1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia usaha saat ini semakin ketat. Perusahaan dituntut agar lebih kompetitif dalam menjalankan usahanya. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan cara membuat capital budgeting yang cermat dalam suatu kegiatan investasi. Perencanaan capital budgeting yang baik
akan membuat perusahaan tidak melakukan investasi yang berlebihan atau kurangnya investasi guna meminimalkan tingkat risiko yang akan terjadi dan
memaksimalkan laba perusahaan. Pendekatan untuk masalah capital budgeting banyak sekali parameternya,
antara lain adalah: Net Present Value , Internal Rate of Return
, Payback Period
, dan Modified Internal Rate of Return . Parameter-
parameter tersebut biasa digunakan untuk estimasi kualitas dan yang paling banyak digunakan adalah
dan Sevastjanov et. al., 2006.
Penelitian ini hanya didasarkan pada analisis dan IRR. NPV
dirumuskan Sevastjanov et. al., 2006 sebagai berikut: 1.1
adalah discount rate, adalah produksi tahun pertama,
adalah investasi tahun terakhir,
adalah modal investasi tahun , adalah arus kas
masuk pada tahun , adalah waktu dari proyek investasi. Biasanya, discount rate bernilai sama dengan interest rate bank di negara tempat berinvestasi atau nilai
2
lain yang berhubungan dengan profit rate dari modal investasi yang lain. Ekonomi dasar dari
dapat dijelaskan sebagai berikut: alternatif dari proyek analisa, deposito dalam beberapa bunga bank didistribusikan pada waktu yang sama
seperti pertimbangan analisa investasi. Semua keuntungan yang dihasilkan juga didepositokan dengan tingkat bunga yang sama. Jika discount rate sama dengan
, investasi akan memberikan jumlah pendapatan yang sama dengan deposito sehingga keduanya sama secara ekonomi. Jika discount rate bank yang
sebenarnya kurang dari , investasi pada sebuah proyek lebih diutamakan.
Karena itu adalah threshold discount rate membagi efektif dan inefektif
proyek investasi. Nilai adalah solusi untuk mencari dari persamaan non
linear Sevastjanov et. al., 2006 sebagai berikut: 1.2
Estimasi dengan sering digunakan sebagai langkah awal dari analisis
keuangan. Hanya proyek dengan tidak di bawah nilai batasan, contoh: 15-
20, dapat dipilih untuk pertimbangan lebih lanjut. Ada dua permasalah dalam capital budgeting. Yang pertama, akar ganda
pada persamaan 1.2 yang dikenal sebagai masalah berganda. Permasalahan
kedua adalah negatif Pavel Sevastjanov et. al., 2006. Masalah akar
berganda muncul ketika terjadi negatif cash flow setelah memulai investasi. Pada kenyataannya, kejadian negatif cash flow setelah investasi awal biasanya
diperlakukan sebagai force majeur local atau bahkan kegagalan proyek total. Itu sebabnya kenapa pada tahap perencanaan, investor berusaha menghindari segala
3
kemungkinan munculnya negatif cash flow, kecuali pada kasus ketika mereka berhubungan dengan proyek jangka panjang yang mengandung beberapa fase
lihat gambar 1.1 yang merupakan proyek dua fase biasa. Setelah investasi awal, proyek memberikan keuntungan yang dapat dipertimbangkan pada waktu
sebagian dari jumlah arus kas masuk dan mungkin tambahan produk bank diinvestasikan sekali lagi.
Gambar 1.1
Proyek Investasi 2 Fase Sumber: Sevastjanov et. al. 2006
Faktanya, investor membeli alat produksi yang baru dan gedung menciptakan perusahaan baru dan dalam sudut pandang investor proyek baru
dimulai. Mudah untuk diketahui bahwa investor kreditor yang tertarik dalam pembayaran ulang dari kredit selalu menganalisa bagian
dan . Hal
tersebut hanyalah rencana investasi rutin, tidak ada pertimbangan teoritis yang dapat ditemukan dalam buku keuangan. Disisi lain, pemisahan baik dari proyek
yang berbeda menunjukkan naluri ekonomi dari modal investasi menjadi lebih
4
baik. Bahkan jika kita lihat proyek dua fase sebagai satu kesatuan, kita sering mendapatkan
terjadi dengan dua akar yang sangat berbeda sehingga tidak mungkin dibuat satu keputusan. Sehingga kita dapat mengatakan bahwa masalah
nilai ganda hanya terjadi pada teori tidak pada kenyataan dari modal
investasi. Karena itu, hanya kasus ketika persamaan 1.2 mempunyai akar tunggal yang akan dianalisa pada penelitian ini. Sama dengan sebelumnya,
masalah nilai negatif sepertinya hanya buatan saja. Jelas bahwa, proyek
investasi apapun dengan invesmen negatif harus ditolak pada tahap perencanaan. Fokus dari penelitian ini adalah saat ini pendekatan konvensional dari
evaluasi ,
, dan parameter keuangan lainnya mendapat banyak kritikan, karena arus kas masuk masa mendatang
, modal investasi dan tingkat
adalah parameter yang tak tentu. Ketidaktentuan ini dari capital budgeting berbeda dari kasus di mana pembagian ramalan harga tidak dapat dideskripsikan
dalam teori probabilitas. Dalam modal investasi, seseorang biasanya berhadapan dengan rencana bisnis jangka panjang sebagai kenyataan. Dalam kasus tertentu,
deskripsi dari ketidaktentuan dengan menggunakan kerangka konvensional metode probabilitas yang biasanya tidak dapat dilakukan karena tidak terdapat
informasi objektif tentang probabilitas kejadian di masa depan sehingga yang benar-benar tersedia pada kasus ini adalah perkiraan para ahli. Pada situasi dunia
nyata, investor atau para ahli yang terlibat dapat memprediksi secara yakin hanya interval nilai
dan yang mungkin dan kadang-kadang nilai yang paling diharapkan dalam interval ini. Karena itu dalam dua dekade terakhir penggunaan
5
dari interval aritmatik dan teori himpunan fuzzy dalam budgeting diobservasi dan dengan alasan itu penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini.
Fuzzy budgeting digagas oleh T.L. Ward dan J.U. Buckley dan telah banyak mengalami pengembangan setelah itu. Bahkan saat ini dapat dikatakan
hampir semua masalah estimasi fuzzy telah terselesaikan, tetapi masalah
menarik dan penting dari project risk assessment menggunakan fuzzy dapat
prioritas utama Sevastjanov et. al., 2006. Masalah yang tidak terselesaikan adalah estimasi fuzzy IRR. Di mana
persamaan 1.2 terdapat ekspresi yang tidak dapat diterapkan pada kasus fuzzy karena sisi kiri persamaan 1.2 adalah fuzzy, dan sisi kanan 0 adalah tegas crisp
dan persamaan ini tidak mungkin karena persamaan 1.2 tidak memiliki arti tidak dapat diterapkan dari sudut pandang fuzzy.
Metode untuk estimasi fuzzy yang diajukan adalah di mana -cut
yang merepresentasikan bilangan fuzzy digunakan. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa himpunan persamaan untuk penentuan
pada setiap level- dapat dituliskan Sevastjanov et. al., 2006 sebagai berikut:
1.3 Di mana
, adalah representasi interval tegas dari fuzzy cash flow pada level- . Dari persamaan 1.3 semua interval tegas
menyatakan nilai fuzzy dapat ditemukan. Sayangnya
terdapat sedikit kesalahan pada persamaan 1.3. Dengan menggunakan aturan
6
aritmatik sederhana, interval tegas kanan adalah representasi dari persamaan 1.2 pada level- harus ditulis Sevastjanov et. al., 2006 sebagai berikut:
1.4 Dari persamaan 1.4 tidak mungkin didapatkan interval
, tetapi ketegasannya dapat dicapai. Masalah lain yang tidak terdapat pada litelatur
adalah mengoptimalkan cash flows. Selanjutnya penelitian ini terdiri atas bagian- bagian sebagai berikut: yang pertama, sebuah metode untuk estimasi fuzzy
dijelaskan dan kemungkinan dari pendekatan pada estimasi risiko. Selanjutnya, sebuah metode untuk solusi tegas persamaan 1.2 untuk masalah fuzzy cash flows
digunakan untuk mengoptimalkan cash flows yang memaksimalkan profit dan meminimalkan resiko.
Penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sevastjanov et. al. 2006. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah: pertama, penelitian sebelumnya hanya menekankan hasil perhitungan capital budgeting pada satu nilai saja sehingga pada kenyataannya sulit
diterapkan. Kedua, arus kas masuk masa mendatang, modal investasi dan tingkat diskonto adalah parameter yang tak tentu sehingga depenelitian dari
ketidaktentuan tersebut sulit dilakukan dengan metode probabilitas karena tidak terdapat informasi objektif tentang probabilitas kejadian di masa depan Junardy
dkk., 2005 Fuzzy logic adalah sistem logika baru yang banyak sekali manfaatnya
antara lain pada capital budgeting. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian pada penelitian ini dengan judul
“Penerapan Fuzzy logic pada Capital Budgeting
7
untuk Mengevaluasi dan Mengoptimalkan Proyek Investasi Studi Kasus pada PT. Maruyung Permai
”. B.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana perhitungan capital budgeting konvensional dengan menggunakan pendekatan
dan ?
2. Bagaimana perhitungan fuzzy capital budgeting dengan menggunakan
pendekatan dan
? 3.
Apakah penerapan fuzzy logic pada capital budgeting dengan pendekatan dan
dapat memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan capital budgeting konvensional?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian