Perhitungan Termodinamika pada Ruang Bakar

65

3.7.6 Perhitungan Termodinamika pada Ruang Bakar

Adapun untuk perhitungan termodinamika pada ruang bakar adalah menggunakan siklus tekanan terbatas dengan turbocarjer yang ditunjukkan pada gambar 3.3 yaitu : a Kondisi udara yang disuplai kompresor Pa P 5 02 10 011 , 2 × = T 02 = 395,49 K Kerapatan udara keluar kompresor 02 02 RT P = ρ dimana : R = konstanta gas universal sebesar 0,287 KJkg.K 02 T = temperatur yang disuplai kompresor K P 02 = tekanan setelah keluar kompresor dari rumus di atas, maka dapat dicari; 49 , 395 287 , 10 011 , 2 5 K K kg kJ Pa × = ρ 77 , 1 = ρ kgm 3 b Keadaan titik 1 Tekanan masuk ruang bakar dapat ditentukan, adalah P 1 = P sup - ΔP ΔP = Penurunan tekanan pada pipa masuk Universitas Sumatera Utara 66 Penurunan tekanan pada pipa masuk adalah : ΔP = 0,03 ~ 0,05 P sup ΔP = 0,05 P sup direncanakan ΔP = 0,05 Pa 5 10 011 , 2 × ΔP = 0,1005 x 10 5 Pa sehingga tekanan masuk ruang bakar adalah P 1 = 2,011 x 10 5 Pa - 0,1005 x 10 5 Pa P 1 = 1,9105 x 10 5 Pa Kondisi temperatur masuk ruang bakar dapat diuraikan sesuai dengan persamaan berikut ini : T 1 = r r r w o T t T γ γ + + ∆ + 1 dimana : r γ = Koefisien gas sisa pembakaran, 0 untuk sistem turbocarjer Δt w = Kenaikan temperatur akibat kontak dinding silinder dengan piston .yaitu sebesar 10 ~ 15 K, dalam hal ini 15 K direncanakan T r = Temperatur yang terkandung didalam gas sisa, untuk motor diesel sebesar 700 ~ 800 K Dari rumus di atas temperatur udara masuk ruang bakar dapat dicari : T 1 = 1 15 K 395,49 + + + K T 1 = 410,49 K Universitas Sumatera Utara 67 dan kerapatan udara masuk ruang bakar adalah, 1 1 RT P = ρ 49 , 410 287 , 10 9105 , 1 5 K kgK kJ Pa × = ρ 62 , 1 = ρ kgm 3 volume spesifik pada titik 1 dapat dicari : 1 1 1 P RT = ν Pa K kg kJ 5 1 10 9105 , 1 49 , 410 287 , × = ν kg m 617 , 3 1 = ν Pada suhu T 1 = 410,49 K, maka dengan cara interpolasi diperoleh : 785 , 293 1 = U kJkg 616 , 411 1 = h kJkg 171 , 4 Pr 1 = 4817 , 282 1 = r v c Keadaan titik 2 Pada titik 2 terjadi langkah kompresi secara isentropik yaitu dari titik 1 ke titik 2. Dimana telah diketahui sebelumnya bahwa, r = perbandingan kompresi r = 18 Universitas Sumatera Utara 68 hubungan kompresi rasio adalah : r = 2 1 V V = 18 dimana : V 1 = Volume langkah m 3 V 2 = Volume sisa m 3 Pada keadaan langkah kompresi isentropis berlaku hubungan : 2 1 2 1 V V r r = υ υ 1 2 1 2 V V r r υ υ = 18 417 , 282 2 = r υ 6934 , 15 2 = r υ Pada 6934 , 15 2 = r υ dengan cara interpolasi, maka diperoleh : T 2 = 1169,0 K 857 , 905 2 = U kJkg P r2 = 213,95 459 , 1241 2 = h kJkg untuk tekanan pada titik 2 pada keadaan isentropik, berlaku hubungan : 1 2 1 2 2 P P P P r r = 1 2 1 2 r r P P P P × = 171 , 4 95 , 213 10 9105 , 1 5 2 Pa P × = 5 2 10 998 , 97 × = P Pa Universitas Sumatera Utara 69 maka volume spesifik pada titik 2: r v v = 2 1 18 = kg m v 617 , 3 2 = 2 v 0,0342 m 3 kg d Kondisi titik 2-3a-3 Pada kondisi ini pembakaran bahan bakar dan udara berlangsung pada volume konstan pemasukan kalor pada volume konstan yang kemudian dilanjutkan dengan tekanan konstan yaitu dari titik 2-3a dan 3a-3, sehingga perbandingan tekanan maksimum dirumuskan : 2 3 2 3 P P P P a = = λ Untuk λ = Mesin dengan pengabutan mekanis peningkatan tekanannya 1,7 ~ 2,2 dalam hal ini direncanakan 1,7 sehingga tekanan maksimum yang diperoleh adalah = a P 3 P 2 × λ = a P 3 1,7 x 5 10 998 , 97 × Pa 59 , 166 3 = a P x 10 5 Pa keadaan tekanan titik 3a = titik 3, yaitu pada tekanan konstan maka besar tekanan P 3 = P 3a . P 3 = Pa P a 5 3 10 597 , 166 × = Universitas Sumatera Utara 70 Hubungan antara temperatur titik 2 – 3a adalah pada volume konstan, maka : λ = = 2 2 3 3 2 3 v P v P T T a a a dimana : λ = laju ledakan sehingga, temperatur T 3a dapat dicari: 2 3 T T a = × λ 7 , 1 , 1169 3 × = K T a K T a = 3 , 1987 3 pada suhu K T a = 3 , 1987 3 dengan cara interpolasi maka diperoleh: kg kJ U a 482 , 1666 3 = kg kJ h a 250 , 2236 3 = Pemasukan kalor pada titik 2 - 3a – 3, yaitu: a a in q q q 3 3 2 3 − − + = dimana : in q = panas yang masuk ke dalam siklus, panas yang masuk ke dalam siklus dapat dituliskan pada persamaan berikut ini : in q = FA LHV in q = 0,0335 41868 kJkg in q = 1381,644 kJKg Universitas Sumatera Utara 71 Sehingga enthalpi pada titik 3 dapat ditentukan oleh persamaan berikut ini: [ ] 3 3 2 3 a a in h h U U q − + − = [ ] 3 3 3 3 3 3 2 3 a a a a in P U P U U U q ν ν + − + + − = in a q P U h = + − 3 3 2 3 ν kg kJ Pa kg kJ h 644 , 1381 ] 0342 , 10 597 , 166 857 , 905 [ 5 3 = × + − = 3 h 2857,26 kJkg pada kg kJ h 26 , 2857 3 = dengan cara interpolasi maka diperoleh: K T 74 , 2479 3 = = 96 , 4271 3 r p 3876 , 3 = r v kg kJ U 48 , 2145 3 = e Kondisi Titik 4 Pada persamaan gas ideal diketahui bahwa : 3 3 3 3 3 3 T V P T V P a a a = dimana pada keadaan tekanan konstan berlaku rumus : 3 3 3 3 T V T V a a = K K V V a 3 , 1987 74 , 2479 3 3 = 247 , 1 3 3 = a V V Universitas Sumatera Utara 72         = 3 3 2 1 3 4 V V V V V V a       = 247 , 1 1 18 3 4 V V 43 , 14 3 4 = V V dan untuk keadaan ekspansi isentropik berlaku rumus : 3 4 3 4 r r v v V V = 3 3 4 4 r r v V V v = 3876 , 43 , 14 4 = r v 593 , 5 4 = r v pada 93 , 5 4 = r v dengan cara interpolasi maka diperoleh : K T 74 , 1091 4 = kg kJ h 626 , 1151 4 = 2966 , 130 4 = r p kg kJ U 2625 , 838 4 = Tekanan pada titik 4, pada keadaan ekspansi isentropik berlaku rumus 3 4 3 4 P P P P r r =     = 3 4 3 4 r r P P P P 96 , 4271 10 75 , 166 2966 , 130 5 4 Pa P × = 5 4 10 08 , 5 × = P Pa Universitas Sumatera Utara 73 f Kondisi titik 5’ Berlaku rumus idealisasi isentropik, yaitu 4 5 4 5 P P P P r r = Dimana telah diketahui bahwa tekanan masuk turbin P 5 ’ = 1,659 x 10 5 Pa Maka 4 5 4 5 P P P P r r = 4 4 5 5 r r P P P P     = 2966 , 130 10 08 , 5 10 659 , 1 5 5 5     × × = r P 804 , 42 5 = r P pada 804 , 42 5 = r P dengan cara interpolasi maka diperoleh : 17 , 790 5 = T K Kerja indikator thermal siklus dapat dicari dari persamaan berikut ini : [ ] 1 4 3 3 2 3 U U h h U U W a a id − − − + − = = id W [166,482 kJkg – 905,857 kJkg + 2857,26 kJkg – 2236,2504 kJkg – 838,2625 kJkg – 293,785 kJkg] 15 , 737 = id W kJkg Universitas Sumatera Utara 74 Tekanan indikator rata-rata, diperoleh dengan persamaan berikut ini 1 1 1 r W P id it − = υ 4 3 10 18 1 1 617 , . 102 15 , 737 − = kg m kJ m kg kg kJ P it 24 , 11 = it P kgcm 2

3.7.7 Tekanan Indikator Rata-Rata