Dalam perkara pembubaran partai politik hanya satu pihak yang dapat mengajukan permohonan yaitu Pemerintah. Pemerintah harus memiliki bukti-bukti bahwa partai
politik yang dimohonkan dibubarkan memiliki ideologi, asas, tujuan, program, dan kegiatan partai politik yang bersangkutan, yang dianggap bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dalam perkara perselisihan hasil pemilihan umum pihak yang dapat mengajukan permohonan adalah perorangan WNI calon anggota DPD peserta pemilihan umum,
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden peserta pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden, dan partai politik peserta pemilihan umum.
Sementara dalam perkara pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden danatau Wakil Presiden yang dapat mengajukan permohonan hanya DPR. DPR harus
memberikan bukti-bukti tentang dugaan Presiden danatau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; danatau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden danatau Wakil Presiden berdasarkan UUD 1945.
B. Lembaga Berperan dalam Mekanisme Luar Pengadilan
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara. Komnas HAM memiliki fungsi untuk
melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi Hak Asasi Manusia.
Komnas HAM lahir untuk memenuhi tujuan pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB
serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Komnas HAM juga bertujuan untuk meningkatkan perlindungan dan penegakan Hak Asasi Manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
Pertama kali Komnas HAM berdiri pada 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Karena kebutuhan penguatan
Komnas HAM sejak 1999 pengaturan Komnas HAM berdasarkan UU 391999 tentang HAM.
57
Komnas HAM memiliki empat tugas yaitu pengkajian dan penelitian, pendidikan dan penyuluhan, pemantauan dan mediasi.
Pengkajian dan penelitian yang dilakukan Komnas Hak Asasi Manusia diantaranya dalam lingkup pengembangan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan atau ratifikasi
instrumen internasional Hak Asasi Manusia. Berdasarkan pengkajian dan penelitian, Komnas HAM memberikan rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan, dan
pencabutan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia;
Dalam tugas lain yaitu pendidikan dan penyuluhan yang dilakukan Komnas HAM melakukan kegiatan yang bertujuan peningkatan kesadaran Hak Asasi Manusia. Kegiatan
ini dilakukan melalui lembaga pendidikan formal dan non formal serta berbagai kalangan.
Komnas HAM juga melakukan pemantauan pengamatan pelaksanaan Hak Asasi Manusia. Komnas HAM melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul
dalam masyarakat yang berdasarkan sifat atau lingkupnya patut diduga terdapat pelanggaran Hak Asasi Manusia.
Dalam perkara tertentu Komnas HAM dapat melakukan penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. Komnas HAM menjadi
mediator dalam permainan kedua belah pihak. Komnas HAM menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada Pemerintah untuk ditindaklanjuti
penyelesaiannya. Komnas HAM juga menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
untuk ditindaklanjuti.
Di samping kewenangan menurut UU No 39 Tahun 1999, Komnas HAM juga berwenang melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat. Kewenangan
ini berasal dari UU 262000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Untuk perkara yang terjadi sebelum UU 262000 diundangkan tim penyelidikan pelanggaran Hak Asasi
Manusia berat Komnas HAM berbentuk tim ad hoc yang terdiri atas Komnas HAM dan unsur masyarakat. Untuk peristiwa setelah UU 262000 keluar penyelidikan dilakukan
oleh tim penyelidikan pelanggaran yang berat.
Dalam perkembangannya, Komnas HAM diberikan fungsi tambahan sebagai pengawas sebagaimana dimandatkan didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang
Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
Komnas HAM terdiri dari anggota yang dipilih oleh DPR usulan panitia seleksi. Panitia seleksi bersifat independen meski dibentuk oleh Sidang Paripurna Komnas HAM. Hasil
uji kelayakan dan kepatutan, DPR menyerahkan nama-nama yang lolos untuk diresmikan oleh Presiden.
58
Komnas HAM terdiri dari anggota yang dipilih oleh DPR berdasarkan usulan Komnas HAM. Dalam melakukan seleksi terhadap calon anggota Komnas HAM, Komnas HAM
membentuk panitia seleksi yang independen berdasarkan keputusan sidang Paripurna Komnas HAM. Selanjutnya, setelah menerima usulan dari Komnas HAM, DPR melakukan
uji kepatutan dan kelayakan fit and proper test guna mendapatkan anggota Komnas HAM dan selanjutnya diteruskan kepada presiden guna dilakukan pengangkatan atau peresmian
oleh Presiden selaku Kepala Negara.
2. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban