33
mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka mencoba-coba; 4 memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi, tidak suka mengalami kegagalan; 5
belajar efektif bila ia merasa senang dengan situasi yang ada; 6 belajar dengan cara bekerja dan suka mengajarkan apa yang ia bisa pada temannya Dikti, 2007:210-211.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD hendaklah sesuai dengan karakteristik anak usia SD dengan proses pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan. Pembelajaran disesuaiakan dengan teori kognitif piaget, yang memusatkan pada berpikir atau proses mental anak, dan tidak sekedar
pada hasilnya saja tetapi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan bertindak , dan mengembangkan
sikap – sikap tertentu mengenai gejala-gejala alam melalui pengalaman secara langsung.
2.1.4. Model Quantum Teaching
2.1.4.2. Quantum Teaching
Menurut Potter 2012 : 32 Quantum Teaching menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar dengan memadukan seni dan pencapaian tujuan
yang terarah melalui interaksi kelas yang dinamis. A’la 2011:55 menyatakan bahwa Quantum Teaching merupakan orkestrasi
bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar situasi belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa, mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan
34
bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Orkestrasi merupakan kolaborasi berbagai interaksi belajar yang terdiri dari konteks dan konten. Konteksnya meliputi
lingkungan pembelajaran, suasana pembelajaran, landasan, rancangan. Lingkungan adalah cara guru menata ruang kelas, pengaturan meja dan kursi, pencahayaan, musik
sehingga mampu menarik minat siswa untuk terus semangat dalam belajar. Suasana meliputi cara menjalin rasa simpati dari siswa dengan ucapan dan sikap positif
sehingga memunculkan sugesti positif bagi siswa. Dengan suasana yang penuh kegembiraan akan membawa kegembiraan pula dalam belajar. Landasan adalah
kerangka kerja atau aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk melakukan pembelajaran sehingga apa yang akan dilakukan sudah terkonsep
dan terlihat pada awalnya. Rancangan adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa dan keberhasilan proses belajar.
ModelQuantum Teaching merupakan salah satu model yang dilukiskan mirip sebuah orchestra, dimana kita sedang memimpin konser saat berada diruang kelas,
karena disitu menumbuhkan pemahaman terhadap karakter murid yang berbeda-beda sebagaimana alat-alat musik yang berbeda pula. Karenanya Quantum Teaching
mengajarkan agar setiap karakter dapat memiliki peran dan terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran membawa kesuksesan.
Musik sangat penting dalam pembelajaran Quantum Teaching, karena musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Dalam model Quantum
Teaching ini menggunakan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan
35
mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik merangsang dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar DePotter, 2012:110.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang membiasakan siswa belajar dengan nyaman dan
menyenangkan, serta menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan adanya iringan musik pada saat awal, kerja kelompok dan pada saat mengerjakan soal evaluasi akan
tercipta suasana nyaman dan menyenangkan yang nantinya membuat siswa siap dan berkonsentrasi menerima materi pelajaran. Sehingga siswa dapat menangkap materi
yang diajarkan dengan mudah akhirnya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
2.1.4.3. Asas Quantum Teaching
Asas utama dalam Quantum Teaching adalah “ Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” A’la, 2011:27. Memasuki
dunia murid adalah langkah pertama, dengan memasuki dunia mereka kita mendapat hak mengajar yang diberikan oleh siswa untuk kita dapat menuntun, memimpin dan
memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Guru dapat melakukannya dengan cara mengkaitkan yang diajarkan dengan
sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan terbentuk,
kemudian barulah kita dapat menghantarkan dunia kita ke dunia mereka. 2.1.4.4.
Prinsip-prinsip Quantum Teaching
36
Menurut Depotter 2012:36 Quantum Teaching memiliki lima prinsip yaitu : a.
Segalanya berbicara Apapun yang ada di dalam kelas baik itu guru, siswa, media pembelajaran, papan
pajangan, bahasa guru, harus memberikan pesan tentang belajar. Selain itu, di dalam kelas bukan hanya guru saja yang berhak berbicara, namun siswa juga memiliki hak
yang sama untuk saling berargumentasi dan menyatakan apa yang ada dalam pikiran siswa.
b. Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan, tujuan pembelajaran harus disampaikan kepada siswa.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Dalam hal ini
poin pentingnya adalah guru harus dapat mendorong siswa untuk melakukan penelitian agar siswa memperoleh pengalaman belajar terlebih dahulu.
d. Akui setiap usaha
Setiap proses belajar mengajar berlangsung guru harus memberikan reward berupa pujian, acungan jempol, tepuk tangan kepada siswa yang telah melakukan
usaha. Meskipun usaha atau jawaban yang disampaikan siswa kurang tepat guru harus tetap dapat memotivasi siswa agar lebih aktif untuk menemukan kebenaran.
Punishment perlu tetapi tidak mendiskriminasi siswa, dalam kegiatan belajar
37
mengajar jangan sampai mematikan semangat belajar siswa karena yang demikian akan berakibat fatal bagi diri siswa untuk belajar.
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Maksudnya adalah dengan diberikannya umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiatif positif dengan belajar. Guru harus mampu memberikan
umpan balik positif kepada siswa sehingga mendorong semangat siswa dalam setiap usahanya. Umpan balik dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran quantum teaching
ada 5 yaitu: 1 segalanya berbicara; 2 segalanya bertujuan; 3 pengalaman sebelum pemberian nama; 4 akui setiap usaha; 5 jika layak dipelajari,
maka layak pula dirayakan. 2.1.4.5.
Kelebihan Model Quantum Teaching 1.
Pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teachingdapat menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa, selain itu juga
menciptakan tingkah laku dan sikap percaya diri pada siswa. 2.
Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa dan belajar terasa menyenangkan karena melibatkan seluruh komponen pembelajaran.
2.1.4.6. Tahap-tahap pembelajaran Quantum Teaching
Tahapan TANDUR dalam pembelajaran Quantum Teaching DePotter, 2012:39 yaitu:
a. Tumbuhkan
38
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiKu” AMBAK dan manfaatkan kehidupan siswa.
Tumbuhkan mengandung makna bahwa pada awal kegiatan pembelajarn guru harus berusaha menumbuhkanmengembangkan minat siswa untuk belajar. Dengan
ditumbuhkannya minat, siswa akan sadar manfaatnya kegiatan pembelajaran bagi dirinya atau bagi kehidupannya.
b. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Pada tahap ini Alami mengandung makna bahwa proses pembelajaran akan lebih
bermakna jika siswa mengalami secara langsung pembelajaran yang diberikan. c.
Namai Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah “masukan”
Namai pada tahap ini mengandung pengertian bahwa penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Penamaan
mampu memusatkan hasrat alami otak untuk memberi identitas, mengerutkan, dan mengidentifikasi. Dalam penerapannya tahap ini siswa berpikir dalam kelompok
untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru dan kemudian pengetahuan dari siswa tersebut terwujud dalam bentuk catatan.
d. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi siswa untuk “menunjukkan bahwa mereka tahu”.
39
Demonstrasi memberi peluang kepada siswa untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan siswa ke dalam pembelajaran lain atau ke dalam kehidupan
mereka. e.
Ulangi Tunjukkan pada siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “Aku tahu
bahwa aku memang tahu ini.” Ulangi berarti bahwa proses pengulangan dalam kegiatan pembelajaran dapat
memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa ingin tahu atau yakin terhadap kemampuan siswa.
f. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Rayakan mengandung makna bahwa pemberian penghormatan pada siswa atau usaha, ketekunan, dan kesuksesannya. Dengan kata lain perayaan berarti pemberian
umpan balik positif pada siswa atas keberhasilannya, baik berupa pujian, pemberian hadiah atau bentuk lainnya.
2.1.5. Teori Belajar Yang Mendasari Model Quantum Teaching dengan Media