50 mengetahui KKM pada mata pelajaran IPS dan proses pembelajaran IPS di kelas
sebelum dilakukannya penelitian. Wawancara tidak terstruktur dilakukan peneliti kepada guru kelas III SD Negeri 1 Pepedan Kabupaten Purbalingga.
3.5.4 Tes
Riduwan 2013: 76 menyatakan “Tes sebagai instrumen pengumpul data
adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok. ” Dalam penelitian ini, tes berfungsi untuk mengukur
hasil belajar IPS materi Uang dan Pengelolaan Uang dalam Tema Permainan pada kedua kelas setelah memperoleh perlakuan. Bentuk tes yang digunakan yaitu
pilihan ganda sebanyak 35 soal yang terdiri atas empat alternatif jawaban dan masing-masing soal mempunyai poin 1 jika jawaban benar dan poin 0 jika
jawaban salah. Alasan memilih bentuk soal pilihan ganda karena keunggulannya yang
dapat diskor dengan mudah, cepat, serta dapat mencakup materi yang luas. Teknik tes dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tes awal dan akhir. Tes awal
dilaksanakan untuk mengetahui rata-rata nilai kedua kelas guna mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan penelitian. Tes akhir dilaksanakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol.
3.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono 2013: 148, “Instrumen penelitian adalah suatu alat
yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Semua
51 fenomena ini disebut variabel penelitian.” Instrumen pada penelitian ini
disesuaikan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa pedoman wawancara, lembar
observasi, dan soal-soal tes.
3.6.1
Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan sebagai instrumen penelitian ini berbentuk pedoman wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara tidak
terstruktur digunakan untuk mendapatkan informasi awal tentang berbagai informasi yang ada, sehingga peneliti dapat mengetahui secara pasti keadaan awal
populasi dan sampel yang akan diteliti. Pedoman wawancara dapat dilihat pada
lampiran 4. 3.6.2
Lembar Observasi Pengamatan
Dalam penelitian ini, pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan di kedua kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan APKG 1
dan 2 serta lembar pengamatan model Word Square bagi guru dan siswa. APKG 1 dan 2 pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 41, 42, 43,
dan 44. Lembar pengamatan model Word Square bagi guru dan siswa di kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 37, 38, 39, dan 40. 3.6.3
Soal-soal Tes
Soal-soal tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis untuk mengukur ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
3.6.3.1 Tes pada Ranah Kognitif
Soal-soal yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Soal bentuk pilihan ganda dipilih,
52 karena keunggulannya yang dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif serta
dapat mencangkup ruang lingkup materi yang luas. Pembuatan soal-soal pilihan ganda didasarkan pada kompetensi dasar yang dijabarkan menjadi indikator soal
dalam bentuk kisi-kisi soal. Indikator soal yang dibuat disesuaikan dengan silabus utuh dan silabus pengembangan IPS kelas III pada materi Uang dan Pengelolaan
Uang dalam Tema Permaianan. Untuk silabus utuh dan pengembangan dapat dilihat di lampiran 5, 6, dan 7.
Soal yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu 35 butir soal berupa soal pilihan ganda. Untuk uji coba agar syarat validitas dan reliabilitas dapat terpenuhi,
soal dibuat secara paralel menjadi 70 butir dan setara dari segi cakupan materi serta tingkat kesukarannya. Hal ini dilakukan agar syarat-syarat soal tes sebagai
instrumen penelitian terpenuhi. Adapun kisi-kisi soal uji coba beserta soal uji coba dapat dilihat pada lampiran 22 dan 25. Sebelum diujicobakan kepada siswa kelas
III di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal, soal ditelaah terlebih dahulu oleh tim ahli untuk diuji validitas logisnya. Setelah tim ahli memberikan saran dan
perbaikan serta rekomendasi mengenai kelayakannya, peneliti melakukan uji coba soal kepada siswa kelas III SD Negeri panggung 2 Kota Tegal. Setelah data hasil
uji coba diperoleh, kemudian dilaksanakan uji prasyarat instrumen dan analisis butir soal. Adapun analisis butir soal dapat dilihat pada lampiran 26.
3.6.3.1.1 Pengujian Validitas
Menurut Priyatno 2010: 90, “Validitas adalah ketepatan atau kecermatan
suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur.” Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur sesuatu yang hendak diukur. Validitas sebuah
53 tes dapat diketahui dari hasil pemikiran validitas logis tentang kesesuaian
dengan kaidah penyusunan alat tes, dan hasil pengalaman validitas empiris berupa uji coba instrumen Arikunto, 2012: 80.
1 Validitas Logis Logical Validity
Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi
valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada Arikunto, 2012:
80. Pengujian validitas logis dilakukan melalui penilaian oleh penilai ahli 1 dan ahli 2. Penilai ahli 1 yaitu dosen pembimbing, dan penilai ahli 2 yakni guru kelas
III SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal. Penilaian yang dilakukan berupa kesesuaian butir-butir soal dengan kisi-kisinya menggunakan lembar validasi isi.
Adapun lembar telaah validitas logis dari para ahli selengkapnya ada pada lampiran 23 dan 24.
2 Validitas Empiris Empirical Validity
Berdasarkan penuturan Arikunto 2012: 81-2, sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris
tidak dapat diperoleh hanya dengan menyusun instrumen berdasarkan ketentuan, tetapi harus dibuktikan melalui uji coba instrumen. Peneliti kemudian melakukan
uji coba instrument pada responden yang bukan responden sesungguhnya, yaitu responden kelas III SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal dengan alasan siswa kelas
III SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal usianya relatif sama dengan siswa di SD Negeri 1 Pepedan
dan sudah mendapatkan materi Uang. Pengujian dilakukan
54 dengan membandingkan kondisi instrumen dengan kriteria. Arikunto 2012: 85
menjelaskan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran antara
instumen tes dengan kriterianya yaitu menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.
Untuk mempermudah penghitungan uji validitas, dapat dilakukan dengan program SPSS versi 20. Untuk mencari validitas dalam SPSS 20 menggunakan
menu Analyze – Correlate – Bivariate. Pengambilan keputusan pada uji validitas
dilakukan dengan batasan r
tabel
dengan signifikansi 0,05 Priyatno, 2010: 94. Jika nilai korelasi lebih besar dari pada nilai r
tabel
, maka item valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang ditentukan, maka item tidak valid. Pada penelitian
peserta uji coba sebanyak 31 siswa, jika melihat tabel product moment nilai r
tabel
dengan signifikansi 0,05 5 yaitu 0,355 Sugiyono, 2013: 613. Jadi, item yang nilai koefisien korelasinya lebih dari 0,355 dikatakan valid, sedangkan item yang
nilai koefisien korelasinya kurang dari 0,355 tidak valid. Adapun rekap data hasil penghitungan SPSS 20 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Soal Tes Uji Coba dengan
Harga r
tabel
= 0,355; Taraf Signifikansi 0,05; dan n = 31
Nomor Item
Pearson Correlation
r
11
Validitas Nomor
Item Pearson
Correlation r
11
Validitas 1
0,232 Tidak Valid
36 0,583
Valid 2
0,186 Tidak Valid
37 0,484
Valid 3
0,747 Valid
38 0,444
Valid 4
0,086 Tidak Valid
39 0,391
Valid 5
0,379 Valid
40 0,234
Tidak Valid 6
0,663 Valid
41 0,546
Valid 7
0,705 Valid
42 0,716
Valid 8
0,261 Tidak Valid
43 0,544
Valid 9
0,522 Valid
44 0,573
Valid 10
0,199 Tidak Valid
45 0,569
Valid
55
Nomor Item
Pearson Correlation
r
11
Validitas Nomor
Item Pearson
Correlation r
11
Validitas 11
0,472 Valid
46 0,367
Valid 12
0,123 Tidak Valid
47 0,569
Valid 13
0,471 Valid
48 0,304
Tidak Valid 14
0,316 Tidak Valid
49 0,459
Valid 15
.
a
Tidak Valid 50
0,474 Valid
16 0,017
Tidak Valid 51
0,486 Valid
17 0,777
Valid 52
0,609 Valid
18 0,670
Valid 53
0,391 Valid
19 0,562
Valid 54
0,282 Tidak Valid
20 0,268
Tidak Valid 55
0,572 Valid
21 0,725
Valid 56
.
a
Tidak Valid 22
0,231 Tidak Valid
57 0,416
Valid 23
0,551 Valid
58 0,260
Tidak Valid 24
0,263 Tidak Valid
59 0,508
Valid 25
0,241 Tidak Valid
60 0,489
Valid 26
0,242 Tidak Valid
61 0,422
Valid 27
0,178 Tidak Valid
62 0,382
Valid 28
0,249 Tidak Valid
63 0,493
Valid 29
0,246 Tidak Valid
64 0,382
Valid 30
0,426 Valid
65 0,225
Tidak Valid 31
0,433 Valid
66 0,169
Tidak Valid 32
0,492 Valid
67 0,321
Tidak Valid 33
0,462 Valid
68 0,388
Valid 34
0,406 Valid
69 0,275
Tidak Valid 35
.
a
Tidak Valid 70
0,371 Valid
Setelah dilakukan penghitungan validitas soal menggunakan program SPSS versi 20. Dari 70 butir soal yang telah dikerjakan siswa kelas III SD Negeri
Panggung 2 Kota Tegal, diperoleh 43 butir soal valid dan 27 butir soal tidak valid. Butir soal yang valid yaitu nomor 3, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 17, 18, 19, 21, 23, 30, 31,
32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 55, 57, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 68, dan 70. Semua soal yang valid sudah mewakili seluruh
indikator soal. Soal yang valid inilah yang digunakan peneliti pada kegiatan tes awal dan akhir, sedangkan soal yang tidak valid tidak dapat digunakan. Hasil
pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27.
56 3.6.3.1.2
Pengujian Reliabilitas Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat dalam
menilai apa yang dinilainya Sudjana, 2013: 16. Menurut Sugiyono 2009: 173, “Instumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.” Pengujian reliabilitas didasarkan atas data uji coba instrumen yang dilakukan pada
kelas III SD Negeri Panggung 2 Kota tegal. Tujuan pengujian reliabilitas instrumen yaitu untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian sehingga dapat
dipercaya untuk digunakan. Pengujian reliabilitas menggunakan alat tes yang berupa soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.
Berdasarkan hasil pengujian validitas, diperoleh soal yang valid sebanyak 43 butir. Seluruh butir soal yang valid tersebut kemudian diuji
reliabilitasnya dengan menggunakan reliability analysis. Untuk dapat mengetahui reliabilitas tiap butir soal, peneliti menggunakan
cronbach’s alpha pada SPSS 20. Menurut Sekaran 1992 dalam Priyatno 2010: 96, reliabilitas kurang dari 0,6
termasuk kategori kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan diatas 0,8 termasuk kategori baik.
Berikut ini merupakan hasil penghitungan uji reliabilitas secara keseluruhan yang disajikan pada Tabel 3.3 dan untuk hasil selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 28. Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbachs Alpha
N of Items ,935
43
57 Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai
cronbach’s alpha sebesar 0,935. Mengacu pada pendapat Sekaran, nilai reliabilitas pada tabel lebih dari 0,8
berarti tingkat keajegan soal tersebut bernilai baik Priyatno, 2010: 96. 3.6.3.1.3
Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam
menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Hal penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan
kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar Sudjana, 2011: 135. Cara melakukan analisis untuk menentukan taraf kesukaran soal adalah rumus:
keterangan: I = Indekstaraf kesukaran untuk tiap soal.
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal. N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud.
Sudjana, 2013: 137. Kriteria yang digunakan yaitu semakin kecil indeks yang diperoleh, maka
semakin sulit soal tersebut dan sebaliknya. Kriteria indeks kesulitan soal yakni sebagai berikut:
0 - 0,30 = soal kategori sukar 0,31 - 0,70 = soal kategori sedang
0,71 - 1,00 = soal kategori mudah Sudjana, 2011: 137.
N B
= I
58 Pengujian
tingkat kesukaran
dilakukan dengan
membandingkan banyaknya jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dengan
jumlah peserta tes. Instrumen soal yang akan digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria kesukaran soal yang ditentukan, yaitu soal mudah, sedang, dan
sukar. Berdasarkan hasil penghitungan manual diperoleh data yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Kriteria Nomor Soal
Mudah 7, 9, 30, 33, 36, 37, 42, 43, 46, 47, 49, 50, 52,
55, 59, 61, dan 63. Sedang
3, 5, 6, 11, 13, 17, 18, 19, 21, 23, 31, 32, 34, 38, 39, 41, 44, 45, 51, 53, 57, 60, 62, 64, 68,
dan 70.
Berdasarkan Tabel 3.4 tersebut, soal yang valid dan reliabel dengan tingkat kesukaran „mudah‟ yaitu nomor 7, 9, 30, 33, 36, 37, 42, 43, 46, 47, 49, 50, 52, 55,
59, 61, dan 63 , „sedang‟ yaitu nomor 3, 5, 6, 11, 13, 17, 18, 19, 21, 23, 31, 32, 34,
38, 39, 41, 44, 45, 51, 53, 57, 60, 62, 64, 68, dan 70. Untuk hasil pengujian tingkat kesukaran soal selengkapnya terdapat pada lampiran 29.
3.6.3.1.4 Analisis Daya Beda
Menurut Arikunto 2012: 228, “Daya pembeda soal adalah kemampuan
soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dan siswa yang bodoh berkemampuan rendah.” Rumus yang digunakan yaitu:
keterangan: J = Jumlah peserta tes.
J
A
= Banyaknya peserta kelompok atas.
59 J
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah. B
A
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar. B
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar. P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar. P
B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Arikunto, 2012: 228-9.
Setelah mendapatkan besarnya D, keputusan daya pembeda soal dapat diketahui melalui klasifikasi daya pembeda berikut:
D = 0,00 – 0,20
: jelek D = 0,21
– 0,40 : cukup
D = 0,41 – 0,70
: baik D = 0,71
– 1,00 : baik sekali
D = negatif : semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
Arikunto, 2012: 232. Sebelum menganalisis daya beda soal, terlebih dahulu kelompok siswa
dibagi dua sesuai jumlah skor soal atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan bawah. Pengujian daya beda diperoleh dari hasil penghitungan
jumlah jawaban benar pada kelompok atas dibanding jumlah siswa pada kelompok atas PA dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
dibanding jumlah siswa pada kelompok bawah PB. Berdasarkan penghitungan pengujian daya beda soal secara manual,
diperoleh data dari 43 soal yang valid dan reliabel, terdapat 3 soal yang baik
60 sekali, 22 soal yang baik, 16 soal yang cukup, dan 2 soal yang jelek. Soal yang
mempunyai kriteria baik sekali yaitu nomor 3, 17, dan 21. Soal yang mempunyai
kriteria baik yaitu nomor 6, 7, 11, 13, 18, 19, 23, 32, 34, 36, 39, 41, 42, 44, 45, 47, 50, 51, 52, 61, 64, dan 70. Soal yang mempunyai kriteria cukup yaitu nomor 5, 9,
30, 31, 37, 38, 43, 46, 49, 53, 55, 57, 59, 60, 62, dan 68. Sementara itu, Soal yang mempunyai kriteria jelek yaitu nomor 33 dan 63. Tabel berikut merupakan data
hasil penghitungan daya beda soal secara manual. Untuk data yang lebih lengkap terdapat pada lampiran 30.
Tabel 3.5 Analisis Daya Pembeda Soal
No No
Soal D
Kiteria No
No Soal
D Kriteria
1. 3
0,73 Baik sekali
23. 42
0,60 Baik
2. 5
0,35 Cukup
24. 43
0,33 Cukup
3. 6
0,48 Baik
25. 44
0,48 Baik
4. 7
0,53 Baik
26. 45
0,54 Baik
5. 9
0,33 Cukup
27. 46
0,28 Cukup
6. 11
0,48 Baik
28. 47
0,47 Baik
7. 13
0,28 Baik
29. 49
0,40 Cukup
8. 17
0,75 Baik sekali
30. 50
0,47 Baik
9. 18
0,55 Baik
31. 51
0,41 Baik
10. 19
0,60 Baik
32. 52
0,47 Baik
11. 21
0,73 Baik sekali
33. 53
0,30 Cukup
12. 23
0,68 Baik
34. 55
0,27 Cukup
13. 30
0,27 Cukup
35. 57
0,35 Cukup
14. 31
0,22 Cukup
36. 59
0,27 Cukup
15. 32
0,42 Baik
37. 60
0,35 Cukup
16. 33
0,13 Jelek
38. 61
0,47 Baik
17. 34
0,55 Baik
39. 62
0,35 Cukup
18. 36
0,47 Baik
40. 63
0,20 Jelek
19. 37
0,27 Cukup
41. 64
0,48 Baik
20. 38
0,35 Cukup
42. 68
0,35 Cukup
21. 39
0,41 Baik
43. 70
0,41 Baik
22. 41
0,42 Baik
Berdasarkan serangkaian pengujian pada soal uji coba, diperoleh 35 soal yang telah memenuhi syarat instrumen penelitian yang dijadikan soal tes awal dan
61 akhir di kedua kelas. Tes awal dilaksanakan sebelum pembelajaran IPS materi
Uang dan Pengelolaan Uang dalam Tema Permainan. Tes akhir dilakukan setelah materi pelajaran selesai disampaikan. Adapun kisi-kisi dan soal-soal yang
digunakan untuk tes awal dan akhir dapat dilihat pada lampiran 31 dan 32.
3.6.3.2 Tes pada Ranah Afektif
Angket digunakan untuk mengukur ranah afektif siswa. Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa skala Likert.
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial” Sugiyono, 2013: 136.
Penelitian ini menggunakan angket yang berisi 10 pernyataan yang dijawab oleh siswa. Adapun angket ini dapat dilihat pada lampiran 11. Sebelum
melakukan penelitian, skala sikap ini ditelaah terlebih dahulu oleh tim ahli untuk diuji validitas logisnya. Adapun lembar telaah validitas logis dari para ahli
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12 dan 13. Setelah tim ahli memberikan saran dan perbaikan serta rekomendasi mengenai kelayakannya, peneliti dapat
melakukan penelitian kepada siswa kelas III A dan B SD Negeri 1 Pepedan.
3.6.3.3 Tes pada Ranah Psikomotor
Tes yang digunakan untuk mengukur ranah psikomotor siswa terdiri dari 2 tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Adapun rubrik penilaian psikomotor ini
dapat dilihat pada lampiran 17. Sebelum melakukan penelitian, rubrik ini ditelaah terlebih dahulu oleh tim ahli untuk diuji validitas logisnya. Adapun lembar telaah
validitas logis dari para ahli selengkapnya pada lampiran 18 dan 19. Setelah tim
62 ahli memberikan saran dan perbaikan serta rekomendasi mengenai kelayakannya,
peneliti melakukan penelitian kepada siswa kelas III A dan B SD Negeri 1
Pepedan. 3.6.4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan perencanaan pembelajaran yang dibuat sebelum pembelajaran dimulai. RPP berisi langkah-langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan selama pembelajaran. RPP dilengkapi dengan kisi-kisi dan soal evaluasi yang diberikan kepada siswa di akhir pembelajaran. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran terdapat pada lampiran 8 dan 9.
3.7 Teknik Analisis Data