17
Bab 2 | Kehidupan pada Masa Prasejarah di Indonesia
otomatis terjadi pula perubahan relief bumi yang asalnya dataran tinggi berubah menjadi dataran rendah, atau sebaliknya, ditambah lagi dengan
adanya gerakan dari dalam bumi endogen dan dari luar kulit bumi eksogen. Kedua gerakan ini menyebabkan terjadinya pegunungan
ataupun daratan yang tadinya terletak di bawah permukaan laut, kemudian terangkat dan akhirnya daratan menjadi makin luas.
c. Terbentuknya Kepulauan Indonesia
Pada awalnya, Kepulauan Indonesia bagian barat bersatu dengan Benua Asia. Sedangkan, Indonesia bagian timur bergabung dengan
Benua Australia. Untuk Kepulauan Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara merupakan kepulauan asli, tidak tergabung dengan kedua
benua tersebut karena telah dikelilingi oleh laut-laut yang dalam.
Kemudian, mencairnya es di kutub menyebabkan permukaan air laut naik. Mencairnya es di kutub disebabkan oleh pemanasan
bumi secara global. Akibatnya, daratan yang menghubungkan antara Kepulauan Indonesia dengan kedua benua tersebut menjadi tergenang
air laut. Bekas daratan yang tadinya menghubungkan Indonesia bagian barat dengan Benua Asia sekarang disebut Paparan Sunda, sedangkan
bekas daratan yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan Benua Australia disebut Paparan Sahul.
Gambar 2.5 Daratan
Sumber: image.g oogle.com
Gambar 2.4 Lautan
Sumber: image.g oogle.com
B. Manusia Purba di Indonesia
Sejak abad ke-18, para ahli dari luar negeri tertarik untuk mengadakan penelitian tentang manusia purba di Indonesia. Ahli
arkeologi yang pertama datang adalah seorang dokter Belanda yang bernama Eugene Dubois. Mula-mula ia mengadakan penelitian di
wilayah Sumatra Barat, tetapi ia tidak berhasil menemukan kerangka mirip manusia. Kemudian, dari Sumatra ia mengalihkan penelitiannya
ke Pulau Jawa, di sini ia berhasil menemukan tengkorak manusia.
Di unduh dari : Bukupaket.com
18
Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VII
Temuannya yang pertama ditemukan di daerah Trinil, kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Pada waktu penggalian diketahui, bahwa bumi berlapis-lapis, dan pada setiap lapisan kerap ditemukan fosil-fosil tumbuhan, hewan,
dan manusia yang menjadi ciri khusus dari setiap lapisan. Fosil adalah sisa-sisa manusia, hewan, dan tumbuhan yang telah membatu karena
tertimbun tanah ribuan, bahkan jutaan tahun yang lalu.
Berikut ini akan dibahas mengenai jenis-jenis fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia. Coba kamu cermati dan pelajari.
a. Pithecantropus Pada 1890, Dr. Eugene Dubois, seorang ahli arkeologi
menemukan fosil di daerah Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Fosil pertama yang ia temukan adalah tempurung kepala dan tulang rahang. Dalam
penggalian selanjutnya, di tempat yang sama ia menemukan tulang paha kiri. Setelah dikonstruksi, tubuh fosil temuannya diperkirakan
tingginya antara 165 sampai dengan 180 cm dengan fragmen tubuh yang masih sederhana dengan cara berjalan mereka yang masih belum
sempurna. Cara berjalan sudah mulai berdiri tegak dan volume otaknya masih kecil. Organ tubuh luarnya masih menyerupai binatang primata.
Karena sudah berjalan dengan berdiri tegak walaupun belum sempurna seperti sekarang, maka fosil ini diberi nama Pithecantropus erectus,
artinya manusia kera yang dapat berjalan tegak. Selain itu, fosil ini disebut juga fosil manusia Jawa.
Pada 1936, berbekal dengan temuan Dubois, dua orang peneliti yaitu, Duyfes dan Van Koenigswald kembali berhasil menemukan fosil
erectus di Perning, kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Hasil temuannya adalah tengkorak anak-anak dengan usia sekitar 6 tahun, diperkirakan
hidup 1,9 juta tahun yang lalu. Karena ditemukan di Mojokerto, maka Pithecantropus erectus kali ini dinamakan Pithecantropus mojokensis
manusia kera dari Mojokerto atau disebut juga Pithecantropus robustus.
b. Megantropus Fosil Megantropus ditemukan di desa Sangiran pada 1936 sampai
dengan 1941. Penemunya adalah Van Koenigswald. Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta tahun yang lalu dan para ahli menyebutnya
Meganthropus palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa Kuno. Fragmen tubuh yang ditemukannya adalah berupa rahang
atas dan bawah. Makanan utama Meganthropus diperkirakan adalah tumbuh-tumbuhan.
Fosil adalah sisa-sisa manusia, hewan, dan
tumbuhan yang telah membatu karena
tertimbun tanah ribuan, bahkan jutaan tahun
yang lalu.
„
„
Gambar 2.6 Eugene Dubois
Sumber: image.g oogle.com
Gambar 2.7 Pithecantropus erectus
Sumber: image.g oogle.com
Gambar 2.8 Pithecantropus robustus
Sumber: image.g oogle.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
19
Bab 2 | Kehidupan pada Masa Prasejarah di Indonesia
c. Homo Sapiens
Jenis manusia di Indonesia diperkirakan hidup antara 25.000 sampai dengan 40.000 tahun yang lalu. Jenis manusia ini telah sanggup
membuat alat-alat dari batu maupun tulang, sekalipun dengan masih sangat sederhana mereka telah dapat mengolah makanan dan hasil
buruan. Volume otaknya diperkirakan antara 1.000 sampai dengan 2.000 cc dengan tinggi yang bervariasi antara 130 - 210 cm, berat
badan diperkirakan antara 30 - 150 kg. Fosil Homo yang ditemukan adalah Homo soloensis dan Homo wajakensis.
1 Homo soloensis Homo soloensis ditemukan pada 1931 - 1933 oleh Ter Haar,
Oppenoorth, dan Van Koenigswald dengan hasil temuan berupa satu seri tengkorak yang jumlahnya sangat besar di daerah Ngondong, dekat
Blora Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan jenis manusia ini tingkatannya lebih tinggi dari fosil sebelumnya. Fosil ini dinamakan
Homo soloensis manusia dari Solo diperkirakan hidup antara 35.000 - 15.000 tahun SM.
2 Homo wajakensis Fosil jenis ini ditemukan oleh BD. Van Rietshoten di daerah Wajak,
Tulung Agung Jawa Timur pada 1889. Kemudian, fosil ini diberi nama sesuai dengan daerah ditemukannya, yaitu Homo wajakensis.
Pada 1920, Eugene Dubois menemukan fosil yang sama dan diberi nama Wajakensis II. Menurut para ahli, fosil ini merupakan bentuk
perubahan langsung dari Homo soloensis, dan jenis inilah diperkirakan nenek moyang dari penduduk asli pulau Irian Papua dan sekitarnya.
Homo wajakensis mempunyai volume otak kira-kira 1530 - 1650 cc. Di antara semua jenis manusia purba yang ditemukan di
Indonesia, Homo wajakensis merupakan jenis yang paling tinggi tingkat kecerdasan dan peradabannya.
Gambar 2.9 Meganthropus
Sumber: image.g oogle.com
Gambar 2.10 Homo sapiens
Sumber: image.g oogle.com
Gambar 2.11 Homo soloensis
Sumber: image.g oogle.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
20
Sudut Bumi - IPS Terpadu untuk SMPMTs Kelas VII
C. Corak Kehidupan Masyarakat Purba di Indonesia