3. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan II
Hasil belajar peserta didik peserta didik juga mengalami peningkatan. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah mengalami
aktivitas belajar. Hasil belajar pada penelitian ini diperoleh dari kegiatan evaluasi dengan menggunakan soal postes pada akhir kegiatan pembelajaran. Soal postes
tersebut tediri dari 40 soal pilihan ganda yang harus dikerjakan oleh peserta didik secara individu.
Setelah diadakan postes di setiap akhir siklus maka dapat diketahui nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan belajar klasikal. Rata-rata hasil belajar
pada setiap siklus terlihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9. Diagram Rata-Rata Hasil Belajar pada Setiap Siklus Berdasarkan gambar 4.9 di atas rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar
73,04. Memperhatikan 73,04 maka rata-rata hasil belajarnya belum mencapai nilai KKM 74. Sedangkan untuk rata-rata hasil belajar pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 77,43 dan sudah mencapai nilai KKM. Sedangkan untuk Persentase Ketuntasan belajar klasikal pada setiap siklus
terlihat seperti gambar 4.10.
70 71
72 73
74 75
76 77
78
73.04 77.43
Siklus I Siklus II
Gambar 4.10. Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal pada Setiap Siklus
Menurut Mulyasa 2009:264 kriteria ketuntasan untuk satu kelas ketuntasan belajar klasikal adalah 85 dari seluruh peserta didik dalam satu
kelas. Berdasarkan gambar 4.10. persentase ketuntasan belajar klasikal siklus I adalah 54,29. Sedangkan untuk ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh pada
siklus II adalah 85,71. Sehingga siklus II ini dapat dikatakan tuntas.
4. Hasil Analisis Tiap Tujuan Instruksional Khusus
Untuk mengetahui tingkat efektivitas pembelajaran dapat diketahui dari keberhasilan peserta didik pada setiap butir soal. Apabila soal tersebut dapat
terjawab benar oleh peserta didik maka soal tersebut dapat dikatakan efektif. Banyaknya soal yang efektif pada setiap siklus dapat terlihat pada gambar 4.11.
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
54.29 85.71
Pe rsent
a se K
e tu
n tasa
n Be
la ja
r
K la
si ka
l
Siklus I Siklus II
Gambar 4.11. Diagram Banyaknya Soal yang Efektif pada Setiap Siklus
Berdasarkan gambar 4.11. soal yang efektif pada siklus I sebanyak 5 soal, dan pada siklus II sebanyak 9 soal. Sedangkan untuk soal yang lainnya belum
dapat dinyatakan efektif karena tidak semua peserta didik dapat menjawab dengan benar. Berdasarkan analisis tiap tujuan instruksional khusus pada siklus I dan
siklus II juga dapat diketahui persentase pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk persentase pencapaian tujuan pembelajaran pada siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus pertama pada siklus I sebesar 97,14 dan siklus II sebesar 100. Persentase tujuan
pembelajaran instruksioanal khusus kedua pada siklus I sebesar 70, dan siklus II sebesar 74,28. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus ketiga
pada siklus I sebesar 82,86, dan siklus II sebesar 87,14. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus keempat pada siklus I sebesar 88,57, dan
siklus II sebesar 94,29. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus kelima pada siklus I sebesar 32,86, dan siklus II sebesar 54,28. Persentase
tujuan pembelajaran instruksioanal khusus keenam pada siklus I sebesar 70,57,
1 2
3 4
5 6
7 8
9
5 9
Siklus I Siklus II
dan siklus II sebesar 85,71. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus ketujuh pada siklus I sebesar 98,57, dan siklus II sebesar 98,57.
Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus kedelapan pada siklus I sebesar 83,81, dan siklus II sebesar 85,23. Persentase tujuan pembelajaran
instruksioanal khusus kesembilan pada siklus I sebesar 58,92, dan siklus II sebesar 67,30. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus kesepuluh
pada siklus I sebesar 67,86, dan siklus II sebesar 72,86. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus kesebelas pada siklus I sebesar 64,76, dan
siklus II sebesar 68,57. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus keduabelas pada siklus I sebesar 55,71, dan siklus II sebesar 57,14.
Sedangkan persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus ketigabelas pada siklus I sebesar 98,28, dan siklus II sebesar 98,28.
Penelitian melalui penelitian tindakan kelas dengan tahapan siklus dihentikan pada siklus II. Hal ini dikarenakan peningkatan aktivitas guru, aktivitas
peserta didik dan hasil belajar peserta didik ranah kognitif memenuhi target indikator keberhasilan penelitian.
Berdasarkan hasil pembahasan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah jika diterapkan dalam pembelajaran mata diklat
Pengukuran Besaran Listrik, maka akan meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas X
Teknik Instalasi Tenaga Listrik 3 di SMK Negeri 3 Semarang”.
5. Keterbatasan Penelitian