Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia dalam Kontitusi kita

2. Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia dalam Kontitusi kita

Sesungguhnya Konstitusi kita telah mengatur Hak Asasi Manusia dan menjamin terwujudnya prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia, hal ini antara lain terlihat pada Pasal 28 I. Selanjutnya tabel diatas menunjukkan pula bahwa Konstitusi kita memuat baik hak sipil, politik maupun hak ekonomi, sosial dan budaya. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Konstitusi kita mengakui, sebagaimana hukum internasional Hak Asasi Manusia, bahwa dua jenis hak tersebut tidak dapat dibagi Indivisible, saling bergantung interde- pendent dan saling berhubungan interelated. Berdasarkan prinsip-prinsip yang diakui dan dimuat dalam Konstitusi kita ini, maka pelaksanaan dua jenis hak tersebut sama pentingnya. Harus ditekankan pula, bahwa dengan demikian, pelaksanaan satu jenis hak tidak dapat mengorbankan trade off jenis hak yang lain. Selain itu, Pasal 28I ayat 2 Konstitusi kita memuat secara ekplisit ketentuan hak untuk bebas “dari perlakukan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”. Hal ini menegaskan prinsip Hak Asasi Manusia lain yaitu prinsip non-diskriminasi. Konstitusi kita juga memuat pengakuan terhadap hak-hak kolektif sebagaimana pengakuan terhadap hak-hak individu. Hak kolektif adalah hak yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat 7 . Salah satu contoh pengakuan terhadap hak kolektif dalam Konstitusi kita adalah Pasal 28C ayat 2 “setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya”. Walaupun tidak secara eksplisit memuat definisi Hak Asasi Manusia sebagi karunia Tuhan Yang Maha Esa, namun demikian, kita juga dapat melihat bahwa konstitusi kita secara implisit mengakui salah satu prinsip penting yaitu tidak dapat dicabutnya Hak Asasi Manusia. Hal ini jejaknya dapat kita lihat pada ketentuan mengenai hak-hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun non-derogable rights, yakni Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut. Konstitusi kita menyatakan dengan tegas bahwa pembatasan Hak Asasi Manusia tidak dapat dilakukan secara semena-mena dan hanya dapat dilakukan berdasarkan klausul pembatas yang diatur dalam Konstitusi dengan berdasarkan undang-undang dalam suatu masyarakat demokratis. 1 HRIGEN1Rev.7, Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Komentar Umum No. 3 mengenai Sifar-Sifat Kewajjiban Negara, paragraf 9 18 19 Prinsip-prinsip di atas sesuai dengan prinsip-prinsip sebagaimana ada dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Namun demikian, oleh karena Konstitusi kita hanya mengatur dan untuk negara kita, prinsip universalitas Hak Asasi Manusia tidak dinyatakan secara ekplisit dalam Konstitusi kita. Contoh Prinsip HAM yang termuat dalam Peraturan Perundang-undangan Indonesia Hukum Nasional dan sandingannya dengan Hukum Internasional: Non Diskriminasi Amandemen UUD 1945 Pasal 28 I 2 Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan: “Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individu atau kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya”. Pengesahan UU No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Definisi diksriminasi dalam UU ini: Diskriminasi ras dan etnis adalah segala bentuk pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan berdasarkan pada ras dan etnis, yang mengakibatkan pencabutan atau pengurangan pengakuan, perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya Pasal 1, Ketentuan Umum Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Pasal 1 dan Pasal 2 paragaraf I ”Semua manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal budi dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu dengan yang lain” Pasal 1 “Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang tercantum dalam Deklarasi ini tanpa pembedaan dalam bentuk apa pun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, keyakinan politik atau keyakinan lainnya, asal usul kebangsaan dan sosial, hak milik, kelahiran atau status lainnya” Pasal 2 paragraf 1 Non Diskriminasi Ketentuan Hukum Internasional Prinsip HAM Ketentuan Hukum Nasional

3. Hak-hak yang tidak Dapat Dikurangi dalam Keadaan Apapun