Epidemiologi dan Gejala Toksisitas Merkuri Hg

kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan. Gejala gastro-intestinal GI seperti stomatitis, hipersalivasi, colitis, sakit pada mengunyah ginggivitis, garis hitam pada gusi, leadline dan gigi yang mudah melepas. Kulit dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg yang organik cenderung merusak SSP tremor, ataxia, lapangan penglihatan menciut, perubahan kepribadian, sedangkan Hg inorganik biasanya merusak ginjal, dan menyebabkan cacat bawaan Darmono, 1995. Ada tiga bentuk merkuri yang toksik terhadap manusia ialah merkuri elemen merkuri murni, bentuk garam inorganik dan bentuk organik. Bentuk garam inorganik Hg dapat berbentuk merkuri Hg 2+ dan bentuk merkuro Hg + , dimana bentuk garam merkuri lebih toksik daripada merkuro. Bentuk organik Hg seperti aril, alkil dan alkoksi alkil sangat beracun di antara bentuk garam lainnya.

2.8. Permasalahan Toksisitas Merkuri Hg

Upaya penanganan terhadap terjadinya kasus toksisitas metil merkuri terus dilakukan, yaitu dengan jalan mengurangi atau meniadakan penggunaan metil- Hg dalam proses produksinya, tetapi metil-Hg masih tersisa di alam lingkungan. Hadirnya senyawa metil-Hg sangat persisten, diperkirakan dapat tertinggal dalam sedimen air sungai atau danau sampai mencapai 70 tahun. Bilamana metil-Hg masuk ke dalam rantai ma kanan, maka akan terjadi biokonsentrasi karena dalam tubuh organisme tersebut metil-Hg cenderung bertahan dan hanya sedikit dikeluarkan. Relatif tingginya kandungan merkuri dalam jaringan ikan sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk spesies, umur dan lokasi tempat mereka hidup. Pada umumnya, ikan predator yaitu ikan besar memangsa ikan kecil yang mengandung merkuri cukup tinggi, seperti ikan tuna, ikan paus, ikan hiu, dan jenis ikan besar lainnya yang hidup di air tawar. Walaupun secara alamiah kand ungan Hg dalam ikan air tawar hanya sekitar 100-200 µg kg 0,1- 0,2 ppm, tetapi pada daerah yang terkontaminasi kandungan Hg dapat meningkat sampai mencapai 9000-22000 µg kg 9-22 ppm Connel dan Miller, 1995. Terjadinya perubahan pola menu makanan dari daging sapi yang banyak mengandung kolesterol ke daging ikan yang sedikit mengandung kolesterol, dapat merupakan sumber utama meluasnya problem toksisitas merkuri ini. Di lain pihak, masih banyaknya industri yang menggunakan merkuri dalam proses produksinya, maka masih banyak masalah dalam hal pembuangan limbahnya yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya dan dapat meningkatkan derajat kontaminasi Hg dalam makanan. Karena kurangnya metode yang sederhana untuk mendeteksi Hg dalam jumlah kecil pada bahan makanan yang terkontaminasi, menyebabkan sulitnya cara menghilangkan risiko dari toksisitas Hg Darmono, 2001.

2.9. Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan residu dari hasil pembakaran kayu oleh panas dalam suatu ruangan tanpa adanya oksigen. Hasil dari proses ini adalah terjadinya suatu bahan yang terdiri dari karbon 80, hidrokarbon 10-20, methanol, asam, asam kayu dan sisa mineral. Untuk membuat karbon aktif, dibutuhkan suhu pemanasan pada 600 - 700 C dilanjutkan dengan mengalirkan uap panas pada suhu 800 - 900 C sehingga terbentuk karbon aktif yang mempunyai struktur pori mikro yang maksimum dengan luas permukaan yang maksimum. Berbagai ukuran partikel dan luas permukaan akan mempengaruhi kecepatan adsorpsi. Karbon aktif dalam bentuk serbuk kecepatan adsorpsinya lebih cepat daripada dalam bentuk butiran granula. Karbon aktif yang telah diaktifkan mempunyai luas permukaan yang besar. Sedangkan karbon aktif itu sendiri terdiri dari berbagai material yang dibedakan berdasarkan kemampuan adsorpsinya. Sumber bahan baku karbon aktif terdiri dari kayu, ampas tebu, kulit buah, batok kelapa, dan batubara muda. Proses adsorspsi adalah proses penjerapan molekul-molekul zat pada permukaan zat lain sehingga terjadi keseimbangan kekuatan dipermukaan zat penyerap atau benda penyerap dimana terjadi ikatan fisik kimia antara substansi dengan penyerapannya. Sedangkan absorpsi adalah masuknya bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat atau mengumpulnya bahan pada suatu permukaan absorben padat. Karbon aktif selain dapat menghilangkan zat-zat organik, juga digunakan untuk menghilangkan bahan-bahan anorganik seperti dalam jumlah tertentu seperti Fe, Pb, Ag, Cd, Hg dan sebagainya. Adsorpsi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: