29
Domain psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan skill yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua domain yang lain,
domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks tertinggi yaitu dari persepsi, kesiapan
melakukan kegiatan, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan original.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku,sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar, yang
berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Pencapaian ranah kognitif siswa dilihat dari hasil belajar siswa setelah proses belajar, sedangkan ranah afektif
dan psikomotorik dilihat dari aktivitas siswa selama kegiatan belajar.
2.1.3. Hakekat IPA
2.1.3.2. Pengertian IPA
Samatowa 2010:3 menyatakan IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa- peristiwa yang terjadi di alamini. IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun
secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Menurut Cain dan Evans 1993 pada hakikatnya, IPA dipandang dari segi produk, proses, perkembangan sikap dan teknologi.
a. IPA sebagai produk
30
IPA sebagai produk berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA. Produk IPA biasanya dimuat dalm buku ajar, buku-buku teks, artikel
ilmiah dalam jurnal. b.
IPA sebagai proses IPA sebagai proses yaitu memahami bagaimana cara memperoleh produk
IPA. IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah, jadi dapat dikatakan bahwa proses IPA adalah metode ilmiah. Metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan
saling terkait agar mendapatkan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori. Tahapannya disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses eksperimen
atau penelitian yang meliputi: 1 observasi; 2 klasifikasi; 3 interpretasi; 4 prediksi; 5 hipotesis; 6 mengendalikan variabel; 7 merencanakan dan
melaksanakan penelitian; 8 interferensi; 9 aplikasi; 10 komunikasi. Pada hakikatnya untuk memperoleh pengetahuan IPA diperlukan sepuluh
keterampilan dasar diatas. Keterampilan tersebut disebut keterampilan proses. Untuk mendapatkan pengetahuan siswa yang melakukan proses dan guru hanya sebagai
motivator. Siswa melakukan praktek dan pengamatan langsung agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
c. IPA sebagai sikap ilmiah
IPA sebagai sikap ilmiah yaitu dengan mempelajari IPA, sikap ilmiah siswa dapat dikembangkan dengan melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di
31
lapangan. Sikap ilmiah tersebut adalah sikap ingin tahu dan sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban benar dari objek yang diamati.
d. IPA sebagai teknologi
IPA sebagai teknologi bertujuan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin lama semakin maju karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Produk IPA yang telah diuji kebenarannya dapat diterapkan dan dimanfaatkan oleh manusia untuk mempermudah kehidupannya
secara langsung dalam bentuk teknologi. Sedangkan dalam SKKD mata pelajaran IPA di SD disebutkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam IPA berhubungan dengan cara mencari tahu secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dari hakikat IPA diatas, maka pembelajaran IPA meliputi keempat komponen
yaitu IPA sebagai produk, proses, sikap ilmiah dan teknologi. Hal tersebut agar tujuan pembelajaran IPA yang diharapkan mencapai tahap yang diharapkan secara
optimal bukan hanya penguasaan konsep, fakta maupun prinsip saja tetapi juga proses penemuan yang membentuk sikap ilmiah dan untuk menghadapi kemajuan teknologi.
2.1.3.3. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar pada dasarnya memiliki empat fungsi utama yaitu Kurikulum Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidaiyah: a mengembangkan sikap dan nilai ilmiah; b
32
mengembangkan keterampilan proses; c mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi,
dan masyarakat, dan d menguasai konsep IPA dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi.
Menurut Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar diantaranya adalah mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap
positif terhadap IPA, teknologi dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan, mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai ciptaan Tuhan. Pembelajaran IPA di SD harus disesuaikan dengan perkembangan kognitif
siswa. Menurut Piaget Rifa’i, 2009:26 menyatakan ada tiga tahap perkembangan kognitif, yaitu: 1 sensorimotorik 0-2 tahun; 2 praoperasional 2-7 tahun; 3
operasional 7-15 tahun. Dikti 2007:210 mengemukakan bahwa anak Indonesia umumnya mulai masuk SD pada umur 6 sampai 7 tahun dan rentang waktu belajar di
SD selama 6 tahun, maka usia anak SD antara 6-12 tahun. Jika dikaitkan dengan teori piaget maka pada anak usia SD berada pada tahap akhir pra operasional sampai awal
operasional. Karakteristik anak usia SD adalah sebagai berikut: 1 memiliki rasa ingin
tahu yang kuat; 2 senang bermain atau suasana yang menggembirakan; 3
33
mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka mencoba-coba; 4 memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi, tidak suka mengalami kegagalan; 5
belajar efektif bila ia merasa senang dengan situasi yang ada; 6 belajar dengan cara bekerja dan suka mengajarkan apa yang ia bisa pada temannya Dikti, 2007:210-211.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD hendaklah sesuai dengan karakteristik anak usia SD dengan proses pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran disesuaiakan dengan teori kognitif piaget, yang memusatkan pada berpikir atau proses mental anak, dan tidak sekedar
pada hasilnya saja tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan bertindak , dan mengembangkan
sikap – sikap tertentu mengenai gejala-gejala alam melalui pengalaman secara langsung.
2.1.4. Model Quantum Teaching