15 3. Komunkasi lateral
Komunikasi terjadi antara anggota dari kelompok kerja yang sama, di antara anggota dari kelompok kerja pada tingkatan yang sama, antar
manajer pada tataran yang sama atau diantara individu – individu yang setara secara horizontal.
Menurut Wahjono 2010: 218, komunikasi menjalanan empat fungsi yaitu:
1. Fungsi kendali kontrolpengawasan
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi agar mereka mematuhi semua aturan dan hierarki wewenang dalam organisasi.
2. Fungsi motivasi Dengan komunikasi dapat menjelaskan pada para anggota apa yang harus
dikerjakan dan bagimana dapat bekerja lebih baik. 3. Fungsi pengungkapan emosi
Dengan komunikasi para anggota dapat mengungkapkan kekecewaan, atau rasa puas yang mereka rasakan.
4. Fungsi informasi Dengan komunikasi semua keputusan dapat diambil dan dapat diteruskan pada
semua anggota orgnisasi. 2.1.3 Proses Komunikasi
Menurut Wahjono 2010: 220, model proses komunikasi terdiri dari tujuh bagian yaitu :
Universitas Sumatera Utara
16 1. Sumber komunikasi mengawali suatu pesan dengan pengkodean suatu pikiran
dengan empat kondisi, yang memeprngaruhi pesan terkode yaitu ketrampilan, sikap, pengetahuan, dan sistem sosial budaya.
2. Pesan adalah suatu yang dikomunikasikan. 3. Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan.
4. Pengkodean adalah simbol – simbol yang harus diterjemahkan ke dalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh si penerima pesan.
5. Umpan balik merupakan pengecekan mengenai berapa suskesnya kita mentransfer pesan.
2.1.4
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Menurut Mangkunegara 2011:148 Ada dua tinjauan faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor dari pihak sender atau disebut pula komunikator, dan
faktor dari pihak receiver atau komunikan. a. Faktor dari pihak sender atau komunikator :
1 Keterampilan sender, baik dalam menyampaikan pikiran baik secara tertulis maupun lisan.
2 Sikap sender, sikap yang angkuh terhadap receiver dapat mengakibatkan informasi atau pesan yang diberikan menjadi ditolak oleh receiver. Begitu
pula sikap sender yang ragu-ragu dapat mengakibatkan receiver menjadi tidak percaya terhadap informasi atau pesan yang disampaikan.
3 Pengetahuan sender. Sender mempunyai pengetahuan luas dan menguasai materi yang disampaikan
akan dapat menginformasikannya kepada receiver sejelas mungkin. Dengan
Universitas Sumatera Utara
17 demikian, receiver akan lebih mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh
sender.
4
Media saluran yang digunakan oleh sender b. Faktor dari pihak receiver :
1 Keterampilan receiver, dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan oleh sender akan dapat dimengerti dengan baik, jika
receiver mempunyai keterampilan mendengar dan membaca. 2 Sikap Receiver, sikap receiver terhadap sender sangat mempengaruhi efektif
tidaknya komunikasi. 3 Pengetahuan Receiver, receiver yang mempunyai pengetahua n yang luas akan
lebih mudah dalam menginterprestasikan ide atau pesan yang diterimanya dari sender.
4 Media Saluran Komunikasi, media saluran komunikasi berupa alat indera yang ada pada receiver sangat menentukan apakah pesan dapat diterima atau
tidak untuknya.
2.1.5
Dampak Komunikasi Terhadap Organisasi
Menurut Wahjono 2010: 220, terdapat tiga penghalang komunikasi yang efektif yaitu :
a. Penyaringan filtering yaitu jika informasi itu dianggap kurang menguntungkan bagi pihak tertentu akan terjadi manipulasi, sehingga
mungkin saja pada tataran penerima informasi akhir tidak sesuai dengan pengiriman informasi.
Universitas Sumatera Utara
18 b. Persepsi selektif, yaitu para penerima pesan memiliki harapan dan minat pada
informasi yang diinginkan sehingga yang terjadi bukan realitas tapi penafsiran – penafsiran berdasarkan kebutuhan, motivasi, latar belakang dan pengalaman
pribadi penerima. c. Emosi, terkadang dominasi perasaan mempengaruhi penerima pesan.
Sehingga ketika penerima pesan sedang dalam kondisi marah atau bingung tentu akan menafsirkan secara berbeda ketika penerima sedang dalam kondisi
bahagia atau netral. Panduan komunikasi yang efektif menurut Wahjono 2010: 224 adalah :
1. Dirut CEO harus menyadari pentingnya komunikasi, karena komunikasi adalah syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan organisasi.
2. Para menajer memadankan antara tindakan dan ucapan, karena hal tersebut merupakan kunci kredibilitas seorang pimpinan. Sebagai seorang pimpinan
juga sebagai contoh dari para anggota atau karyawan sehingga antara tindakan dan ucapan harus padu padan.
3. Komitmen pada komunikasi dua arah, karena dengan komunikasi dua arah akan terjadi interaksi antara atasan dan bawahan, sehingga apa yang menjadi
kemauan pimpinan dapat dipahami karyawan dan apa yang diinginkan karyawan dapat diakomodir oleh pimpinan.
4. Penekanan pada komunikasi tatap muka, saluran komunikasi tatap muka yang paling kaya dan efektif.
5. Tanggung jawab bersama untuk komunikasi karyawan, bahwa semua pihak memiliki tanggungjawab bersama dalam penyampaian informasi sampai ke
Universitas Sumatera Utara
19 level bawah tanpa ada yang memanipulir hanya untuk kepentingan pribadi
semata. 6. Menangani berita buruk, dalam sebuah organisasi atau perusahaan kabar buruk
bukanlah sesuatu yang mustahil, karenanya kabar buruk itu tidak perlu ditakutkan namun justru menjadi evaluasi dan dicarikan solusi pemecahaannya.
7. Pesan dibentuk untuk audiens yang dimaksudkan. Bahwa seseorang dan orang lain memiliki perbedaan kenutuhan informasi karena masing – masing
memiliki kepentingan yang berbeda. Sehingga informasi perlu dirancang ynag tepat agar sesuai dengan kebutuhan masing – masing pihak.
8. Perlakukan komunikasi sebagai suatu proses berkelanjutan. Bahwa sebuah komunikasi efektif akan dilakukan secara terus menerus karena komunikasi
pada karyawan merupakan proses manajemen yang kritis.
2.2 Kepuasan Kerja
2.2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa
baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting Luthans 2006:243. Menurut Hasibuan 2007 : 202 “Kepuasan Kerja adalah sikap emosional pegawai
yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya yang dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja”. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja
yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut. Pada dasarnya makin positif sikap kerja makin besar pula kepuasan kerja, untuk itu
Universitas Sumatera Utara
20 berbagai indikator dari kepuasan kerja perlu memperoleh perhatian khusus agar
pekerja dapat meningkatkan kinerjanya. Pada umumnya seseorang merasa puas dengan pekerjaannya karena
berhasil dan memperoleh penilaian yang adil dari pimpinannya. Jadi, kepuasan kerja akan tercapai apabila terdapat kesesuaian antara pekerjaan yang dibebankan
dengan keinginan individu pegawai. Menurut Hariandja 2007:290 kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini
disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif dan lain-lain, atau mempunyai hubungan dengan beberapa jenis
perilaku yang sangat penting dalam organisasi. Handoko 2000:193 menyatakan kepuasan kerja job satisfaction adalah
keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaanya. Berdasarkan definisi kepuasan kerja tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa kepuasan kerja adalah tingkat perasaan seseorang akan kesukaan dan ketidaksukanya dalam memandang pekerjaanya, artinya seorang karyawan akan
menyukai atau tidak menyukai pekerjaanya dapat terlihat dari sikapnya terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menurut Hasibuan 2007:51, kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
21 1. Balas jasa yang adil dan layak.
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian. 3. Berat ringannya pekerjaan.
4. Suasana dan lingkungan pekerjaan. 5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya. 7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
Sedangkan menurut Yuli 2005:197 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja ialah :
b. Upah dan Gaji, merupakan imbalan keuangan yang diterima karyawan seperti upah, premi bonus atau tunjangan-tunjangan keuangan lainnya.
c. Pekerjaan, merupakan kepuasan kerja yang berasal dari pekerjaan itu sendiri yaitu variansi pekerjaan dan kontrol atas metode dan langkah-langkah kerja
d. Pengawasan, merupakan tugas kepemimpinan, yaitu usaha mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk tujuan tertentu
e. Promosi Karir, merupakan perencanan karir seseorang pada pekerjaan yang lebih baik dalam bentuk tanggung jawab yang lebih besar, status yang lebih
besar atau skill yang lebih besar. f. Kelompok Kerja, merupakan keeratan hubungan dengan teman sekerja dalam
pekerjaan memerlukan kerja sama tim yang tinggi. g. Kondisi Kerja, merupakan segala sesuatu yang ada di lingkungan kerja yang
dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas seperti temperatur,
Universitas Sumatera Utara
22 kelembaban, ventilasi, penerangan, kegaduhan, kebersihan tempat kerja,
kondisi alat-alat kerja dan ketidakjelasan tugas dan tanggung jawab. Menurut Mangkunegara 2011:120 ada 2 faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja, yaitu : a. Faktor Pegawai Yaitu, kecerdasan IQ, kecakapan khusus, umur, jenis
kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja.
b. Faktor Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkatgolongan, kedudukan, mutu pengawasan, jaminan financial,
kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja. Menurut Teori Herzberg , terdapat dua faktor yang menyebabkan
kepuasan dan ketidakpuasan, yaitu: a. Faktor Motivator merupakan karakteristik pekerjaan berkaitan dengan
kepuasan pekerjaan, yaitu sejumlah kebutuhan yang apabila dipenuhi akan menimbulkan kepuasan tetapi jika tidak dipenuhi akan mengurangi kepuasan.
b. Faktor Hygiene merupakan karakteristik pekerjaan berkaitan dengan ketidakpuasan pekerjaan, yaitu sejumlah kebutuhan yang apabila dipenuhi
tidak akan meningkatkan motivasi, tetapi jika tidak dipenuhi akan menimbulkan kepuasan Mangkunegara, 2010:121.
Jadi, kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan. Semuanya itu untuk mendukung
terwujudnya suatu perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
23 2.2.3 Dimensi Kepuasan Kerja
Smith, Kendall dan Hulin dalam Munandar 2004: 74, menyatakan ada lima dimensi indikator dari kepuasan kerja yaitu:
a. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, dimana hal itu terjadi bila pekerjaan tersebut memberikan kesempatan individu untuk belajar sesuai dengan minat
serta kesempatan untuk bertanggung jawab. b. Kepuasan terhadap imbalan, dimana sejumlah uang gaji yang diterima sesuai
dengan beban kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi tersebut.
c. Kesempatan promosi yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada struktur organisasi.
d. Kepuasan terhadap supervisi, bergantung pada kemampuan atasannya untuk memberikan bantuan teknis dalam memotivasi.
e.
Kepuasan terhadap rekan kerja yaitu seberapa besar rekan kerja memberikan bantuan teknis dan dorongan sosial.
2.2.4 Dampak Kepuasan Terhadap Prestasi Kerja Menurut Sutrisno 2010:80 Ada beberapa dampak kepuasan kerja:
1. Dampak Terhadap Produktivitas