
3
Dimana volume spesifik pada keadaan ini dapat ditentukan dalam persamaan berikut :
1 1
P RT
= ν
Pa K
kg kJ
5 1
10 01325
, 1
318 287
, ×
= ν
9 ,
1
= ν
m
3
kg Pada T
1
= 318 K, dengan cara interpolasi maka diperoleh 289
, 227
1
= U
kJkg 565
, 318
1
= h
kJkg 36895
, 1
Pr
1
= 404
, 155
1
=
r
V
Universitas Sumatera Utara
84
c Kondisi titik 2
Pada kondisi titik 2 ini merupakan langkah kompresi yang terjadi secara isentropik.
Dimana diketahui, r = Perbandingan kompresi
r =
2 1
V V
r = 18 Keterangan
V
1
= Volume langkah m
3
V
2
= Volume sisa m
3
Dimana pada keadaan kompresi isentropik, berlaku hubungan
2 1
2 1
V V
r r
= υ
υ
1 2
1 2
V V
r r
υ υ =
18 404
, 155
2
=
r
υ
63357 ,
8
2
=
r
υ pada
63357 ,
8
2
=
r
υ dengan cara interpolasi tabel Lampiran 5 diperoleh
T
2
= 944,27 K P
r2
= 73,179 956
, 711
2
= U
kJkgs 994
, 982
2
= h
kJkg
Universitas Sumatera Utara
85
Kondisi tekanan pada titik 2 pada keadaan isentropik berlaku hubungan :
1 2
1 2
2
P P
P P
r r
=
1 2
1 2
r r
P P
P P
× =
36895 ,
1 179
, 73
10 01325
, 1
5 2
Pa P
× =
5 2
10 16
, 54
× =
P Pa
volume spesifik pada titik 2: r
v v =
2 1
18 =
kg m
v 913
,
3 2
kg m
v 0507
,
3 2
=
d Kondisi Titik 2 – 3a - 3
Pada kondisi titik 2 - 3a terjadi pemasukan kalor pada volume konstan dan dilanjutkan dengan pemasukan kalor pada tekanan konstan yaitu
terjadi pada titik 3a – 3, sehingga perbandingan tekanan maksimum :
2 3
2 3
P P
P P
a
= =
λ
dimana λ = Mesin dengan pengabutan mekanis peningkatan
tekanannya 1,7 ~ 2,2 dalam hal ini dipilih λ = 1,7
Universitas Sumatera Utara
86
Sehingga tekanan maksimum yang diperoleh adalah : 7
, 1
2 3
= P
P
a
7 ,
1 10
16 ,
54
5 3
× =
Pa P
a
Pa P
a 5
3
10 07
, 92
× =
karena pada titik 3a = titik 3 pada tekanan konstan maka besar tekanan P
3
= P
3a
. P
3
=
Pa P
a 5
3
10 07
, 92
× =
Hubungan antara temperatur titik 2 – 3a adalah pada volume konstan. λ
= =
2 2
3 3
2 3
v P
v P
T T
a a
a
dimana : λ dinamai ”laju ledakan”
sehingga, temperatur T
3a
dapat dicari: λ
=
2 3
T T
a
7 ,
1 27
, 944
3
= K
T
a
K T
a
= 25
, 1605
3
pada K
T
a
= 25
, 1605
3
dengan cara interpolasi maka diperoleh : kg
kJ U
a
75 ,
1302
3
= kg
kJ h
a
43 ,
1763
3
= pemasukan kalor pada titik 2 - 3a – 3, berlaku rumus :
a a
in
q q
q
3 3
2 3
− −
+ =
Universitas Sumatera Utara
87
Dimana
in
q kalor yang masuk memenuhi persamaan berikut :
in
q = FA LHV
in
q = 0,0335 41868 kJkg
in
q = 1381,644 kJKg Sehingga enthalpi pada titik 3 ditentukan oleh persamaan berikut ini :
[ ]
3 3
2 3
a a
in
h h
U U
q −
+ −
=
[ ]
3 3
3 3
3 3
2 3
a a
a a
in
P U
P U
U U
q ν
ν +
− +
+ −
=
in a
q P
U h
= +
−
3 3
2 3
ν
[ ]
kg kJ
x kg
kJ h
644 ,
1381 05
, 10
07 ,
92 956
, 711
5 3
= +
−
=
3
h 2553,95 kJkg
Pada h
3
= 2553,95 kJkg , dengan cara interpolasi maka diperoleh : 66
, 2240
3
= T
K 5482
,
3
=
r
υ 72
, 2728
3
=
r
P 8053
, 1910
3
= u
kJkg
e Kondisi Titik 4
Dimana pada persamaan gas ideal diketahui bahwa :
3 3
3 3
3 3
T V
P T
V P
a a
a
=
dimana pada keadaan tekanan konstan berlaku rumus :
3 3
3 3
T V
T V
a a
=
Universitas Sumatera Utara
88
K K
V V
a
25 ,
1605 66
, 2240
3 3
=
395 ,
1
3 3
=
a
V V
=
3 3
2 1
3 4
V V
V V
V V
a
= 395
, 1
1 18
3 4
V V
90322 ,
12
3 4
= =
β V
V
untuk keadaan ekspansi isentropik berlaku rumus :
3 4
3 4
r r
v v
V V =
3 3
4 4
r r
v V
V v
=
54820 ,
90322 ,
12
4
=
r
v 0735
, 7
4
=
r
v pada
0735 ,
7
4
=
r
v dengan cara interpolasi maka diperoleh :
K T
71 ,
1009
4
= 2999
, 95
4
=
r
p kg
kJ U
4949 ,
767
4
=
Universitas Sumatera Utara
89
pada kondisi expansi isentopik berlaku rumus yaitu :
=
3 4
3 4
P P
p p
r r
sehingga:
=
3 4
3 4
r r
P P
P P
× =
72 ,
2728 2999
, 95
10 07
, 92
5 4
Pa P
5 4
10 21
, 3
× =
P Pa
Kerja indikator thermal siklus ditentukan melalui persamaan berikut ini :
[ ]
1 4
3 3
2 3
U U
h h
U U
W
a a
id
− −
− +
− =
=
id
W [1302,75 kJkg – 711,956 kJkg + 2553,95 kJkg-1763,43 kJkg-
767,4949 kJkg-227,289 kJkg] 108
, 641
=
id
W kJkg
Tekanan indikator rata-rata, diperoleh dengan persamaan berikut ini :
1 1
1
r W
P
id it
− =
υ
4 3
10 18
1 1
9 ,
. 102
108 ,
641 −
= kg
m kJ
m kg
kg kJ
P
it
6 ,
7 =
it
P kgcm
2
Universitas Sumatera Utara
90
3.8.2 Tekanan Indikator Rata-Rata