pola interaksi yang mencakup pola hubungan guru dengan siswa. Berdasarkan uraian di atas, komponen-komponen keterampilan
mengadakan variasi yaitu variasi dalam cara mengajar guru, variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, variasi pola interaksi dan kegiatan
siswa. Ketiga komponen tersebut harus maksimal dilaksanakan oleh guru.
4. Prinsip-prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi
Ada sejumlah prinsip yang harus dipahami guru agar variasi menjadi
efektif. Penggunaan
keterampilan mengadakan
variasi seyogianya harus memenuhi prinsip-prinsip menurut Maulana, 2012: 64
yaitu relevan dengan tujuan pembelajaran, kontinu dan fleksibel variasi digunakan terus menerus sesuai kondisi, antusiasme dan hangat yang
ditunjukkan oleh guru, relevan dengan tingkat perkembangan siswa. Hariyanto 2014: 229 membagi prinsip-prinsip keterampilan mengadakan
variasi sebagai berikut. a.
Variasi yang digunakan harus bersifat efektif dengan
perencanaan dan pemilihan kegiatan sedemikian rupa sehingga relevan dengan kompetensi yang sedang dipelajari.
b. Penggunaan teknik variasi harus lancar dan tepat, tidak kelihatan
ada jeda yang terlalu lama. c.
Penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar
terstruktur dan direncanakan sebelumnya. d.
Penggunaan komponen variasi harus fleksibel dan spontan sesuai dengan balikan siswa.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan prinsip-prinsip keterampilan mengadakan variasi harus memperhatikan komponen-
komponen variasi agar bersifat efektif dalam pelaksanaannya. Penggunaan komponen-komponen variasi harus terstruktur dan fleksibel.
F. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti.
1. Penelitian Rahman Taufik 2006
Penelitian yang berjudul “Hubungan Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Sejarah Siswa
MAN Simpang Langkat Hulu”. Hasil penelitian ini adalah: 1 terdapat
hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan hasil belajar sejarah dengan koefisien korelasi sebesar
0,605; 2 terdapat hubungan yang positif antara minat belajar dengan hasil belajar sejarah melalui koefisien korelasi sebesar 0,518; 3 terdapat
hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru dan minat belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar
sejarah, melalui koefisien korelasi Banda Ry.
12
=0,578. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah variabel bebas yaitu
keterampilan mengajar guru. Sedangkan perbedaanya terletak pada varibel X
2
dan variabel Y. Setting penelitian juga berbeda, peneliti melakukan penelitian di SD Negeri 4 Metro Utara sedangkan penelitian Rahman
Taufik di Simpang Langkat Hulu.
2. Penelitian Lisa Wahyuni 2015
Penelitian tersebut berjudul “Hubungan Keterampilan Mengajar Guru dengan Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Segugus I
Kecamatan Simpur Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Pelajaran 20142015
”. Hasil analisis penelitian ini