Permasalahan Toksisitas Merkuri Hg

dapat merupakan sumber utama meluasnya problem toksisitas merkuri ini. Di lain pihak, masih banyaknya industri yang menggunakan merkuri dalam proses produksinya, maka masih banyak masalah dalam hal pembuangan limbahnya yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya dan dapat meningkatkan derajat kontaminasi Hg dalam makanan. Karena kurangnya metode yang sederhana untuk mendeteksi Hg dalam jumlah kecil pada bahan makanan yang terkontaminasi, menyebabkan sulitnya cara menghilangkan risiko dari toksisitas Hg Darmono, 2001.

2.9. Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan residu dari hasil pembakaran kayu oleh panas dalam suatu ruangan tanpa adanya oksigen. Hasil dari proses ini adalah terjadinya suatu bahan yang terdiri dari karbon 80, hidrokarbon 10-20, methanol, asam, asam kayu dan sisa mineral. Untuk membuat karbon aktif, dibutuhkan suhu pemanasan pada 600 - 700 C dilanjutkan dengan mengalirkan uap panas pada suhu 800 - 900 C sehingga terbentuk karbon aktif yang mempunyai struktur pori mikro yang maksimum dengan luas permukaan yang maksimum. Berbagai ukuran partikel dan luas permukaan akan mempengaruhi kecepatan adsorpsi. Karbon aktif dalam bentuk serbuk kecepatan adsorpsinya lebih cepat daripada dalam bentuk butiran granula. Karbon aktif yang telah diaktifkan mempunyai luas permukaan yang besar. Sedangkan karbon aktif itu sendiri terdiri dari berbagai material yang dibedakan berdasarkan kemampuan adsorpsinya. Sumber bahan baku karbon aktif terdiri dari kayu, ampas tebu, kulit buah, batok kelapa, dan batubara muda. Proses adsorspsi adalah proses penjerapan molekul-molekul zat pada permukaan zat lain sehingga terjadi keseimbangan kekuatan dipermukaan zat penyerap atau benda penyerap dimana terjadi ikatan fisik kimia antara substansi dengan penyerapannya. Sedangkan absorpsi adalah masuknya bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat atau mengumpulnya bahan pada suatu permukaan absorben padat. Karbon aktif selain dapat menghilangkan zat-zat organik, juga digunakan untuk menghilangkan bahan-bahan anorganik seperti dalam jumlah tertentu seperti Fe, Pb, Ag, Cd, Hg dan sebagainya. Adsorpsi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Adsorpsi fisik, yaitu yang berhubungan dengan gaya van der Walss yaitu suatu reaksi gaya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daripada gaya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya,maka zat terlarut akan diadsorpsi pada permukaan adsorben. b. Adsorpsi kimia, yaitu suatu reaksi yang terjadi antara zat padat dengan zat terlarut yang teradsorpsi. Proses adsorpsi meliputi beberapa tahap yaitu: 1 Transfer molekul adsorbat menuju lapisan film ; 2 Difusi adsorbat melalui lapisan film ; 3 Difusi adsorbat melalui kapiler pori-pori dalam adsorban ; 4 Adsorpsi adsorbat pada dinding kapiler atau permukaan adsorben. Proses adsorpsi dalam pengolahan limbah cair merupakan suatu gabungan antara adsorpsi fisik dan kimia. Namun demikian tidak mempengaruhi dalam hal analisis dan perencanaan proses adsorpsi Rudijanto, 2002 . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya proses adsorpsi, diantaranya : a. Struktur molekul Sifat adsorben berperan dalam penentuan tingkat adsorpsi. Senyawa yang mempunyai rantai cabang banyak lebih sulit diadsorpsi daripada molekul yang mempunyai rantai lurus b. Karakteristik dan konsentrasi bahan yang diadsorpsi Kecepatan adsorpsi naik dengan naiknya zat yang diadsorpsi c. Derajat keasaman pH berpengaruh besar terhadap proses adsorpsi. Senyawa organik lebih baik diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan basa lebih mudah diadsorpsi pada pH tinggi d. Waktu kontak Waktu kontak akan mempengaruhi proses adsorpsi. Daya adsorpsi akan meningkat apabila waktu kontaknya lama serta akan mempengaruhi proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik