Dampak Terhadap Produktivitas Ketidakhadiran Absenteisme Keluarnya dari Pekerja Turnover

23 2.2.3 Dimensi Kepuasan Kerja Smith, Kendall dan Hulin dalam Munandar 2004: 74, menyatakan ada lima dimensi indikator dari kepuasan kerja yaitu: a. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, dimana hal itu terjadi bila pekerjaan tersebut memberikan kesempatan individu untuk belajar sesuai dengan minat serta kesempatan untuk bertanggung jawab. b. Kepuasan terhadap imbalan, dimana sejumlah uang gaji yang diterima sesuai dengan beban kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi tersebut. c. Kesempatan promosi yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada struktur organisasi. d. Kepuasan terhadap supervisi, bergantung pada kemampuan atasannya untuk memberikan bantuan teknis dalam memotivasi. e. Kepuasan terhadap rekan kerja yaitu seberapa besar rekan kerja memberikan bantuan teknis dan dorongan sosial. 2.2.4 Dampak Kepuasan Terhadap Prestasi Kerja Menurut Sutrisno 2010:80 Ada beberapa dampak kepuasan kerja:

1. Dampak Terhadap Produktivitas

Lawler dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran intrinsik misalnya, rasa telah mencapai sesuatu dan ganjaran ekstrinsik misalnya gajiupah yang diterima kedua-duanya adil dan wajar serta diasosiasikan dengan perstasi kerja yang unggul, hanya jika tenaga Universitas Sumatera Utara 24 kerja mempresepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik berasosiasi dengan prestasi kerja.

2. Ketidakhadiran Absenteisme

Steers dan Rhodes mereka melihat adanya dua faktor pada perilaku hadir, yaitu motivasi untuk hadir dan kemampuan untuk hadir. Mereka percaya bahwa memotivasi untuk hadir dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi dengan tekanan-tekanan internal dan eksternal untuk datang pada pekerjaan.

3. Keluarnya dari Pekerja Turnover

Berhenti atau keluar dari pekerjaan perilaku ini karena akan mempunyai akibat-akibat ekonomis yang besar, maka berhubungan dengan ketidakpuasan kerja. 2.3 Komitmen Organisasi 2.3.1 Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen merupakan bentuk identifikasi, loyalitas, dan keterlibatan yang diekspresikan oleh karyawan terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen terhadap organisasi, akan menunjukkan perilaku dan sikap yang positif terhadap organisasinya, sehingga merasa senang dalam bekerja, karyawan akan melakukan tugas dan kewajibannnya dengan baik. Menurut Luthans dalam Sutrisno 2010:292 komitmen organisasi merupakan kemauan usaha yang tinggi untuk organisasi dan suatu keyakinan tertentu dalam penerimaan terhadap nilai- nilai organisasi. Komitmen pada organisasi tersebut juga membahas kedekatan Universitas Sumatera Utara 25 karyawan terhadap organisasi dimana mereka berada dan sekaligus komitmen merefleksikan kekuatan keterlibatan dan kesetiaan karyawan pada organisasi. Komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran, dan angka perputaran karyawan Mathis dan Jackson, 2002: 34. Organisasi yang berbasis komitmen akan merancang pekerjaan lebih luas daripada sebelumnya untuk memadukan perencanaan dan implementasinya, serta memperbaiki operasi, bukan hanya mempertahankan yang sudah berjalan saja Sunarto,2004:26. Sunarto juga menjelaskan langkah - langkah untuk meningkatkan komitmen organisasi yaitu: 1. Melibatkan karyawan dalam mendiskusikan tujuan dan nilai-nilai organisasi. 2. Berbicara kepada para anggota tim secara informal dan formal mengenai apa yang sedang terjadi di dalam departemen dan rencanakanlah masa depan yang akan mempengaruhi mereka. 3. Melibatkan anggota tim dalam menetapkan harapan besama. 4. Mengambil langkah untuk meningkatkan kualitas kerja dalam organisasi, cara melakukan pekerjaan, cara mendesai pekerjaan, gaya manajemen serta lingkup partisipasi. 4. Membantu karyawan mengembangkan keterampilan dan kompetensinya. 5. Jangan memberi janji-janji memberi kepada karyawan, katakan bahwa perusahaan akan berusaha semampunya untuk memberi kesempatan kerja dan berkembang. Universitas Sumatera Utara 26 6. Kerangka berpikir karyawan tidak selalu sama dengan kerangka berpikir organisasi. Agar pandangan organisasi bisa diterima karyawan, organisasi harus bisa menjadi kepecayaan. Dalam banyak organisasi, ketidakkonsistenan antara ucapan dan perbuatan akan merusak kepercayaan, menimbulkan sinisme dari karyawan dan akan membuktikan bahwa ucapan manajemen tidak sejalan dengan perbuatannya. Membangun kepercayaan merupakan satu-satunya cara untuk menciptakan komitmen Sunarto, 2004:27. Wibowo 2012:507 menyatakan bahwa komitmen organisasi mencerminkan tingatan dimana individu mengidentifikasi dengan organisasi dan mempunyai komitmen terhadap tujuannya. Jadi, komitmen organisasi bisa disimpulkan sebagai suatu keadaan diamna karyawan memiliki sikap yang setia atau memiliki keinginan yang kuat untuk mempertahankan tujuan organisasi. 2.3.2 Bentuk Komitmen Organisasi Allen dan Mayer dalam Sutrisno, 2010:157 mengemukakan tiga bentuk komitmen organisasi yaitu : 1. Affective Commitment Komitmen Afektif Tingkat keterikatan secara psikologis dengan organisasi berdasarkan baik perasaan mengenai organisasi. Komitmen dalam jenis ini muncul dan berkembang oleh dorongan adanya kenyamanan, keamanan, dan manfaat lain yang dirasakan dalam suatu organisasi. Semakin nyaman dan tinggi Universitas Sumatera Utara 27 manfaatnya yang dirasakan oleh anggota, semakin tinggi komitmen seseorang pada organisasi yang dipilihnya. 2. Continuance Commitment Komitemen Berkelanjutan Keterikatan anggota secara psikologis pada organisasi karena biaya yang dia tanggung sebagai konsekuensi keluar dari organisasi. Dalam kaitannya dengan ini anggota akan mengkalkulasi manfaat dan pengorbanan atas keterlibatan dalam menjadi anggota suatu organisasi. Anggota akan cenderung memiliki daya tahan atau komitmen yang tinggi dalam keangotaan jika pengorbanan akibat keluar dari organisasi semakin tinggi. 3. Normative Commitment Komitmen Normative Keterikatan anggota secara psikologis dengan organisasi karena kewajiban moral untuk memelihara hubungan dengan organisasi. Sesuatu yang mendorong anggota untuk tetap berada dan memberikan sumbangan pada keberadaan suatu organisasi, baik materi maupun non materi, adalah adanya kewajiban moral, yang mana seseorang akan merasa tidak nyaman dan bersalah jika tidak melakukan sesuatu. 2.3.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi dan Dampak Komitmen Organisasional Terhadap Prestasi Kerja Komitmen karyawan pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang cukup panjang dan bertahap. Menurut Sopiah 2008:163 komitmen karyawan pada organisasi juga ditentukan oleh sejumlah Faktor. Ada tiga faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi yaitu : Universitas Sumatera Utara 28 1. Ciri pribadi kerja, termasuk masa jabatannya dalam organisasi dan variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan. 2. Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan kerja. 3. Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lalu dan cara pekerja – pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaanya mengenai orgnisasi. Menurut Sopiah 2008 : 166 komitmen karyawan baik tinggi maupun rendah akan berdampak pada : 1. Karyawan itu sendiri, contohnya terhadap perkembangan karier karyawan di organisasi perusahaan. 2. Organisasi, karyawan yang berkomitmen tinggi pada organisasi akan menimbulkan kinerja organisasi yang tinggi, tingkat absensi berkurang dan loyalitas karyawan. 2.4 Prestasi Kerja 2.4.1 Pengertian Prestasi Kerja Ukuran terakhir dari suatu perusahaan adalah prestasi kerja. Karena perusahaan sendiri maupun kkaryawan memerlukan umpan balik atas upaya masing – masing. Oleh karena itu, maka prestasi kerja dari setiap karyawan perlu dinilai. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas – tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecapakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta wakktu Hasibuan, 2007:94. Universitas Sumatera Utara 29 Menurut Sutrisno 2010:151 prestasi kerja adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai sesorang dari tingkah laku kerjanya dala melaksanakan aktivitas kerja. Prestasi kerja adalah hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya standard, targetsasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama Suprianto 2002:7. Mangkunegara 2011:67 menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja karyawan merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam menyelesaikan suatu tugas yang dapat dilihat dari kemampuan dan kecakapan seseorang. 2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Menurut Moeheriono 2009:61 prestasi kerja kinerja, yaitu kinerja berasal dari kata – kata performance disebut juga aktual performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang karyawan. Pengertian kinerja prestasi kerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kenijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Adapun variabel – variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja prestasi kerja menurut Moeheriono 2009:117 yaitu : 1. Hasil Kerja Universitas Sumatera Utara 30 Pencapaian hasil kerja atau target karyawan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 2. Ketrampilan Kerja Kemauan melaksanakan pekerjaan berdasarkan instruksi dari atasan. 3. Pengetahuan Jabatan Pengetahuan dan pemahaman prosedur kerja, sistem, dokumen, sasaran sesuai dengan ruang lingkup tugas dan jabatan. 4. Komunikasi Kemampuan untuk mengkomunikasikan dan menyampaikan gagasan , informasi secara tertulislisan dengan tatabahasa yang baik. Komunikasi harus terjalin dengan baik agar informasi yang disampaikan sesuai dengan pesan yang akan diterima sehingga tidak terjadi kesalahpaham dalam menerima informasi agar pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan aturan. 5. Pengambilan Keputusan Kemampuan untuk mengambil keputusan dan bertanggungjawab terhadap keputusan sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kewenangan. 6. Sikap Kemampuan atau tindakan sikapnya terhadap perusahaan dan karyawan lain serta kerja samanya 7. Kepemimpinan Kemapuan memotivasi dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Universitas Sumatera Utara 31 8. Inisiatif Kemampuan membuat gagasan – gagasan atau ide baru di luar rutinitas atau keberanian untuk mengambil tindakan pada situasi yang kurang menguntungkan. 9. Kerja Sama Kesediaan untuk berhubungan dan bekerja sama dengan orang lainjabatan lain dalam kerangka menjalankan tugas pekerjaan. 10. Tanggung Jawab Kesediaan melibatkan diri dalam pekerjaan untuk mencapai tujuan unit kerja maupun organisasi. 11. Disiplin Kesediaan untuk teratur dan tertib dalam bekerja agar tidak menghambat pelaksanaan tugas. 12. Melayani Kemampuan memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pelayanan sesuai dengan keinginannya jika komplain. Menurut Handoko 2000:193 ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu : 1. Motivasi Motivasi merupakan daya gerak atau dorongan dari diri karyawan untuk mau bekerja. Apabila motivasi kerja karyawan tinggi maka prestasi kerja yang diahsilkan akan sangat optimal dan baik. 2. Kepuasan Kerja Universitas Sumatera Utara 32 Kepuasan kerja job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja yang positif dan dinamis sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja karyawan yang lebih baik. 3. Tingkat Stress Tingkat stress sangat mempengaruhi karyawan dalam bekerja. Apabila tingkat stress kerja karyawan tinggi maka akan berpengaruh terhadap prestasi kerja nya dimana prestasi kerja yang dihasilkan buruk, tidak sesuai target yang telah ditentukan dari perusahaan. 4. Kondisi Pekerjaan Kondisi pekerjaan sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan, jika kondisi pekerjaan karyawan dirasakan mendukung dalam bekerja maka karyawan akan semangat dalam bekerja sehingga prestasi kerjanya pun sangat baik. 5. Sistem Kompensasi Sistem kompensasi yang diberikan kepada karyawan harus adil dan sesuai dengan prestasi kerja yang dilakukan karyawan, sehingga karyawan merasa dihargai dalam setiap kinerjanya. Menurut Heidrahman dan Suad Husnan 2000: 159 terdapat beberapa faktor prestasi kerja yang perlu dinilai yaitu : 1. Kuantitas kerja Universitas Sumatera Utara 33 Banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan. 2. Kualitas kerja Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur melalui ketepatan, ketelitian, ketrampilan, kebersihan hasil kerja. 3. Inisiatif Kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memebrikan saran – saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab menyelesaikan. 4. Sikap Perilaku karyawan terhadap perusahaan atau atasan atau teman kerja 5. Kehadiran Keberadaann karyawan ditempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktujam kerja yang telah ditentukan. 2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sesuai dengan topik penelitian penulis, antara lain sebagai berikut Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian 1 Fauzillah Salleh dan Zahara Dzulkifli 2011 Dampak Komunikasi dan Motivasi Karyawan terhadap Kinerja Produktivitas dalam Organisasi Swasta Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memang benar – benar percya dan tentang keputusan manajemen puncak. Komunikasi dengan atasan manajemen juga terdaftar dengan baik dengan 24 responden 44,44 disbanding hanya 5 responden 9,26 yang Universitas Sumatera Utara 34 terdaftar buruk dalam komunikasi 2 Melda Sibarani 2012 “Pengaruh Komunikasi dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Cabang Iskandar Muda Medan”, Dari uji hipotesis dapat dilihat bahwa anatara variabel bebas X1 yaitu komunikasi, variabel bebas X2 yaitu motivasi kerja yang secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel independen variabel terikat Y yaitu Kinerja Karyawan. 3 Veny Aresty Lubis 2012 Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT CIMB NIAGA AUTO FINANCE Cabang Lubuk Pakam. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang ditandai koefisien regresi sebesar 0,387. Selain itu melalui uji parsial diketahui bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang ditandai dengan angka signifikansi sebesar 0,013 yang lebih kecil dari 0,05 dan t hitung 2,169 t tabel 1,662. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa variabel komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang ditandai koefisien regresi sebesar 1,168. Selain itu melalui uji parsial diketahui bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja yang ditandai dengan angka signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan t hitung 5,834 t tabel 1,662. nilai koefisien determinasi Adjusted R Square sebesar 0,729 berarti 72,9 variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh kepuasan kerja dan komitmen organisasi, sedangkan sisanya 27,1 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini 4 Alpriani Ginting 2014 Pengaruh Antara Komunikasi Organisasi Dan Berdasarkan Uji-F diketahui bahwa variabel komunikasi organisasi dan variabel kepuasan Universitas Sumatera Utara 35 Kepuasan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Medan. kerja secara besama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Medan. Berdasarkan Uji-t variabel komunikasi organisasi dan variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Medan. Hasil pengujian koefisien determinasi R² hubungan antara variabel komunikasi organisasi dan variabel kepuasan kerja memiliki hubungan erat terhadap prestasi kerja kerja karyawan PT. PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Medan. 5 Nurhikmah Manurung 2014 Pengaruh Motivasi dan Komitmen Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Permata Hijau Group PHG Cabang Sosa Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motvasi dan komitmen karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Permata Hijau Group PHG Cabang Sosa Sumatera Utara. Hasil koefisien determinan R2 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel motivasi dan komitmen karyawan memiliki hubungan yang eat terhadap kinerja karyawan. Nilai Adjusted R Square adalah 34,6 kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh motivasi dan komitmen karyawan, sedangkan sisanya sebesar 65,4 dijelaskan oleh factor –faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 6 Sharifah Baharun, Joki Perdani Sawi, R. Balan Rathakrishnan - Hubungan Antara Komunikassi dalam Organisasi, dengan Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja, dan Komitemen Kerja. Hasil kajian menunjukkan bahawa terdapat hubungan positif yang signifikan di antara ketiga-tiga jenis komunikasi komunikasi ke atas, komunikasi mendatar dan komunikasi ke bawah dengan kepuasan kerja. Jenis komunikasi mendatar dan jenis komunikasi ke bawah mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan komitmen organisasi tetapi jenis komunikasi ke atas didapati tidak mempunyai hubungan Universitas Sumatera Utara 36 yang signifikan dengan komitmen organisasi. Dapatan juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan di antara ketiga-tiga jenis komunikasi ke atas, mendatar dan ke bawah dengan prestasi kerja. Kepuasan kerja juga didapati mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan prestasi kerja dan juga kepuasan kerja didapati mempunyai hubungan positif yang signifikan dengan komitmen organisasi 2.6 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan kerangka fikir mengenai hubungan diantara variabel-variabel Azwar, 2004:41. Menurut Himstreet dan Baty dalam Purwanto 2011:4 komunikasi organisasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa lazim, baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Komunikasi akan memungkinkan setiap karyawan yang berada di perusahaan untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. Komunikasi akan berhasil apabila pengirim pesan dan penerima pesan sama-sama mencapai pengertian dan kesimpulan yang sama sesuai dengan yang dimaksudkan, tentang apa yang sebenarnya di sampaikan. Dalam upaya mencapai prestasi kerja karyawan yang tinggi, sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik antar unit yang ada dalam organisasi tersebut, baik komunikasi antara pimpinan dan bawahan secara timbal balik yang dapat terlihat dalam penilaian prestasi kerja karyawan, maupun komunikasi antara Universitas Sumatera Utara 37 karyawan yang dapat terlihat dari koordinasi yang dilakukan dalam melaksanakan tugas sehari-hari Purwanto, 2011:47. Kepuasan kerja adalah tingkat perasaan seseorang akan kesukaan atau ketidaksukaannya dalam memandang pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Handoko 2000:193 menyatakan kepuasan kerja job satisfaction adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya. Karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja yang baik biasanya mempunyai catatan kehadiran, perputaran kerja, dan prestasi kerja yang baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja. Karyawan yang memiliki perilaku puas terhadap pekerjaanya biasanya memiliki ciri mereka lebih senang dalam melakukan pekerjaannya. Kepuasan kerja yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja yang positif dan dinamis sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja karyawan yang lebih baik, dan memberikan keuntungan yang nyata, tidak hanya bagi perusahaan tetapi bagi karyawan itu sendiri. Menurut Sunarto 2004:100 kepuasan kerja merujuk kepada sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaan itu, sebaliknya seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif. Menurut Luthans dalam Sutrisno 2010:292 komitmen organisasi merupakan kemauan usaha yang tinggi untuk organisasi dan suatu keyakinan tertentu dalam penerimaan terhadap nilai-nilai organisasi. Komitmen organisasi Universitas Sumatera Utara 38 adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran, dan angka perputaran karyawan Mathis dan Jackson, 2002: 34. Relitanya banyak organisasi dalam perkembangannya mengalami problem yang muncul akibat munculnya kelompok – kelompo kecil yang tidak membuat organisasi semakin dinamis, melainkan malah menjadikan keruntuhan organisasi tersebut. Perbedaan peran, harapan, kepentingan, dan persepsi para anggota kelompok menjadi sumber konflik internal yang mengancam kelangsungan hidup kelompok tersebut, yang merupakan gejala yang muncul dan disebabkan oleh ketidak puasan karyawan terhadap organasasi. Ini dikarenakan rendahnya komitmen kerja dari para karyawannya. Dapat dijelaskan bahwa komitmen organisasi merupakan hal penting bagi organisasi terutama untuk menjaga kelangsungan dan pencapaian tujuan. Dalam teori pertukaran sosial, komitmen organisasi akan bisa dicapai apabila apa yang diberikan organisasi sesuai dengan apa yang dituntut anggotanya, dan sebaliknya apa yang diharapkan organisasi sesuai dengan besrnya kontribusi anggota Sutrisno, 2010:303. Apabila karyawan dapat merasakan komitemen yang diberikan organisasi atas prestasi kerja karyawan, hal ini akan mampu membuat karyawan lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan bahwa prestasi kerja akan dipengaruhi oleh komunikasi organisasi, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi, sehingga dapat dibuat kerangka konseptual sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 39 S umber: Purwanto, 2011:47, Handoko 2001:193, Sunarto 2004:100, Sutrisno 2010:292, Mathis dan Jackson, 2001: 34. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.7 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan Sugiyono, 2006:70. Berdasarkan uraian pada landasan teori dan kerangka pemikiran maka hipotesa yang diajukan penulis adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi organisasi pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada agen call center PT. Telkomsel Medan. 2. Kepuasan kerja pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada agen call center PT. Telkomsel Medan. 3. Komitmen Organisasi pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada agen call center PT. Telkomsel Medan. 4. Komunikasi organisasi, kepuasan kerja dan komitmen Organisasi pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada agen call center PT. Telkomsel Medan. Komitmen Organisasi X3 Prestasi Kerja Y Komunikasi Organisasi X1 Kepuasan Kerja X2 Universitas Sumatera Utara 40

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

7 117 95

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan Serta Impliksinya pada Prestasi Kerja Karyawan pada PT. XL Axiata Medan

12 129 127

Analisis Pengaruh Stres Kerja dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di PT. Infomedia Call Center Telkomsel Medan

0 64 172

PENGARUH KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KUALITAS JASA KARYAWAN CALL CENTER

0 3 20

Pengaruh Kepuasan Kerja, Keadilan Organisasi, dan Pemberdayaan Karyawan terhadap Komitmen Organisasi Pengaruh Kepuasan Kerja, Keadilan Organisasi, dan Pemberdayaan Karyawan terhadap Komitmen Organisasi pada PT. Asuransi Sinarmas.

0 2 15

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. INFOMEDIA CALL CENTER TELKOMSEL MEDAN.

0 3 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Agen Call Center PT. Telkomsel Medan

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Agen Call Center PT. Telkomsel Medan

0 15 11

Pengaruh Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada Agen Call Center PT. Telkomsel Medan

0 5 15

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan

0 0 9