BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dermatitis kontak akibat kerja merupakan suatu keadaan kulit yang disebabkan oleh paparan yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini terjadi pada
pekerja yang terpapar pada bahan-bahan iritatif, alergenik atau faktor fisik khusus di tempat kerja.
Dermatitis kontak akibat kerja dijumpai sebanyak 90 dari semua kasus kelainan kulit yang berhubungan dengan pekerjaan. Prevalensi penyakit ini yang
sebenarnya masih tidak diketahui karena banyak pekerja yang tidak mencari pengobatan jika mengalami dermatitis ringan. Dermatitis ini dapat dibagi menjadi
dermatitis kontak iritan DKI, yang terjadi dalam 80 dari kasus dan dermatitis kontak alergi DKA sebanyak 20 dari kasus dermatitis akibat kerja. Pada
kebanyakan kasus, kedua tipe ini tampak sebagai lesi eksematosa pada bagian tubuh yang terpapar, terutama tangan.
1
Pekerja salon memiliki risiko dermatitis sebagai akibat paparan kerja terhadap berbagai bahan kimia.
2
3-7
Dermatitis tangan DT merupakan penyakit kulit yang sangat umum pada pekerja salon dan pemangkas rambut.
3,8
Dermatitis ini merupakan dermatitis yang terlokalisasi di jari-jari atau sela-sela jari tangan,
punggung tangan atau telapak tangan, ditandai dengan gatal, eritema, vesikel danatau papul dan skuama. Tipe dermatitis yang lebih kronis tampak dengan
eritematosa, skuama, fisura danatau likenifikasi juga termasuk di dalamnya. Dermatitis ini setidaknya memiliki durasi penyakit paling sedikit selama 2 hari.
9
Universitas Sumatera Utara
DT non spesifik dapat disebabkan oleh lingkungan, pekerjaan, dan faktor endogen, mencakup faktor genetik yang tidak diketahui. Penyebab paling umum
DT adalah paparan iritan. Riwayat dermatitis atopik DA atau DA yang sedang dialami dan faktor genetik memiliki peranan dalam perkembangan DT. DT pada
pekerja salon merupakan salah satu bentuk umum dermatitis kontak akibat kerja.
10
Prevalensi DT diantara populasi umum diperkirakan sebesar 2-9, walaupun suatu studi akhir-akhir ini menyatakan prevalensinya 17 pada
populasi manajemen perawatan Amerika, sedangkan yang lain menemukan prevalensi di atas 50 pada pekerjaan tertentu.
11
Penelitian di Nigeria pada tahun 2009 didapati prevalensi DT sebesar 5, sedangkan prevalensi di kalangan
pekerja salon di Inggris didapati sebesar 38,6 dan di Itali sebesar 12,5.
12
Pada penelitian sebelumnya di Swedia, ditemukan prevalensi sebesar 17-42 DT pada
pekerja salon.
13
Prevalensi DT pada pekerja salon dalam penelitian di Denmark dan Australia pada tahun 2004 dan 2006 adalah antara 35 dan 49,4.
Beberapa penelitian pada orang dewasa telah menunjukkan suatu hubungan antara DT dan alergi nikel.
4
9
Nikel merupakan alergen kontak yang paling umum. Hipersensitifitas kontak terhadap nikel merupakan penyebab paling
umum dan paling utama terhadap terjadinya dermatitis kontak, dan prevalensinya meningkat secara konstan.
14,15
Nikel ditemukan di kulit bumi dan di air, dan merupakan mikroelemen penting untuk homeostasis manusia. Sejak ditemukan
pada abad ke-18, nikel merupakan salah satu logam yang paling luas tersebar dan digunakan di dunia seperti logam campuran, campuran perak, lempeng besi, dan
baja.
15
Universitas Sumatera Utara
Alergi terhadap nikel masih banyak ditemukan di populasi wanita Eropa. Individu dengan alergi nikel memiliki risiko tinggi untuk mengalami dermatitis
tangan, yakni suatu kelainan yang berhubungan dengan peningkatan biaya perawatan kesehatan dan penurunan kualitas hidup. Secara tradisional, alergi nikel
didapat dari paparan kulit yang berulang dan lama terhadap barang-barang yang dipakai seperti perhiasan, kancing, jepit rambut, dan alat-alat kerja salon seperti
gunting rambut. Pada suatu penelitian oleh Thyssen et al. ditemukan bahwa pelepasan ion nikel dari alat-alat kerja yang digunakan oleh pekerja salon dapat
menyebabkan atau mencetuskan DT yang berhubungan dengan nikel jika alat ini digunakan secara sering atau dalam waktu yang lama.
16,17
Pekerja salon sering mengalami kontak dengan instrumen yang mengandung nikel dan instrumen ini
telah terbukti dapat melepaskan ion nikel jika terpapar dengan cairan pengeriting permanen, tetapi dengan penggunaan instrumen yang terbuat dari baja anti karat
stainless steel akhir-akhir ini, pelepasan ion nikel akan berkurang. DT akibat kerja yang berhubungan dengan paparan nikel dijumpai sebesar
12 dari kasus yang dilaporkan oleh dermatologis, tetapi hanya 2 kasus yang dilaporkan oleh dokter perusahaan.
18,19
18
Meskipun kemungkinan hubungan antara alergi nikel dan DT telah berulang kali diperdebatkan berdasarkan hasil berbagai
penelitian epidemiologi, hubungan klinis sebab-akibatnya tidak dapat dibantah lagi.
16
Prevalensi alergi kontak nikel ditemukan sebesar 10 atau lebih tinggi, tetapi bervariasi pada negara yang berbeda. Pada umumnya, hipersensitifitas nikel
lebih umum dijumpai pada wanita daripada pria dengan frekuensi populasi 2 pria dan 10 wanita. Frekuensi reaksi uji tempel positif antara individu
dengan dugaan dermatitis kontak nikel bervariasi dari 0,5-8,5 pada pria dan
Universitas Sumatera Utara
43 pada wanita.
15
Suatu penelitian oleh Thyssen menemukan bahwa prevalensi alergi kontak nikel lebih rendah pada pekerja salon wanita dengan DT pada
kelompok usia 16-30 tahun dibandingkan dengan pasien wanita yang diuji tempel secara konsekutif pada kelompok usia yang sama. Akan tetapi pada kelompok
usia yang lebih tua, prevalensi alergi kontak nikel pada pekerja salon ini lebih tinggi dibandingkan pada pasien yang diuji tempel secara konsekutif.
Meding et al. di dalam penelitiannya menemukan bahwa alergi nikel dan DT berhubungan secara signifikan pada pria maupun wanita yang mana 30 dari
individu yang melaporkan alergi nikel juga melaporkan DT.
16
20
Mortz et al. di dalam penelitiannya menemukan suatu hubungan yang signifikan antara alergi
kontak dan DT pada remaja, dan alergi nikel merupakan penyebab yang bertanggung jawab dalam hubungan ini. Orang dengan alergi nikel memiliki
prevalensi yang lebih tinggi terhadap DT 22,4 dibandingkan dengan orang yang tanpa alergi nikel 9,4.
Bryld et al. di dalam penelitiannya menemukan bahwa alergi kontak dan alergi nikel merupakan faktor resiko untuk terjadinya DT di dalam penelitian
dengan sampel anak kembar dari populasi umum.
9
20
Josefson et al. di dalam penelitiannya terhadap kejadian DT setelah 20 tahun pada wanita yang diuji
tempel terhadap nikel pada masa anak-anak menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan secara statistik dalam hal terjadinya DT diantara kelompok
yang sebelumnya memiliki hasil uji tempel yang positif dan negatif terhadap nikel.
DKA telah dilaporkan sebagai masalah utama dalam pekerja salon. Sensitisasi terhadap alergen dapat berkembang melalui kulit yang basah selama
21
Universitas Sumatera Utara
proses kerja dan mengganggu fungsi barrier kulit.
10
Alergi kontak juga telah dilaporkan sebagai faktor resiko terhadap terjadinya DT.
Dari paparan beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang ada mengenai riwayat alergi nikel dan DT pada pekerja salon
masih berbeda-beda. Walaupun paparan nikel dapat terjadi melalui inhalasi, ingesti dan kontak langsung, tetapi di dalam penelitian ini saya hanya akan
meneliti paparan melalui kontak langsung yang dapat menyebabkan DKA nikel pada pekerja salon. Penelitian-penelitian yang ada masih belum memberikan
gambaran mengenai hubungan antara dermatitis kontak nikel dengan kejadian DT pada pekerja salon. Oleh karenanya peneliti berminat untuk melakukan
penelitian terhadap hal tersebut.
8
1.2 Rumusan Masalah