20
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara studi pustaka library Research atau disebut dengan penelitian normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka yang disebut dengan data sekunder, berupa perundang- undangan, karya ilmiah para ahli, sejumlah buku-buku, artikel-artikel baik dari
surat kabar, majalah maupun media elektronik yangs emua itu dimaksudkan untuk memperoleh data-data atau bahan-bahan yang bersifat teoritis yang dipergunakan
sebagai dasar dalam penelitian. 4.
Analisis Data Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam skripsi ini termasuk ke dalam
tipe penelitian hukum normatif. Pengolahan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisis terhadap permasalahan yang dibahas. Analisis
data dilakukan dengan:
35
a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan
yang diteliti. b.
Memilih kaidah-kaidah hukumdoktrin yangs esuai dengan penelitian. c.
Mensistematisasikan kaidah-kaidah hukum, azas atau pasal atau doktrin yang ada.
d. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif kualitatif.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini meliputi :
35
Amiruddin Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 4.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II :
PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PENAWARAN SAHAM PERDANA
Berisikan tentang Tujuan Prinsip Keterbukaan, Proses Penawaran Saham Perdana, Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan sebelum
Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif, Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan pada Perdagangan Saham di Pasar Perdana oleh
Profesi Penunjang Pasar Modal, dan Prospektus. BAB III :
PELAKSANAAN PEKERJAAN PROFESI PENILAI DALAM KEGIATAN PENAWARAN SAHAM PERDANA
Berisikan tentang Profesi Penilai, Peraturan Jasa Penilai Berdasarkan Ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, dan Ruang
Lingkup Pekerjaan Jasa Penilai dalam Kegiatan di Pasar Modal. BAB IV :
IMPLEMENTASI PRINSIP TRANSPARANSI OLEH PERUSAHAAN JASA PENILAI TERKAIT PENAWARAN
SAHAM PERDANA Berisikan tentang Ketentuan Terkait Implementasi Prinsip
Transparansi oleh Perusahaan Jasa Penilai, dan Tanggung jawab Hukum Penilai terhadap Pelaksanaan Kegiatannya di Pasar Modal.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB V : PENUTUP
Bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB II PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PENAWARAN SAHAM PERDANA
A. Tujuan Prinsip Keterbukaan
Transparansi merupakan terminologi yang sangat penting dan prinsip yang fundamental dalam pasar modal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, transparansi diartikan sebagai : 1 sifat yang tembus cahaya; 2 nyata; 3 jelas, atau secara
umum memberikan arti tembus pandang. Transparansi, berlaku secara universal, dalam pasar modal internasional adalah merupakan suatu hal yang sangat mutlak
untuk dapat dilakukan oleh semua pihak. Berbeda dengan sektor perbankan dimana prinsip kerahasiaan bank adalah hal yang mutlak untuk ditaati, sektor
pasar modal menerapkan hal sebaliknya, disclosure atau keterbukaan adalah mutlak.
36
Penerapan prinsip keterbukaan dilakukan untuk mempertahankan potensi pasar modal yang menjadi salah satu sumber pembiayaan kegiatan
pembangunan dan menjadi alternatif investasi. Dengan adanya pengaturan mengenai prinsip keterbukaan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan
investor . Perusahaan secara institusional mempunyai tanggung jawab terhadap setiap informasi yang diberikannya kepada masyarakat sejak memperoleh izin
melakukan penawaran umum.
37
Dalam kegiatan pasar modal adalah kewajiban pihak-pihak dalam suatu penawaran umum untuk memerhatikan dan memenuhi prinsip keterbukaan
36
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, Ivan Yustiavandana, Arman Nefi, dan Adiwarman, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, hal. 225.
37
Sri Redjeki Hartono, Kapita Selekta Hukum Perusahaan, Semarang: Mandar Maju, 2000, hal. 55.
Universitas Sumatera Utara
24
Menurut UUPM Pasal 1 angka 25 disebutkan, yang dimaksud dengan keterbukaan disclosure adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi
material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut.
38
Informasi atau fakta material adalah informasi ataupun fakta penting yang relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek
pada bursa dan atau keputusan pemodalcalon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi ataupun fakta tersebut.
39
Emiten, perusahaan publik, atau pihak lain yang terkait wajib menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan tindakan atau efek
perusahaan tersebut pada waktu yang tepat kepada masyarakat dalam bentuk laporan berkala atau laporan peristiwa penting UUPM Pasal 86 Ayat 1. Emiten
wajib menyampaikan informasi secara lengkap dan akurat. Dikatakan lengkap kalau informasi yang disampaikan itu utuh, tidak ada yang tertinggal atau
disembunyikan, disamarkan, atau tidak menyampaikan apa-apa atas fakta material. Dikatakan akurat jika informasi yang disampaikan mengandung
kebenaran dan ketepatan. Kalau tidak memenuhi syarat tersebut, maka informasi dikatakan sebagai informasi yang tidak benar atau menyesatkan UUPM pasal 80
Ayat 1. Setiap pihak yang terkait diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian yang ditimbulkan akibat penyampaian informasi tersebut. UUPM pasal
38
Adrian Sutedi, Op.cit., hal. 98.
39
M. Irsan Nasarudin,dkk. , Op.cit., hal. 226.
Universitas Sumatera Utara
25
80 Ayat 1 menyebutkan pihak-pihak yang bisa dimintakan pertanggungjawaban sebagai liable person atas Pernyataan Pendaftaran adalah :
40
1. Pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran
2. Direktur atau komisaris emiten pada waktu Pernyataan Pendaftaran
dinyatakan efektif. 3.
Penjamin Pelaksana Emisi Efek. 4.
Profesi Penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan
Pendaftaran. Profesi penunjang pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam
pembuatan prospektus. Setiap informasi yang ada di dalam prospektus membutuhkan penanggung jawab secara profesional.
41
Pelanggaran terhadap pelaksanaan prinsip keterbukaan, Bapepam Otoritas Jasa Keuangan akan mengenakan sanksi administratif dan pidana.
42
Prinsip keterbukaan disclosure principle meliputi dua fase, yaitu masa sebelum listing dan masa sesudah listing. Fase sebelum listing di mulai pada saat
perusahaan ingin melakukan go public, dan proses go public itu sendiri sudah mengharuskan emiten terbuka. Keterbukaan masa sebelum listing umumnya
tercermin dari prospektusnya.
43
Prinsip-prinsip tersebut belum mendapat komitmen yang tegas dari Bapepam Otoritas Jasa Keuangan sehingga muncul banyak lubang untuk
40
Ibid.
41
Ana Rokhmatussa’dyah, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hal. 178.
42
Ibid.
43
Adrian Sutedi, Op.cit., hal. 98.
Universitas Sumatera Utara
26
diselewengkan oleh emiten. Prospektus bukan lagi merupakan sarana transparansi, tetapi lebih merupakan ajang untuk promosi, yang kecenderungannya adalah
memperindah informasi. Dipandang dari sudut format pengungkapan, yang seharusnya dilarang secara tegas adalah 1 keterangan yang salah, 2 keterangan
setengah benar, dan 3 sama sekali diam terhadap fakta material. Sedangkan yang dilarang dalam undang-undang pasar modal pada umumnya adalah pemalsuan dan
penipuan, pernyataan tidak benar atau menyembunyikan fakta, manipulasi pasar, insider traiding, dan larangan yang bersangkutan dengan reksa dana.
44
Memberikan informasi yang salah dan setengah benar berkaitan dengan kualitas informasi. Artinya, informasi yang disampaikan tidak akurat atau tidak
benar atau menyesatkan, yang semata-mata ditujukan sebagai kejahatan korporasi. Informasi demikian tidak akan memberikan gambaran dan penilaian yang
memadai bagi investor untuk mengambil keputusan melakukan pembelian atau penjualan saham. Penyampaian informasi yang tidak lengkap berkaitan dengan
kuantitas informasi. Informasi yang tidak lengkap tidak bisa dijadikan pedoman bagi investor untuk mengambil keputusan jual atau beli. Sedangkan sikap tidak
menyampaikan informasi apa-apa atas fakta material merupakan sikap yang tidak informatif dari emiten. Karena emiten menolak untuk memberikan penjelasan
mengenai peristiwa material.
45
Prinsip keterbukaan transparansi banyak mendapat benturan dengan budaya Indonesia, baik budaya yang tidak memberikan landasan yang kuat bagi
keterbukaan ataupun budaya korporasi Indonesia yang umumnya merupakan
44
Ibid.
45
M. Irsan Nasarudin,dkk. , Op.cit. hal. 227-228.
Universitas Sumatera Utara
27
perusahaan tertutup yang dimiliki antara bapak dan anak, adik-beradik dan mertua-menantu yang biasanya anti keterbukaan.
46
Keterbukaan pada masa setelah listing tercermin dalam laporan berkala yang wajib disampaikan oleh perusahaan publik kepada Bapepam Otoritas Jasa
Keuangan dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Di samping itu, perusahaan publik juga wajib menyampaikan laporan secara insidentil kasus
demi kasus kepada Bapepam Otoritas Jasa Keuangan dan mengumumkan kepada masyarakat tentang adanya peristiwa material yang dapat memengaruhi
harga efek selambat-lambatnya pada akhir kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut. Jadi, setiap perusahaan publik memang harus membuat laporannya.
Walaupun demikian, terdapat pengecualian mengenai keterbukaan ini, yaitu : 1 jatuhnya laba perusahaan yang diyakini hanya bersifat sementara dan tidak
signifikan, 2 informasi yang diduga keras dapat misleading, dan 3 kontrak yang oleh pihak mitra mensyaratkan ketertutupan untuk periode tertentu.
Beberapa ciri atau karakteristik dari prinsip keterbukaan transparansi adalah 1 prinsip ketinggian derajat akurasi informasi, 2 prinsip kelengkapan informasi,
serta 3 prinsip keseimbangan antara faktor positif dan faktor negatif.
47
Sebagai jiwa Pasar Modal, keterbukaan informasi tidak saja diwajibkan pada waktu perusahaan tersebut menawarkan efeknya kepada masyarakat pertama
kali, tetapi juga selama efek perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar
46
Adrian Sutedi, Loc.cit., hal. 98.
47
Ibid., hal. 98-99.
Universitas Sumatera Utara
28
sekunder.
48
Penekanan untuk mencermati pelaksanaan prinsip keterbukaan dalam pasar modal Indonesia adalah langkah yang tepat dilakukan, mengingat terdapatnya
berbagai masalah hukum yang timbul dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan tersebut. Jika diperhatikan secara mendalam, ternyata beberapa peraturan yang
terdapat dalam UUPM masih bersifat sumir atau tidak cukup terperinci. Undang- undang itu tidak mengatur secara terperinci mengenai standar penentuan informasi
yang mengandung fakta material. Hal ini penting sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk
mengambil keputusan.
49
Setidak-tidaknya ada tiga fungsi keterbukaan dalam pasar modal. Pertama, prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap
pasar. Tidak adanya keterbukaan dalam pasar modal membuat investor tidak percaya terhadap mekanisme pasar. Sebab prinsip keterbukaan mempunyai
peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi karena melalui keterbukaan bisa terbentuk suatu penilaian judgement
terhadap investasi, sehingga investor secara optimal dapat menentukan pilihan terhadap portofolio mereka. Makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan
investor untuk melakukan investasi makin tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi dapat menimbulkan ketidakpastian bagi
investor, dan konsekuensinya menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal.
50
48
Ibid., hal. 99.
49
Ibid., hal. 101.
50
Bismar Nasution, Keterbukaan dalam Pasar Modal, Jakarta: Program Pascasarjana UI, 2001, hal. 8.
Universitas Sumatera Utara
29
Kedua, prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Filosofi ini didasarkan pada konstruksi pemberian informasi secara
penuh sehingga menciptakan pasar modal yang efisien, yaitu harga saham sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia.
Dengan demikian prinsip keterbukaan dapat berperan dalam meningkatkan supply informasi yang benar, agar dapat ditetapkan harga pasar yang akurat. Hal ini
menjadi penting karena berkaitan dengan pasar modal sebagai lembaga keuangan yang beroperasi bedasarkan informasi. Tanpa informasi peserta pasar tidak dapat
mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan. Kalau informasi mengenai saham sedikit, maka investor yang melakukan investasi relatif kecil. Bisa juga
terjadi bahwa suatu saham yang kualitasnya baik akan tetapi mempunyai harga yang rendah dari semestinya. Hal ini dapat terjadi apabila informasi mengenai
saham tersebut tidak tersedia secara luas dan akurat. Dengan perkataan lain, informasi saham yang mutunya rendah dapat mengakibatkan harga saham itu
menjadi lebih rendah dari semestinya. Karena itu, untuk menjual saham pada pasar primer dan pasar sekunder, manajemen perusahaan harus menjaga pasar.
Artinya semua informasi yang relevan mengenai apa yang ada dan akan ada harus dikemukakan. Jika tidak mereka akan kehilangan kesempatan menjual
sahamnya.
51
Ketiga, prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan fraud. Sangat baik untuk dipahami ungkapan yang pernah diungkapkan Barry A.K.
Rider : “sun light is the best disinfectant and electric light the best policeman.”
51
Ibid., hal 8-9
Universitas Sumatera Utara
30
Dengan perkataan lain, Rider menyatakan bahwa “ more disclosure will inevitably discourage wrongdoing and abuse.”
52
. Selanjutnya dia menyatakan bahwa dalam pasar keuangan pendapat tersebut tidak perlu lagi dibuktikan, tetapi
lebih banyak bergantung pada informasi apa yang harus diungkapkan dan kepada siapa informasi itu disampaikan.
53
Menurut Bismar Nasution, setidaknya ada tiga tujuan keterbukaan disclosure dalam pasar modal, yang antara lain adalah sebagai berikut.
54
1. Memelihara kepercayaan publik investor terhadap pasar
Pelaksanaan prinsip keterbukaan guna meningkatkan kepercayaan investor atau publik terhadap pasar modal sangat penting untuk diperhatikan. Karena
apabila terjadi “krisis kepercayaan” atau “ketidakpercayaan” investor terhadap pasar modal dan perekonomian, maka investor menarik modal
mereka dari pasar. Akibatnya pasar dan perekonomian akan rusak secara keseluruhan. Dalam hal ini, kepercayaan investor sangat relevan ketika
munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal capital flight secara besar-
besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal bursa saham.
2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien
Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi anggota
52
Ibid., hal.9.
53
Ibid.
54
Ibid., hal.9-11.
Universitas Sumatera Utara
31
saham dan profesional pasar. Hal ini wajar karena mereka merupakan daya penggerak pasar yang efisien.
3. Memberi perlindungan terhadap investor
Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor, yang apabila dalam membuat perjanjian
pembelian saham oleh investor, kemudian terdapat penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyataan misreperesentation
informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat dari sisi ketentuan perjanjian sebagai mana diatur dalam KUHPerdata hanya sebatas
pembatalan perjanjian transaksi saham. Pencapaian tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor tersebut dapat terpenuhi,
sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung
fakta material. Dengan penyampaian informasi yang demikian kepada investor berguna untuk menghindarkan investor dari benuk-bentuk penipuan
atau manipulasi. UUPM Pasal 75 Ayat 1 menyebutkan bahwa Bapepam Otoritas Jasa
Keuangan wajib mempertahankan kelengkapan, kecukupan, objektivitas, kemudahan untuk dimengerti, dan kejelasan dokumen pernyataan pendaftaran
memenuhi prinsip keterbukaan. Pasal-pasal lain yang mendukung keterbukaan adalah Pasal 40, 72, 78, 79, 80, 81, 83, 84, 86, dan 87. Selanjutnya dalam UUPM
Pasal 75 Ayat 2, disepakati bahwa Bapepam Otoritas Jasa Keuangan tidak memberikan penilaian atas keunggulan dan kelemahan suatu efek no merit
Universitas Sumatera Utara
32
evaluation. Oleh karenanya pada kulit muka dari setiap prospektus, harus dinyatakan bahwa : “Bapepam tidak memberikan pernyataan menyetujui atau
tidak menyetujui efek ini, tidak juga menyatakan kebenaran atau kecukupan isi prospektus. Setiap perbuatan yang bertentangan dengan hal-hal tersebut adalah
perbuatan melanggar hukum.” Peraturan Nomor IX.C.2. Emiten dan Penjamin Pelaksana Emisi managing underwriter yang bertanggung jawab sepenuhnya
atas kebenaran semua informasi atau fakta material serta kejujuran pendapat yang tercantum dalam prospektus. Demikian juga Lembaga dan Profesi Penunjang
Pasar Modal dalam rangka penawaran umum turut pula bertanggung jawab atas kebenaran semua data dan keterangan atau laporan yang disajikan dalam
prospektus. Misalnya, akuntan publik atas laporan keuangan emiten, konsultan hukum atas legal opinion yang disajikan dalam prospektus, appraisal atas
penilaian terhadap aktiva tetap emiten. Penjamin Pelaksana Emisi ataupun Profesi Penunjang Pasar Modal tidak dapat dituntut ganti rugi atas kerugian yang diderita
pemodal, apabila mereka telah melakukan penilaian atau memberikan pendapatnya secara profesional berdasarkan norma pemeriksaan, prinsip-prinsip
dan kode etik masing-masing profesi, yang telah diberikan secara independen. Pada saat seorang investor membeli saham di pasar modal, dia sudah harus
mengetahui dengan pasti segala sesuatu tentang saham yang bersangkutan. Terutama yang harus diketahuinya adalah tentang segala sesuatu yang penting
berkenaan dengan perusahaan penerbit saham tersebut, yang disebut juga “emiten”, karena dari situlah pihak investor dapat memprediksi apakah saham
yang dibelinya itu bermutu atau tidak, sehingga apakah akan menguntungkan atau
Universitas Sumatera Utara
33
tidak jika dibeli. Oleh karenanya, hukum menempatkan kewajiban disclosure ini menjadi kewajiban yuridis, bahkan sering kali hal tersebut menjadi salah satu titik
fokus utama dari aturan-aturan hukum yang berkenaan dengan suatu pasar modal yang baik dan tertib.
55
Keterbukaan wajib harus ditegakkan sesuai dengan peraturan pasar modal yang mengatur keterbukaan harus dilaksanakan dengan prinsip ketinggian derajat
akurasi informasi dan derajat kelengkapan informasi secara fair. Sebaliknya peraturan pasar modal melarang penipuan atas pemberian informasi yang salah,
kebenaran yang tidak lengkap dan diam sama sekali terhadap informasi. Pelarangan terhadap pemberian informasi yang tidak akurat tersebut bertujuan
agar informasi tidak menyesatkan investor dan tidak merusak harga saham. Harga saham yang akurat berkaitan dengan keakuratan informasi yang diterima investor
pada saat pengambilan keputusan dalam perdagangan saham.
56
B. Proses Penawaran Saham Perdana