Pengujian Stabilitas Model Impulse Respons

65

4.6 Pengujian Stabilitas Model

Sebelum analisis berupa proses IFR dan FEVD dilaksanakan, pada model VAR yang diperoleh perlu dilakukan pengujian stabilitas model. Hal ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh model dinamik seperti VAR dikarenakan apabila didapatkan model VAR yang tidak stabil maka analisis IFR dan FEVD menjadi tidak valid. Untuk menguji stabil tidaknya estimasi VAR yang telah dibentuk maka dilakukan VAR Stability Condition Check berupa Roots of Charateristic Polynomial. Berikut hasil pengujian stabilitas model berdasarkan hasil AR Root Table. Tabel 4.8 Uji Stabilitas Root Modulus 1.131989 1.131989 0.631213 0.631213 0.166807 - 0.560753i 0.585037 0.166807 + 0.560753i 0.585037 -0.207181 - 0.470339i 0.513948 -0.207181 + 0.470339i 0.513948 -0.326818 0.326818 -0.185986 0.185986 Sumber : data diolah Nilai akar karakteristik atau modulus untuk model dengan lag 2 yang digunakan menunjukkan hanya 1 inverse akarnya berada diatas 1, namun sisanya berada di bawah 1 dan titik Inverse Roots of AR Characteritic Polynomial berada di dalam unit circle, dan hanya 1 yang berada diluar lingkaran. Oleh karena itu Universitas Sumatera Utara 66 dapat dikatakan bahwa model VAR yang akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan analisis bersifat stabil. Dikarenakan semakin sedikit inverse akar nya di atas satu atau semakin sedikit inverse akar nya di luar lingkaran, maka data tersebut di anggap stabil. Gambar 4.2 Uji Stabilitas model Sumber : data diolah

4.7 Impulse Respons

Untuk mengetahui dampak dari shock interaksi kebijakan fiskal dan moneter, maka dilakukan impulse respon function. IRF melacak efek dari salah satu shock ke shock lainnya pada saat sekarang dan yang akan datang dari variabel endogenous. Suatu shock pada variabel endogen ke-i secara langsung akan mempengaruhi variabel itu sendiri dan akan menjalar ke variabel-variabel endogen yang lain melalui struktur dinamis VAR. IRF memberikan arah hubungan besarnya pengaruh antar variabel endogen. Dengan demikian shock atas -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 Inverse Roots of AR Characteristic Polynomial Universitas Sumatera Utara 67 suatu variabel dengan adanya informasi baru akan mempengaruhi variabel itu sendiri dan variabel-variabel lain dalam sistem VAR. Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa perubahan pengeluaran pemerintah bunga mula-mula direspon positif sampai tahun ke-2 bulan ke 6 dan kemudian direspon negatif hingga ke-3 bulan ke 6 kemudian direpon positif kembali sampai tahun ke-6 dan menghilang menuju titik keseimbangan. Sementara itu perubahan tingkat suku bunga direspon negatif sampai tahun ke-5 oleh inflasi, dan kemudian menuju garis keseimbangan . Kondisi ini mengindefikasikan bahwa kebijakan moneter yang ketat dengan menaikkan tingkat suku bunga dan kebijakan fiskal yang ekspansif akan dapat meningkatkan inflasi walaupun dalam tempo yang pendek. Peningkatan suku bunga terhadap inflasi memiliki pengaruh tidak langsung dan hanya direspon secara sementara waktu. Indikasinya, kebijakan fiskal yang ekspansif akan meningkatkan inflasi namun kemudian menuju ke titik keseimbangan . Respon PDB terhadap perubahan pengeluaran pemerintah sebagai kebijakan fiskal adalah negatif sampai tahun ke-6, dan kembali menuju titik keseimbangan. respon PDB terhadap kebijakan moneter adalah negatif hingga tahun ke 1 bulan ke-6, dan berpengaruh positif hingga tahun ke-4, dan kembali menuju titik keseimbangan. Kondisi ini menunjukkan kebijakan moneter ketat melalui kenaikan tingkat suku bunga menyebabkan penurunan PDB. Hal ini mengindenfikasikan kebijakan penurunan suku bunga diperlukan untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi sektor riil, sedangkan pengaruh kenaikan tingkat bunga terhadap kenaikan inflasi hanya direspon temporer. Indikasi Universitas Sumatera Utara 68 kebijakan fiskal yang ekspansif menyebabkan kenaikan inflasi meskipun hanya berlangsung cepat dan menyebabkan penurunan output. Gambar 4.3 Impulse Respons Inf, Y terhadap i, G Sumber : data diolah Gambar 4.4 menunjukkan respon kebijakan fiskal dan moneter terhadap perubahan inflasi dan output. Tingkat suku bunga memberikan respon posotif terhadap PDB meskipun bersifat temporer. Sedangkan tingkat suku bunga memberikan respon positif terhadap inflasi hingga tahun ke-2 bulan 6, kemudian direspon negatif hingga tahun ke-4, kemudian kembali direspon positif oleh tingkat suku bunga. Pengeluaran pemerintah memberikan respon negatif terhadap inflasi, pengeluaran pemerintah juga memberikan respon negatif terhadap PDB meskipun bersifat temporer. Hal ini menujukkan inovasi perkembangan inflasi -10 -5 5 10 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of INF to G -10 -5 5 10 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of INF to I -20,000,000 -10,000,000 10,000,000 20,000,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of Y to G -20,000,000 -10,000,000 10,000,000 20,000,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Response of Y to I Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E. Universitas Sumatera Utara 69 direspon positif oleh kebijakan moneter. Hal tersebut terjadi untuk menjaga iklim perekonomian agar inflasi tetap stabil, apabila terjadi kenaikan inflasi, sehingga merespon kebijakan moneter dan direspon juga kebijakan fiskal dengan mengurangi pengeluaran pemerintah, dan menyebabkan kondisi iklim perekonomian yang baik, sehingga meningkatkan PDB. Gambar 4.4 Impulse Respons i, G terhadap inf, Y Sumber : data diolah

4.8 Analisis Variance Decomposition