Pertanian Non Pangan Agricultural Raw Material

95 pangan China dan ASEAN dari Indonesia meningkat 0.69 persen dan 3.14 persen untuk setiap 1 persen kenaikan produksi pangan Indonesia. Peluang peningkatan ekspor pangan terutama ke China, terlihat dari koefisien tarif yang signifikan. Namun, peningkatan produksi tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat karena memerlukan lahan, input serta waktu tanam yang cukup lama. Perlu perencanaan produksi yang lebih baik sehingga tidak terjadi lagi speed of adjustment ekspor yang lambat dalam merespon pasar bebas Nongsina dan Hutabarat, 2007. Tabel 24. Hasil Estimasi Parameter Model Perdagangan Pertanian Indonesia dalam CAFTA, Sub Blok Perdagangan Ekspor Komoditas Pangan Variabel Keterangan Estimasi t-stat p-value Elastisitas Parameter SR LR 1 2 3 4 5 6 7 Impor Pangan ASEAN dari Indonesia MFAI Intercept Intercept 99.134 0.04 0.9681 YA t PDB rill ASEAN 0.013 3.79 0.0023 3.79 12.01 TMFAI t Tarif impor food As dari Id -67.361 -1.34 0.2022 -0.68 -2.16 QFI t Produksi pangan Id 47.196 1.56 0.1437 3.14 9.95 QFA t Produksi pangan As -108.030 -2.56 0.0240 -6.90 -21.88 PFAI t IHK food As IHK food Id 624.085 2.21 0.0460 0.34 1.09 EXRI t Nilai tukar RpUS 0.114 1.98 0.0694 0.45 1.43 MFAI t-1 Lag 1 MFAI 0.685 4.45 0.0007 Impor Pangan China dari Indonesia MFCI Intercept Intercept 1699.492 2.07 0.0587 YC t PDB rill China 0.001 2.69 0.0184 1.60 3.35 TMFCI t Tarif impor food Cn dari Id -20.795 -2.55 0.0241 -0.80 -1.67 QFI t Produksi pangan Id 4.384 0.69 0.5003 0.69 1.44 QFC t Produksi pangan Cn -24.058 -3.52 0.0038 -3.39 -7.11 PFCI t IHK food Cn IHK food Id 40.920 0.24 0.8148 0.06 0.12 EXRCI t EXRCEXRI 223.360 0.00 0.9985 0.00 0.00 MFCI t-1 Lag 1 MFCI 0.523 3.11 0.0083 Impor Pangan ROW dari Indonesia MFRI Intercept Intercept -5391.71 -0.80 0.4415 YR t PDB riil ROW 0.001 1.63 0.1313 3.51 8.86 TMFRI t Tarif impor food Rw dari Id -43.770 -0.63 0.5408 -0.13 -0.34 QFI t Produksi pangan Id 46.459 0.96 0.3598 0.78 1.97 QFR t Produksi pangan Rw -272.209 -1.22 0.2465 -4.19 -10.55 PFI t IHK food Id -6.205 -0.36 0.7280 -0.10 -0.26 PFR t IHK food Rw 59.087 5.04 0.0004 1.11 2.80 EXRI t Nilai tukar RpUS 0.121 0.80 0.4428 0.12 0.31 TMFRR t Tarif impor food Rw dr Rw 38.985 1.12 0.2880 0.15 0.37 MFRI t-1 Lag 1 MFRI 0.603 2.85 0.0158 Keterangan: Id= Indonesia; As=ASEAN, Cn=China, Rw=ROW=Rest of the world

3. Non Pertanian

Estimasi model untuk perdagangan komoditas non pertanian Indonesia ditampilkan dalam Tabel 25. Estimasi model untuk perdagangan komoditas non pertanian, menunjukkan penetrasi China yang sangat kuat ke dalam pasar non pertanian Indonesia. peningkatan impor Indonesia dari China untuk kategori ini terutama didorong oleh peningkatan konsumsipermintaan non makanan domestik CNFI serta relatif murahnya produk China PNFC dibanding harga produk domestik PNFI. Koefisien ketiga variabel tersebut dalam persamaan impor non pertanian Indonesia dari China signifikan, dengan elastisitas 1, baik jangka 96 pendek maupun jangka panjang. Sementara koefisien elastisitas income Indonesia sebesar 1.54 yang berarti peningkatan impor dari China sebesar 1.54 persen untuk setiap satu persen pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi China, peningkatan rasio harga non makanan China terhadap Indonesia, penurunan tarif impor serta nilai tukar Yuan mempengaruhi peningkatan ekspor Indonesia ke China. Namun koefisien-koefisien dalam persamaan ekspor Indonesia ke China umumnya tidak signifikan secara statistik. Tabel 25. Hasil Estimasi Parameter Model Perdagangan Pertanian Indonesia dalam CAFTA, Sub Blok Perdagangan Non Pertanian Variabel Keterangan Estimasi t-stat p- value Elastisitas Parameter SR LR 1 2 3 4 5 6 7 Impor Non Pertanian Indonesia dari China MOIC Intercept Intercept -4490.890 -0.70 0.4954 YI t PDB riil Indonesia 0.042 1.64 0.1255 1.54 1.34 TMOIC t Tax impor nonagri Id dr Cn -1567.410 -1.28 0.2234 -3.27 -2.83 CNFI t KonsmsiNonMakanan 0.248 2.20 0.0465 2.23 1.93 PNFI t CPINonFoodsId 73.033 3.51 0.0038 1.55 1.34 PNFA CPINonFoodsAs -218.824 -2.40 0.0322 -4.35 -3.77 TMOIR t Tax impor nonagri Id dr Rw 2216.393 1.58 0.1392 4.30 3.72 MOIC t-1 Lag 1 MOIC -0.154 -0.56 0.5851 Impor Non Pertanian Indonesia dari ASEAN MOIA Intercept Intercept -725.517 -0.05 0.9643 YAGI t PDB riil pertanian Id 0.897 0.97 0.3483 2.78 11.87 YNAGI t PDB riil non pertanian Id -0.138 -1.98 0.0681 -2.55 -10.90 TMOIA t Tax impor nonagri Id dr As -417.374 -0.83 0.4228 -0.49 -2.07 CNFI t KonsmsiNonMakanan 0.222 0.60 0.5572 1.16 4.95 EXRIA t EXRIEXRA -776.048 -1.81 0.0925 -0.52 -2.24 MOIA t-1 Lag 1 MOIA 0.766 2.45 0.0279 Impor Non Pertanian Indonesia dari ROW MOIR Intercept Intercept 43306.010 2.72 0.0157 YI t PDB riil Indonesia 0.109 3.51 0.0031 0.75 1.38 TMOIR t Tax impor nonagri Id dr Rw -2081.910 -2.51 0.0240 -0.74 -1.38 PNFR t CPINonFoodsRw -219.603 -1.96 0.0686 -0.69 -1.28 EXRI t ExcRateRpUSD -1.197 -1.85 0.0839 -0.28 -0.53 MOIR t-1 Lag 1 MOIR 0.459 3.30 0.0049 Impor Non Pertanian ASEAN dari Indonesia MOAI YA t PDB riil ASEAN 0.019 3.50 0.0028 0.85 1.51 TMOAI t Tax impor nonagri As dr Id -393.696 -2.45 0.0254 -0.41 -0.73 PNFAI t PNFAPNFI 1077.962 1.70 0.1082 0.09 0.17 MOAI t-1 Lag 1 MOAI 0.433 2.17 0.0442 Impor Non Pertanian China dari Indonesia MOCI Intercept Intercept -1496.150 -1.52 0.1513 YC t PDB riil China 0.004 3.52 0.0034 1.67 1.68 TMOCI t Tax impor nonagri Cn dr Id -140.057 -0.70 0.4931 -0.83 -0.84 PNFIC t PNFIPNFC -1723.300 -1.51 0.1540 -0.51 -0.51 EXRI t ExcRateRpUSD 0.034 0.29 0.7771 0.07 0.07 TMOCR t Tax impor nonagri Cn dr Rw 163.114 0.79 0.4443 0.99 1.00 MOCI t-1 Lag 1 MOCI 0.006 0.02 0.9860 Impor Non Pertanian ROW dari Indonesia MORI Intercept Intercept -50950.60 -2.63 0.0181 YR t PDB riil ROW 0.002 3.77 0.0017 1.70 2.39 TMORI t Tax impor nonagri Rw dr Id -34.964 -0.11 0.9174 -0.01 -0.01 PRI t PRPI 6042.748 1.88 0.0784 0.13 0.18 MORI t-1 Lag 1 MORI 0.291 1.37 0.1907 Keterangan: nonagri = non pertanian, Id= Indonesia; As=ASEAN, Cn=China, Rw=ROW=Rest of the world 97 Penetrasi China dalam pasar non pertanian Indonesia diprediksi semakin kuat ketika seluruh tarif intra CAFTA dibebaskan. Koefisien elastisitas tarif impor Indonesia dari China sebesar -3.27 sementara koefisien elastisitas tarif impor China dari Indonesia sebesar -0.83. Dengan angka yang timpang tersebut, pemberlakun CAFTA sepenuhnya, merupakan tekanan besar bagi perdagangan non pertanian Indonesia. Perdagangan non pertanian Indonesia-ASEAN juga diprediksi meningkat pasca CAFTA. Hal ini terlihat dari koefisien tarif impor keduanya yang negatif. Koefisien elastisitas tarif impor Indonesia dari ASEAN sebesar -0.49 sementara koefisien elastisitas tarif impor ASEAN dari Indonesia sebesar -0.41. Peningkatan impor yang terjadi tentu tidak sebesar perdagangan dengan China, karena pada dasarnya Indonesia-ASEAN telah melakukan reduksi tarif pada tahun 1993 melalui kesepakatan AFTA, jauh sebelum China bergabung.

4. Karet dan Kelompoknya SITC 23

Karet merupakan komoditas ekspor utama dalam pertanian non pangan, sehingga perilakunya dianalisis secara terpisah. Sebagai produsen karet terbesar di dunia bersama Thailand, tentu impor karet Indonesia sangat kecil, biasanya karet sintetis. Oleh karena itu pembahasan lebih banyak pada ekspor karet Indonesia. Ekspor karet Indonesia dipengaruhi oleh fluktuasi harga karet dunia. Ketika harga karet dunia meningkat, sementara harga produsen di Indonesia relatif tidak berubah, maka daya saing ekspor karet Indonesia meningkat. Dengan kata lain, karet Indonesia memiliki keunggulan komparatif comparative advantage. Dalam kasus ini permintaan impor karet dari Indonesia meningkat. Koefisien tarif impor dalam persamaan ekspor karet Indonesia, tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa meskipun penghapusan tarif diprediksi meningkatkan kinerja ekspor karet, namun peningkatannya tidak signifikan. Variabel yang paling berpengaruh terhadap ekspor karet adalah produksi karet. Koefisien produksi karet signifikan secara statistik. Ekspor karet sangat sensitif terhadap produksi dengan koefisien elastisitas 3.30 ASEAN dan 4.65 ROW. Tingginya koefisien elastisitas produksi pada persamaan MRBRI menunjukkan bahwa CAFTA bukanlah pasar utama karet Indonesia. Sama seperti pertanian non pangan pada umumnya, koefisien YA dan YR negatif. koefisien PDB rill ASEAN YA PDB riil rest of the world YR negatif dalam persamaan impor pertanian non pangan ASEAN dari Indonesia. Koefisien yang negatif berarti bahwa peningkatan pendapatan kedua kelompok negara tersebut justru menurunkan permintaan impor mereka terhadap produk pertanian non pangan dari Indonesia. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah trend peningkatan pendapatan negara-negara maju terkini utamanya digerakkan oleh sektor jasa, seperti perdagangan, komunikasi, telekomunikasi. Sektor-sektor tersebut tidak banyak menggunakan agricultural raw material sebagai input bahan baku mereka.