Gejala-gejala Stres Kerja Stres Kerja

13 3 Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut. Sebenarnya stres kerja tidak selalu membuahkan hasil yang buruk dalam kehidupan manusia. Selye membedakan stres menjadi dua yaitu distress yang destruktif dan eustress yang merupakan kekuatan positif. Stres diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi. Semakin tinggi dorongan untuk berprestasi, makin tinggi juga produktivitas dan efisiensinya. Demikian pula sebaliknya stres kerja dapat menimbulkan efek yang negatif. Stres dapat berkembang menjadikan tenaga kerja sakit, baik fisik maupun mental sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal Munandar, 2011:371,374. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungan kerja yang dipandang sebagai suatu ancaman terhadap kemampuan kerja, keseimbangan psikologis dan fisiologis seseorang sehingga menggerakkan, menyiagakan atau membuat aktif dirinya. Stres dalam penelitian ini merupakan distress yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap karyawan maupun organisasi.

2.1.2 Gejala-gejala Stres Kerja

Smet 1994:110 mengatakan bahwa stres kerja yang dialami oleh individu mengandung dua komponen yaitu komponen psikologis dan komponen fisiologis. Komponen psikologis meliputi perilaku pola pikir, emosi dan perasaan stres, sedangkan komponen fisiologis berupa rangsangan-rangsangan fisik yang meningkat seperti gelisah, jantung berdebar-debar dan sebagainya. 14 Yusuf 2004:98-99 mengemukakan bahwa seseorang yang mengalami stres kerja dapat dilihat dari gejala-gejalanya sebagai berikut: 1 Gejala fisik, diantaranya: sakit kepala, sakit lambung maag, darah tinggi, sakit jantung, insomnia, mudah lelah, keluar keringat dingin, kurang selera makan dan sering buang air kecil. 2 Gejala psikis, diantaranya: gelisah, tidak dapat konsentrasi dalam bekerja, sikap apatis, pesimis, malas bekerja, sering melamun, sering marah-marah atau bersikap agresif. Cooper dan Straw 1995:7 mengemukakan bahwa gejala- gejala stres kerja dibagi menjadi 3 yaitu: 1 Gejala fisik. Gejala stres menyangkut fisik bisa mencakup: Susah tidur, Telapak tangan berkeringat, Sakit kepala, Merasa panas, Cepat lelah, Sakit perut, Kaku leher, Nafsu makan berubah, Nafas cepat. 2 Gejala dalam wujud perilaku. Banyak gejala stres yang menjelma dalam wujud perilaku, mencakup: a Perasaan, berupa: bingung, cemas, dan sedih, jengkel, salah paham, tak berdaya, tak mampu berbuat apa- apa, gelisah, gagal, tak menarik, kehilangan semangat. b Kesulitan dalam: berkonsentrasi, berfikir jernih, membuat keputusan. c Hilangnya: kreatifitas, gairah dalam penampilan, minat terhadap orang lain. 3 Gejala di tempat kerja. Sebagian besar waktu bagi pekerja berada di tempat kerja, dan jika dalam keadaan stres , gejala- gejala dapat mempengaruhi kita di 15 tempat kerja, antara lain: kepuasan kerja, rendah, kinerja yang menurun, semangat dan energi hilang. Anoraga 2009:110 menyebutkan bahwa gejala-gejala dari stres kerja adalah sebagai berikut: 1 Gejala badan fisik, seperti sakit kepala, sakit maag, mudah kaget, banyak keluar keringat dingin, gangguan pola tidur, lesu, kaku pada leherpunggung, dada terasa nyeri, sakit kerongkongan, gangguan psikoseksual, nafsu makan berkurang, mual dan muntah, gejala kulit, gangguan menstruasi, kejang, pingsan, dan sejumlah gejala lain. 2 Gejala emosional, seperti pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, cemas, kuatir, mimpi buruk, murung, mudah marah, mudah menangis, gelisah, putus asa dan sebagainya. 3 Gejala sosial, seperti banyak merokokmakanminum, sering mengontrol pintu jendela, menarik diri dari pergaulan sosial dan mudah bertengkar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stres kerja adalah gejala fisik seperti: sakit kepala, sakit maag, mudah kaget, banyak keluar keringat dingin, gangguan pola tidur, lesu, kaku pada leherpunggung, dada terasa nyeri, sakit kerongkongan, gangguan psikoseksual, nafsu makan berkurang, mual dan muntah, gejala kulit, gangguan menstruasi, kejang, pingsan, gejala emosional seperti: cemas, sedih, salah paham, tak berdaya, tak mampu berbuat apa-apa, malas, gelisah, gagal, tak menarik, kehilangan semangat pelupa, sukar konsentrasi, sukar mengambil keputusan, kuatir, mimpi buruk, murung, mudah marah, mudah menangis, gelisah, putus asa,, dan gejala sosial seperti: banyak 16 merokokmakanminum, sering mengontrol pintu jendela, menarik diri dari pergaulan sosial dan mudah bertengkar.

2.1.3 Sumber-sumber Stres Kerja Stressor