68
BAB V
PENUTUP
K. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Persentase pencapaian aktivitas guru pada siklus I sebesar 57,81 dengan kriteria cukup baik, tetapi perlu peningkatan pada keterampilan membuka
pelajaran. Sedangkan persentase pencapaian aktivitas guru pada siklus II sebesar 92,19 dengan kriteria baik, tetapi dalam membina hubungan dengan
peserta didik perlu ditingkatkan. 2. Persentase pencapaian aktivitas peserta didik pada siklus I sebesar 63,24
dengan kriteria tidak tuntas. Sedangkan pada siklus II persentase pencapaian aktivitas peserta didik sebesar 84,55 dengan kriteria tuntas.
3. Soal hanya efektif apabila soal tersebut terjawab benar oleh semua peserta didik. Dari 40 soal evaluasi, soal yang efektif pada siklus I sebanyak 5 soal
dan pada siklus II sebanyak 9 soal. 4. Rata-rata hasil belajar peserta didik pada siklus I sebesar 73,04 KKM tidak
tuntas dan pada siklus II sebesar 77,43 KKM tuntas. 5. Persentase ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 57,14
belim berhasil dan pada siklus II sebesar 85,71 berhasil.
6. Untuk persentase pencapaian tujuan pembelajaran pada siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal
khusus peserta didik mampu mengidentifikasikan satuan SI dalam pengukuran listrik pada siklus I sebesar 97,14 dan siklus II sebesar 100.
7. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu mampu mengartikan simboldari satuan besaran listrik pada siklus I sebesar
70, dan siklus II sebesar 74,28. 8. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu
mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan dalam pengukuran listrik pada siklus I sebesar 82,86, dan siklus II sebesar 87,14.
9. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu mengenal jenis-jenis alat ukur listrik pada siklus I sebesar 88,57, dan siklus
II sebesar 94,29. 10. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu
menentukan kelompok dan fungsi alat ukur listrik pada siklus I sebesar 32,86, dan siklus II sebesar 54,28.
11. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu mengetahui cara membaca data pada alat ukur listrik pada siklus I sebesar
70,57, dan siklus II sebesar 85,71. 12. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu
mengetahui kegunaan alat ukur listrik dari hasil membaca data pada siklus I sebesar 98,57, dan siklus II sebesar 98,57.
13. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu memilih alat ukur listrik yang sesuai dengan kegunaan pada siklus I sebesar
83,81, dan siklus II sebesar 85,23. 14. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu
mengetahui cara menggunakan alat ukur listrik sesuai prosedur pada siklus I sebesar 58,92, dan siklus II sebesar 67,30.
15. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu menyebutkan bagian-bagian dari alat ukur listrik dan mengetahui fungsinya
pada siklus I sebesar 67,86, dan siklus II sebesar 72,86. 16. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta diidk mampu
mengetahu cara membaaca skala pada alat ukur listrik pada siklus I sebesar 64,76, dan siklus II sebesar 68,57.
17. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus peserta didik mampu mendapatkan hasil dari skala yang terbaca pada siklus I sebesar 55,71, dan
siklus II sebesar 57,14. 18. Persentase tujuan pembelajaran instruksioanal khusus mampu mengartikan
batas ukur dan faktor pengali pada siklus I sebesar 98,28, dan siklus II sebesar 98,28. Berdasarkan data tersebut efektif pembelajarannya tinggi, ini
memperlihatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat diimplementasikan pada mata diklat pengukuran
besaran listrik untuk peserta didik kelas X prodi TITL di SMK N 3 Semarang.
L. Saran