1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan perekonomian dunia yang sangat pesat telah mengarah kepada terbentuknya ekonomi global. Ekonomi global mulai terbentuk
ditandai dengan berbagai peristiwa internasional, seperti dibentuknya Organisasi Perdagangan Internasioal World Trade OrganizationWTO, blok-blok
perdagangan regional seperti ASEAN Free Trade Area AFTA, maupun Asia Pasific Economy Cooperation APEC, dan sebagainya.
1
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah barang
tentu membutuhkan dana yang cukup besar. Melihat potensi perkembangannya, pemerintah Indonesia bertekad akan mengurangi peranan bantuan luar negeri
sebagai sumber pembiayaan pembangunan.
2
Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan pembiayaan baik dari pemerintah
maupun dari masyarakat. Kebutuhan pembiayaan pembangunan di masa mendatang akan semakin besar. Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan
dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui penerimaan pajak dan penerimaan lainnya.
3
1
Joni Emirzon, Aspek-Aspek Hukum Perusahaan Jasa Penilai, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000, hal. 1.
2
Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal,Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, hal. 2
3
Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, Bandung: Alumni, 2007, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
2
Pada Bab IV dari Ketetapan MPR No. IV MPR1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 ditegaskan mengenai masalah
Pembangunan Ekonomi. Dalam Butir A.7 dari Bab IV tersebut disebutkan : “Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung
kegiatan perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan kepentingan nasional”.
4
“Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi, dan efektfitas, untuk
menambah penerimaan negara dan menurangi ketergantungan dana dari luar negeri. Sektor swasta akan mengambil peran yang lebih
besar melalui penciptaan dan pengembangan berbagai alternatif sumber pembiayaan tidak hanya melalui sistem perbankan tetapi
juga melalui sistem lainnya termasuk pasar modal”. Selanjutnya Butir B.7 dari GBHN Bab IV menyebutkan :
5
Dengan demikian, maka pasar modal sebagai salah satu alternatif pembiayaan pembangunan, harus dapat memfasilitasi perkembangan ekonomi
pasar. Dalam hubungan ini swasta akan menjadi motor dalam kegiatan ekonomi private sector leads growth economy.
6
Kesulitan yang menimpa perekonomian Indonesia mungkin tidak terjadi apabila, antara lain, dunia usaha secara sungguh-
sungguh melaksanakan prinsip-prinsip manajemen keuangan perusahaan yang sehat yakni dengan menyeimbangkan struktur permodalan sedemikian rupa
sehingga keperluan jangka pendek benar-benar dapat dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan jangka panjang.
7
4
Bab IV Butir A.7 dari Ketetapan MPR No. IV MPR1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 - 2004
5
Butir B.7 Bab IV Garis-garis Besar Haluan Negara
6
Jusuf Anwar, Op.cit., hal. 2.
7
Ibid., hal. 3.
Universitas Sumatera Utara
3
Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan struktur permodalan adalah pencerminan dari pertimbangan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri
dari suatu perusahaan. Perbaikan struktur permodalan dunia usaha merupakan keharusan untuk meningkatkan efisiensi dan memperokoh daya saing perusahaan
dalam menghadapi persaingan yang semakin tajam terutama dalam era globalisasi. Untuk itu, sumber pembiayaan jangka panjang seperti yang
disediakan oleh pasar modal merupakan suatu keharusan bagi pembangunan nasional.
8
“ Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum, dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.”
Pasal 1 Ayat 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, berbunyi :
9
8
Ibid.
9
Pasal 1 Ayat 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasar modal capital market adalah pasar yang terorganisir, yakni sarana bertemunya penawar emiten dan
peminta dana jangka menengah maupun panjang dalam bentuk efek, termasuk bank-bank komersil, lembaga-lembaga, dan semua perantara di bidang keuangan
maupun surat berharga suatu perusahaan. Kemudian penawar dan peminta modal jangka panjang tersebut dapat melakukan transaksinya dan mencapai kata sepakat
tanpa perlu bertatap muka layaknya pasar konvensional.
Universitas Sumatera Utara
4
Kalau diamati perkembangan pasar modal di negara-negara maju, ternyata pasar modal mempunyai peran yang sangat penting, baik dari sisi permintaan
modal oleh perusahaan, yang biasa disebut emiten atau dalam bahasa Ingggris-nya issuer, maupun isi penawaran oleh pemilik modal, yaitu masyarakat yang biasa
disebut investor. Sepertinya, keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan sehingga pasar modal dapat terus berkembang. Bahkan, pasar modal dijadikan
tolak ukur kemodernan. Artinya, suatu bangsa atau negara baru berhak menyandang predikat modern kalau pasar modalnya maju.
10
Salah satu kelebihan pasar modal adalah kemampuannya menyediakan modal dalam jangka panjang dan tanpa batas. Dengan demikian, untuk membiayai
investasi pada proyek-proyek jangka panjang dan memerlukan modal yang besar, sudah selayaknya para pengusaha menggunakan dana-dana dari pasar modal.
Sedangkan untuk membiayai investasi jangka pendek, seperti kebutuhan modal kerja, dapat digunakan dana-dana misalnya kredit dari perbankan.
11
10
Sarwidji Widoatmodjo, 1 Pasar Modal Indonesia : Pengantar dan Studi Kasus, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009, hal. 4.
11
Ibid.
Banyak negara yang menyadari bahwa pasar modal merupakan suatu sarana yang bernilai
positif dan produktif guna mendorong perekonomian negaranya masing-masing. Negara yang menganut paham sosialispun seperti RRC, dalam kehidupan
perekonomiannya sudah mengarah pada praktik yang umum terdapat di negara kapitalis. Di samping itu, pasar modal merupakan alternatif baru bagi para
pemodal untuk melakukan investasi. Dengan berbagai alternatif investasi yang
Universitas Sumatera Utara
5
telah ada seperti perbankan, properti, dan komoditi para pemodal dapat melakukan pilihan investasi secara tepat serta memberikan manfaat terbaik.
12
Di samping kelebihan seperti tersebut di atas, pasar modal juga masih memiliki manfaat lain. Pasar modal dapat menjadi sarana pengalihan resiko risk
diversification, dimana pengalihan resiko ini merupakan salah satu strategi investasi untuk menekan resiko, baik dari pihak issuer maupun pihak pemodal
tetapi tetap berpotensi menghasilkan keuntungan yang cukup bagi para pihak. Ada pula fungsi lainnya, yakni fungsi pasar modal dalam mekanisme alokasi modal
dan pemantauan korporasi, serta sebagai sarana bagi pemerintah untuk melaksanakan ekonomi pasar disamping memanfaatkan baik kebijakan fiskal
maupun moneter.
13
Hal-hal lain yang sangat penting adalah telah berlaku efektifnya Undang- Undang Pasar Modal, yakni Undang-Undang No. 8 Tahun 1995. Di dalam UU
No. 8 Tahun 1995 secara tegas mewajibkan setiap perusahaan yang menawarkan efeknya melalui pasar modal atau disebut emiten untuk mengungkapkan seluruh
informasi mengenai keadaan usahanya, termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen, dan harta kekayaan perusahaan full disclosure kepada
masyarakat karena pada prinsipnya membeli suatu barang janganlah seperti ‘membeli kucing dalam karung’. Tetapi barang yang dibeli haruslah jelas
wujudnya.
14
Namun demikian, untuk yang namanya tindakan membeli efek, maka sektor hukum mensyaratkan untuk keterbukaan disclosure lebih dari yang berlaku
12
Jusuf Anwar, Op.cit., hal. 3.
13
Ibid., hal 3-4.
14
Adrian Sutedi, Op.cit., hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
6
untuk membeli barang biasa. Cukup banyak pemikiran telah dicurahkan dan cukup banyak aturan main yang telah digulirkan hanya untuk menjain agar unsur
transparansi tersebut benar-benar muncul ke permukaan. Begitu pentingnya eksistensi dan kedudukan unsur keterbukaan disclosure dalam pasar modal
sehingga kalau belum bisa menjamin unsur keterbukaan ini, maka hukum pasar modal tersebut dianggap masih belum apa-apa. Dalam hal inilah diperlukannya
keterbukaan disclosure informasi di pasar modal karena informasi itu harus dijamin kebenarannya sehingga masyarakat pemodal dapat memahami keadaan
perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk membeli atau tidak membeli efek.
15
Di dalam pengertian keterbukaan disclosure, Bacelius Ruru menyebutkan bahwa keterbukaan disclosure adalah kewajiban perusahaan atau emiten untuk
menyampaikan laporan perusahaan, baik dalam bentuk laporan keuangan berkala maupun laporan kejadian penting lainnya. Informasi tersebut harus akurat, tepat
waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan.
16
“ Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.”
Menurut Pasal 1 ayat 15 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal :
17
15
Ibid.
16
Bacelius Ruru, “Pasar Modal Indonesia Pasca Deregulasi Paket Desember 1990”, Makalah Dalam Seminar Nasional Perkembangan Pasar Modal di Indonesia Pasca Deregulasi
Paket Desember 1990, Yogyakarta, 22 Januari 1994, hal. 16.
17
Pasal 1 Ayat 15 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Universitas Sumatera Utara
7
Dalam proses penawaran umum go public, emiten harus menyerahkan prospektus perusahaannya. Menurut Pasal 1 ayat 26 UU No. 8 Tahun 1995, yang
dimaksud dengan prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek. Artinya,
prospektus tersebut merupakan iklan yang berisi tentang pernyataan dan atau informasi yang dicetak dalam bentuk dokumen dan dipergunakan untuk
mempengaruhi calon pemodal, sehingga ia tertarik untuk membeli efek tersebut. Prospektus merupakan dokumen yang sangat penting bagi suatu perusahaan yang
baru pertama kali go public, dikarenakan masyarakat calon investor hanya dapat memperoleh informasi tentang perusahaan go public tersebut dari prospektus yang
dikeluarkan oleh emiten. Karena itulah, prospektus akan dibuat semenarik mungkin, baik desain dan
mutu bahan percetakannya maupun substansi isi informasi yang ingin disampaikan kepada investor. Meskipun prospektus tampak sangat menarik, tidak
ada yang menjamin kebenaran isi prospektus tersebut. Karena itulah Bapepam-LK Otoritas Jasa Keuangan selalu dan perlu menyatakan dalam setiap prospektus
yang dikeluarkan emiten bahwa Bapepam-LK Otoritas Jasa Keuangan tidak menjamin kebenaran isi prospektus.
18
Prospektus harus menyajikan paling tidak hal-hal berikut
19
1. Jadwal proses go public
.
2. Sejarah singkat perusahaan
3. Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga ADART
18
Sarwidji Widoatmodjo, Op.cit., hal. 62.
19
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
8
4. Para pengelola komisaris dan direksi
5. Struktur organisasi
6. Pendapat dari konsultan hukum
7. Pendapat dari penilai
8. Laporan keuangan, yang sudah diaudit akuntan publik :
a. Neraca
b. Laporan labarugi
c. Laporan perubahan modal
9. Proyeksi, yang dirinci per tahun
10. Kebijaksanaan deviden yang akan diambil emiten
11. Risiko, yaitu kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan perusahaan
tidak berhasil mencapai proyeksi sehingga menyebabkan investor akan merugi.
Jika dicermati hal-hal yang harus disajikan dalam prospektus diatas, beberapa informasi yang disajikan dalam dokumen prospektus merupakan hasil
kerja dari profesi penunjang dalam pasar modal, khususnya dalam hal penawaran umum perdana initial public offering. Bagi perusahaan yang hendak go public,
profesi penunjang pasar modal menjadi sangat penting karena profesi penunjang pasar modal ini akan membantu emiten dalam proses penawaran umum. Profesi
penunjang pasar modal tersebut, yaitu: 1.
Akuntan Publik 2.
Konsultan Hukum 3.
Perusahaan Penilai
Universitas Sumatera Utara
9
4. Notaris
Informasi yang disajikan oleh institusi dan profesi penunjang pasar modal tentang keadaan perusahaan emitencalon emiten merupakan hal yang sangat
fundamental di pasar modal, mengingat informasi tersebut merupakan sarana bagi investor untuk mengambil keputusan bagi investasinya.
20
Pada hakikatnya, Usaha Jasa Penilai adalah badan usaha yang berpredikat sebagai lembaga kepercayaan, wajib memberikan penilaian yang independen.
21
Perusahaan Penilai sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal mempunyai kedudukan yang cukup penting, karena lembaga ini berperan dalam menentukan
nilai wajar dan harta milik perusahaan. Nilai ini diperlukan sebagai bahan informasi bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi. Salah satu
tolok ukur yang dipergunakan untuk menilai keadaan perusahaan go public adalah dengan mengetahui seberapa jauh nilai harta tetap perusahaan bersangkutan.
Neraca juga mencerminkan harta kekayaan perusahaan baik harta tetap maupun aktiva lancar, tetapi nilainya didasarkan pada nilai buku. Nilai ini kiranya belum
mencerminkan nilai harta kekayaan sebagaimana dikehendaki oleh para investor di pasar modal. Umumnya, para investor menginginkan pengetahuan mengenai
nilai wajar perusahaan sebagai usaha yang berkelanjutan going concern.
22
Peran penilai antara lain
23
20
Jusuf Anwar, Op. cit., hal. 153.
21
Pasal 67 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64.
22
Jusuf Anwar, Op.cit., hal. 151.
23
Sarwidji Widoatmodjo, 2 Jurus Jitu Go Public, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004, hal. 79.
:
Universitas Sumatera Utara
10
a. Penilai berperan menilai keberadaan suatu barangbenda secara fisik dan
non fisik. Secara fisik berarti menilai berapa nilai barang tersebut jika dirupiahkan.
b. Dalam bentuk fisiknya, harta kekayaan dapat berupa harta tetap, harta tidak
tetap maupun yang tidak berwujud. Semua itu menjadi tanggung jawab penilai.
Aset merupakan harta kekayaan dari emiten sehingga perlu diberikan penilaian yang objektif dan terbuka. Sebab bagian inilah yang dibeli dan dibayar
oleh pemodal, atau yang dapat dijadikan agunan terhadap pinjaman dari pemodal. Dengan demikian, penilai bisa menentukan seberapa besar nilai kekayaan emiten.
Selanjutnya nilai kekayaan ini akan menentukan harga saham atau obligasi. Karena itu emiten sangat erat kaitannya dengan keberadaan penilai.
24
Hasil dari penilaian tersebut akan dilampirkan dalam dokumen prospektus emiten, untuk selanjutnya dijadikan bahan informasi oleh calon investor. Oleh
karena itulah profesi penilai diharapkan dapat bekerja secara transparan dan memberikan penilaian yang independen. Penilaian yang independen ini
diperlukan untuk menghindari tindakan penipuan informasi bagi calon investor oleh perusahaan yang akan go public , karena umumnya dalam mekanisme
penawaran umum perdana, emiten ingin menarik minat calon investor melalui nilai harta dan aset perusahaan yang besar. Padahal, pemodal menginginkan suatu
penilaian yang independen dan objektif atas aset-aset perusahaan, sehingga mereka merasa yakin bahwa mereka berinvestasi di perusahaan yang potensial.
24
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
11
Karena apabila seorang pemodal berinvestasi di perusahaan yang laporan penilaian asetnya tidak dapat dijamin transparansi dan independensinya, maka hal
ini akan menimbulkan kerugian yang besar dikemudian hari bagi pihak investor. Oleh karena itu sangat ditekankan penerapan prinsip transparansi oleh perusahaan
jasa penilai dalam melaksanakan tugasnya. Atas dasar itulah, penulis merasa perlu membahas lebih lanjut mengenai
Penerapan Prinsip Transparansi oleh Perusahaan Jasa Penilai Terkait Penawaran Saham Perdana.
B. Rumusan Masalah