63
Lombardi dalam Smith, 2009:400-401 menjelaskan beberapa model pengajaran yang dapat membantu meningkatkan keberhasilan kelas inklusi.
Model-model tersebut meliputi: 1
Pengajaran Langsung Direct Instruction Menggunakan seluruh sumber daya guru secara efisien baik pendidikan
umum maupun khusus di kelas umum dan pemantauan kemajuan secara seksama.
2 Intervensi Strategi Strategy Intervention
Penekanan dalam kemampuan pengajaran seperti mendengar Listening, membuat catatan Note Talking, pertanyaan mandiri Self-Questioning,
tes lisan Test Talking, dan pemantauan kesalahanError Monitor. 3
Tim Asisten-Guru Teacher-Assistance Team Guru umum dan guru pendidikan khusus bekerja sebagai tim yang
bertemu secara teratur untuk mengatasi masalah dan memberikan bantuan dalam mengatur siswa dan pertanyaan mengenai kesulitan akademis.
4 Model Guru sebagai Konsultan Consoulting Teacher Model
Guru-guru khusus dilatih sebagai konsultan untuk memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru kelas umum. Selain itu juga melatih para
profesional yang ditugaskan di kelas umum untuk membantu siswa penyandang hambatan
2.2 Kerangka Berpikir
Apabila dalam suatu kelas terdapat perubahan pada input siswa, yakni tidak hanya menampung anak normal tetapi juga ABK, maka menuntut
64
penyesuaian atau modifikasi mulai dari: 1 kurikulum bahan ajar, karena khusus bagi peserta didik berkelainan danatau memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa diperlukan persiapan program pendidikan atau pengajaran individual PPI; 2 peranserta guru tenaga kependidikan untuk
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan; 3
sarana-prasarana yang meliputi sarana khusus dan prasarana khusus disesuaikan dengan masing-masing jenis ABK; 4 dana, yang terdiri atas biaya investasi,
biaya personal dan terakhir biaya operasi, serta biaya khusus ; 5 manajemen, pada sekolah inklusi pengelolaannya dilandasi dengan manajemen mutu total; 6
lingkungan, tidak hanya lingkungan sekolah namun juga melibatkan masyarakat; 7 peserta didik siswa, dimana sekolah mampu memberi kesempatan dan
peluang kepada berbagai jenis ABK; 8 serta proses belajar-mengajar, meliputi perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi kegiatan belajar mengajar. Jadi
keberhasilan belajar ABK dipengaruhi oleh iklim belajar dan pergaulan yang kondusif. Suasana kondusif tersebut akan tercapai apabila kondisi di sekolah
menunjukkan kesiapan yang ditentukan dari 8 delapan komponen di atas. Selanjutnya kesiapan sekolah yang diartikan sebagai kondisi kemauan dan
kemampuan untuk mengimplementasikan program layanan inklusi sebagia respon terhadapa upaya memajukan pendidikan di Indonesia dapat dikategorikan dalam
tingkat siap, cukup siap, dan tidak siap. Maka harapan dari terlaksananya proses pembelajaran yang baik ialah kompetensi lulusan yang bermutu sehingga
mencapai kualitas pendidikan yang bermutu pula.
65
Siap Tidak siap
Memperoleh pengalaman belajar yang bermakna
Sekolah Reguler
ABK Inklusi
Siswa Umum
Komponen
Kesiapan
Cukup siap 1.
Kurikulum 2.
Tenaga pendidik 3.
Sarana-prasarana 4.
Manajemen sekolah 5.
Dana inklusi 6.
Peserta didik 7.
Lingkungan 8.
Proses belajar-mengajar Iklim belajar dan
pergaulan yang kondusif Kualitas pendidikan yang
bermutu
Kompetensi lulusan yang bermutu
66
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang digunakan harus disesuaikan dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai. Sehingga
penelitian akan berjalan dengan sistematis. Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal yang berhubungan
dengan metode dan hal-hal yang menentukan penelitian, mencakup jenis dan desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan
data, validitas dan reliabilitas serta metode analisis data.
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya
pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika Azwar, 2009:05. Data yang akan disajikan dalam bentuk numerikal atau diangkakan
ialah tingkat Kesiapan Sekolah dalam implementasi pendidikan anak berkebutuhan khusus.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan