Strategi dan Metode Pembelajaran Evaluasi Guru

dengan apa yang diharapkan maka selanjutnya siswa membuat hidung, mata, bibir, dan aksesoris lainnya dengan media barang bekas yang diinginkan. Setelah hidung, mata, bibir selesai dibuat selanjutnya siswa menempelkan bagian-bagian tersebut menggunakan perekat. Apabila sudah tertempel selanjutnya siswa mengolesi permukaan topeng dengan lem kayu yang telah dicampur dengan air. Secepatnya siswa menempelkan kertas tisu pada permukaan topeng yang telah diolesi lem kayu. Setelah merata siswa diarahkan untuk mengeringkan topeng. Apabila topeng sudah kering, selanjutnya siswa melakukan pengecatan dengan membubuhkan warna dasar putih terlebih dahulu dan dikeringkan. Pemberian warna dasar bertujuan untuk mendapatkan hasil maksimal pada pengecatan berikutnya. Setelah cat benar-benar kering kegiatan selanjutnya dilakukan pembubuhan warna pada topeng sesuai dengan ide atau gagasan.

4.2.3.6 Strategi dan Metode Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dipakai dalam pembelajaran berkarya topeng barang bekas adalah CCS child centered strategies merupakan strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa, dengan memperhatikan tujuan belajar atau kepentingan siswa. Siswa sebagai subjek belajar, siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Metode yang tepat digunakan dalam pembelajaran berkarya topeng barang bekas meliputi metode ceramah, tanya jawab, peragaan, dan penugasan. Metode caramah digunakan ketika menyampaikan materi. Metode tanya jawab sangat efektif karena guru dapat mengetahui kemampuan siswa. Dengan tanya jawab siswa yang belum paham menjadi paham dan siswa yang sudah paham menjadi lebih paham. Tanya jawab dilakukan saat penyampaian materi maupun akhir penyampaian materi. Metode peragaan membuat siswa melihat secara langsung mengenai media dan proses berkarya topeng barang bekas. Metode penugasan membuat guru dapat mengetahui sejauhmana kemampuan siswa dalam berkarya topeng barang bekas.

4.2.3.7 Evaluasi

Guru dalam pembelajaran berkarya topeng barang bekas menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dapat diketahui ketika siswa melakukan perencanaan hingga pembuatan karya. Perencanaan meliputi persiapan dan pengembangan gagasan. Pembuatan karya meliputi penggunaan bahan dan alat, penguasaan teknik, pemanfaatan waktu, dan kesungguhan. Evaluasi hasil dapat dilihat dari kualitas karya siswa.

4.2.3.8 Guru

Guru seni rupa sebaiknya lulusan LPTK program studi pendidikan seni rupa. Guru seni rupa hendaknya memiliki pengalaman yang lebih tentang seni rupa. Kemampuan yang dimiliki guru juga kompleks antara kemampuan dalam teori dan praktik. Sifat memahami perannya sendiri, tulus, bangga dan puas jika anak didiknya sukses, sabar dan tekun telaten, memahami materi pembelajaran, selalu belajar, merasa terpanggil untuk mendidik, dan kerja keras itu merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki guru. Ada banyak peran yang yang harus dikuasai guru dalam proses pembelajaran. Peran tersebut di antaranya: 1 guru sebagai pembimbing; 2 guru sebagai penasihat; 3 guru sebagai contoh. Predikat guru sebagai pembimbing tidaklah mudah, karena berkaitan erat dengan praktik keseharian. Guru tidak akan disebut sebagai pembimbing jika dalam realisasinya tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai pembimbing. Untuk dapat disebut sebagai pembimbing, guru harus mampu memperlakukan siswanya dengan penuh rasa kasih sayang. Pada dasarnya sebagai penasihat guru tidak sekedar menyampaikan materi di kelas, tanpa mempedulikan apakah siswanya paham atau tidak, seolah-olah tidak mempunyai tanggung jawab menjadikan siswa pandai dalam materi pelajaran. Lebih dari itu, guru harus sanggup menjadi penasihat pribadi siswa. Erat sekali kaitannya dengan peran pembimbing, guru harus sanggup memberikan nasihat ketika siswa membutuhkan. Guru sebagai contoh oleh setiap siswanya. Gerak gerik guru, tindak tanduk, perilaku, bahkan gaya mengajar guru pun akan sulit dihilangkan dalam ingatan setiap siswa. Karakter guru juga selalu diteropong dan cermin bagi siswa. Pada intinya, guru akan dicontoh siswanya, baik kebiasaan buruk maupun kebiasaan bagus.

4.2.3.9 Siswa