Penjelasan Ringkas PENEGAKAN HAM MELALUI MEKANISME DI LUAR MEKANISME
PENGADILAN
1. Alternatif Penyelesaian Sengketa di luar Pengadilan dan Mediasi Komnas HAM
UU No. 301999 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa memperkenalkan bentuk-bentuk penyelesaian sengketa dalam sistem hukum Indonesia. Berikut ini adalah pokok-pokok
berbagai macam alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan:
28
a. Konsultasi
Konsultasi merupakan tindakan yang bersifat “personal” antara suatu pihak tertentu, yang disebut “klien” dengan pihak lain, “konsultan”. Konsultan memberikan
pendapatnya kepada klien untuk memenuhi keperluan dan kebutuhan klien. Tidak ada keharusan bagi klien untuk mengikuti pendapat konsultan. Penyelesaian tetap
diserahkan pada para pihak. Kadang konsultan juga diberikan kesempatan untuk merumuskan bentuk-bentuk penyelesaian sengketa yang dikehendaki para pihak
yang bersengketa tersebut.
b. Negosiasi dan Perdamaian
Negosiasi mirip dengan perdamaian sebagaimana diatur Pasal 1851 sampai dengan 1864 KUHPerdata. Perdamaian adalah suatu persetujuan antara kedua belah pihak.
Persetujuan dapat berupa dengan menyerahkan, menjanjikan, atau menahan suatu barang, mengakhiri suatu perkara yang sedang bergantung atau mencegah
timbulnya suatu perkara.
Negosiasi dan perdamaian mengandung beberapa perbedaan. Tenggat penyelesaian melaui negosiasi paling lama 14 hari. Negosiasi juga harus dilakukan dalam bentuk
pertemuan langsung oleh dan di antara para pihak yang bersengketa. Negosiasi merupakan salah satu lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang dilaksanakan
di luar pengadilan, sedangkan perdamaian dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
c. Mediasi
UU 301999 tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa mendefinisikan mediasi sebagai kesepakatan tertulis para pihak. Sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui
bantuan “seorang atau lebih penasehat ahli” maupun melalui seorang mediator.
71
28
Sumber : Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, YLBHI, 2006.
Kesepakatan yang dihasilkan dalam suatu proses mediasi yang dibuat dalam bentuk tertulis, bersifat final dan mengikat para pihak. Kesepakatan wajib didaftarkan di
Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak waktu penandatanganan. Kesepakatan tersebut wajib dilaksanakan dalam waktu paling
lama 30 hari sejak pendaftaran.
d. Konsiliasi dan Perdamaian