57
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data, maka penulis mengambil kesimpulan yaitu:
1. Pada perhitungan capital budgeting konvesional penulis mendapatkan hasil
sebagai berikut: NPV I = Rp Rp 1,459,413,778 sedangkan NPV II = Rp 6,324,321,523, IRR I = 3,61591 sedangkan IRR II = 170,18274, dan risiko
kedua fase tersebut adalah 24 . 2.
Pada perhitungan fuzzy capital budgeting penulis mendapatkan hasil dalam bentuk interval berupa: hasil yang paling tidak diharapkan, hasil minimum
yang diharapkan, hasil maksimum yang diharapkan, dan hasil yang paling diharapkan sebagai berikut:
a. NPV I: Rp
3.776.674.780,65, Rp 2.190.922.009,85, Rp 536.146.562,53, dan Rp 1.204.591.201,12. Sedangkan
NPV II: Rp
4.721.713.023,71; Rp 5.773.061.485,04; Rp 6.877.534.012,71; dan Rp 8.045.971.145,79
b. Untuk IRR fase I: IRRmin 3,70831; IRRmax 3,70495; IRRm
3,70663; dan Rr 2,0180200. Sedangkan Untuk IRR fase II: IRRmin 161,53335; IR max 160,81883; IRRm 161,17609; dan Rr
0,7242399. c.
Risiko untuk fase I sebesar 31,48524 sedangkan untuk risiko fase II sebesar 31,54604 .
58
3. Pada penelitian ini belum bisa dikatakan perhitungan yang satu paling baik
daripada perhitungan yang lain, hanya saja nilai dari perhitungan fuzzy capital budgeting dapat dianggap lebih relevan dalam aplikasinya, karena perhitungan
tersebut memberikan nilai hasil dalam bentuk interval-interval sehingga target yang diharapkan paling tidak berada masih pada interval tersebut. Berbeda
jika hasil perhitungannya hanya mempunyai satu nilai saja, maka dalam aplikasinya, besar kemungkinan target yang diharapkan meleset dari nilai
yang diprediksikan.
B. Implikasi
Implikasi yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah: 1.
Penerapan fuzzy logic pada capital budgeting dapat memberikan hasil yang lebih relevan pada aplikasinya karena memiliki interval kisaran nilai dari
target yang ingin dicapai bagi suatu perusahaan. 2.
Penerapan fuzzy logic pada capital budgeting dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam mengevaluasi dan mengoptimalkan proyek investasi karena
pengukuran terhadap parameter tak tentu masa depan dapat dicapai. 3.
Bagi perusahaan, penerapan fuzzy logic pada capital budgeting dapat dijadikan metode penyempurna dari parameter NPV dan IRR sehingga dapat
memberikan keputusan investasi yang lebih baik dan relevan.
C. Keterbatasan