Mahkamah Konstitusi Modul Integrasi Nilai dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Administrasi Peradilan | ICJR modul ham dasar

Mengapa pelanggaran Hak Asasi Manusia tidak ditangani secara khusus oleh pengadilan Hak Asasi Manusia? Seperti diuraikan pada penjelasan ringkas tentang Mekanisme Penegakan Hak Asasi Manusia masalah Hak Asasi Manusia meliputi semua aspek kehidupan. Penanganan persoalah Hak Asasi Manusia tidak bisa mengandalkan salah satu kementerian atau peradilan. Setelah negara mengkriminalisasi pelanggaran Hak Asasi Manusia dalam hukum perdata atau pidana maka kewajiban pengadilan yang sesuai yang selanjutnya akan menyelesaikan semua tindak pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kewajiban negara adalah memastikan bahwa setiap pelanggara Hak Asasi Manusia tersebut mendapat penyelesaian yang sesuai. Seperti disampaikan pada bagian ringkasan materi sebelumnya bila terhadap setiap pelanggaran Hak Asasi Manusia negara tidak melakukan penindakan atau membiarkan pengadilannya tidak melakukannya maka, negara tersebut kemudian tidak melakukan kewajibannya dan pelanggaran Hak Asasi Manusia terjadi.

2. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi MK adalah konsekuensi dari Amendemen Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan oleh Mejelis Permusyawaratan Rakyat MPR pada 9 Novem- ber 2001. Salah satu perubahan mendasar pada Amendemen Ketiga UUD 1945 adalah diterimanya salah satu ketentuan-ketentuan tentang Mahkamah Konstitusi pada Pasal 24 ayat 2, Pasal 24C, dan Pasal 7B. Pada 2003 disahkan UU 242003 tentang Mahkamah Konstitusi yang menjadi landasan berdirinya Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi berperan sangat penting sebagai arena pengujian semua undang-undang yang dianggap berseberangan dengan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia. Keberadaan Mahkamah Konstitusi penting dalam penerapan prinsip-prinsip checks and balances dalam penyelenggaraan negara. Mahkamah Konstitusi menempatkan semua lembaga negara dalam kedudukan setara sehingga terdapat keseimbangan dalam penyelenggaraan negara. Keberadaan Mahkamah Konstitusi merupakan langkah nyata untuk dapat saling mengoreksi kinerja antar lembaga negara Penjelasan Umum UU 24 2003. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga negara yang menjadi salah satu pelaku kekuasaan kehakiman Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu pelaku kekuasaan kehakiman, di samping Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat 1 dan ayat 2 UUD 1945. Mahkamah Konstitusi berdiri secara merdeka bebas dari campur tangan pihak lain. Mahkamah Konstitusi berperan penting dalam usaha menegakkan Konstitusi dan prinsip negara hukum. 55 Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 sembilan orang anggota Hakim Konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hakim Konstitusi terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan 7 tujuh orang anggota. Mereka adalah pejabat Negara. Hakim konstitusi hanya dapat dikenakan tindakan kepolisian atas perintah Jaksa Agung setelah mendapat persetujuan tertulis Presiden, kecuali dalam hal bila tertangkap tangan melakukan tindak pidana atau berdasarkan bukti permulaan yang cukup disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara. Berdasarkan Pasal 24C ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 Mahkamah Konstitusi berwenang untuk : a. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo- nesia Tahun 1945; b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c. Memutus pembubaran partai politik; d. Memutus perselisihan hasil pemilihan umum; dan e. Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden danatau Wakil Presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, danatau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Putusan Mahkamah Konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir bersifat final untuk : a. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo- nesia Tahun 1945; b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c. Memutus pembubaran partai politik; dan d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah Konstitusi hanya dapat menguji Undang-Undang yang diundang setelah perubahan Undang-Undang Dasar 1945. Pemohon pengujian Undang-Undang dapat dilakukan oleh warga negara Indonesia perorangan, kesatuan masyarakat hukum adat, badan hukum publik atau privat atau lembaga negara. Pemohon dalam perkara sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar 1945 hanya terbatas lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Namun, Mahkamah Agung MA tidak dapat menjadi pihak dalam sengketa kewenangan ini. 56 Dalam perkara pembubaran partai politik hanya satu pihak yang dapat mengajukan permohonan yaitu Pemerintah. Pemerintah harus memiliki bukti-bukti bahwa partai politik yang dimohonkan dibubarkan memiliki ideologi, asas, tujuan, program, dan kegiatan partai politik yang bersangkutan, yang dianggap bertentangan dengan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam perkara perselisihan hasil pemilihan umum pihak yang dapat mengajukan permohonan adalah perorangan WNI calon anggota DPD peserta pemilihan umum, pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden peserta pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, dan partai politik peserta pemilihan umum. Sementara dalam perkara pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden danatau Wakil Presiden yang dapat mengajukan permohonan hanya DPR. DPR harus memberikan bukti-bukti tentang dugaan Presiden danatau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; danatau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden berdasarkan UUD 1945.

B. Lembaga Berperan dalam Mekanisme Luar Pengadilan

1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia