Pembelajaran Sastra di Tingkat Sekolah Menengah Atas SMA
terkandung dalam sastra, serta hasrat dan jawaban kita terhadapnya, disebut apresiasi sastra Rusyana, 1982: 7.
Menurut Rusyana 1982: 7, dalam pengajaran apresiasi sastra, guru harus memberikan kesempatan agar
murid memperkembangkan apresiasinya sendiri. Tugas guru adalah membantu murid, dengan menyajikan
lingkungan yang memadai, misalnya berupa bahan bacaan sastra dan dorongan agar murid senang membaca.
Murid didorong untuk berkenalan dengan karya sastra, mengadakan kontak dengan jalan membacanya, dan
kemudian menikmatinya. Ekspresi sastra
Tujuan pengajaran sastra yang lain adalah untuk memperoleh pengalaman dalam ekspresi sastra. Kegiatan
ini dimaksudkan untuk mengembangkan daya mencipta pada anak.
Dalam pengajaran
sastra, kita
juga harus
memberikan perhatian pada kegiatan ekspresi ini. Kegiatan ekspresi dalam pengajaran sastra dapat
dilakukan dalam
bercerita, bercakap,
mengarang, berdeklamasi, membaca indah, dan memerankan teks
drama Rusyana, 1982: 8.
Tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra berjalinan erat dengan tujuan memperoleh pengalaman sastra. Bertolak
dari pengalaman murid tentang sastra, kemudian diberikan pengetahuan, sehingga murid akan beroleh wawasan tentang
pengalamannya itu
Rusyana, 1982:
9. Misalnya
pengetahuan tentang lagu sastra, irama sastra, dan bentuk sastra diberikan setelah murid beroleh pengalaman membaca
hasil sastra. Pengalaman yang mereka miliki itu kemudian diperjelas dengan pengetahuan tentang hal itu Rusyana,
1982: 9. 7.2.3
Pemilihan Bahan Pengajaran Sastra Bahan pengajaran yang disampaikan kepada siswa harus
sesuai dengan kemampuan siswa pada suatu tahapan pengajaran tertentu. Sesuai dengan tingkatan para siswa,
karya sastra yang akan disajikan hendaknya juga
diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesukarannya dan criteria-kriteria tertentu lainnya Rahmanto, 1988: 26.
Kemampuan untuk dapat memilih bahan pengajaran sastra ditentukan oleh berbagai macam faktor, antara lain:
berapa banyak karya sastra yang tersedia di perpustakaan sekolah, kurikulum yang harus diikuti, persyaratan bahan
yang harus diberikan agar dapat menempuh tes hasil belajar akhir tahun, serta masih banyak faktor lain yang harus
dipikirkan oleh guru pengajar sastra di sekolah menengah Rahmanto, 1988: 27. Malahan, kadang bahan yang
ditentukan dari atasan lewat kurikulum kurang sesuai dengan lingkungan siswa.
Agar dapat memilih bahan pengajaran sastra secara tepat, beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Rahmanto 1988: 27-
33 mengemukakan tiga aspek penting yang tidak boleh dilupakan jika kita ingin memilih bahan pengajaran sastra,
yaitu: 1 sudut bahasa, 2 kematangan jiwa psikologi, dan 3 latar belakang kebudayaan para siswa.
Bahasa Aspek kebahasan dalam sastra tidak hanya
ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas, tapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang dipakai
pengarang, ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau
pengarang. Agar pengajaran sastra dapat lebih berhasil, guru kiranya perlu mengembangkan keterampilan khusus
untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya
Rahmanto, 1988: 27. Rahmanto 1988: 28 mengemukakan bahwa dalam
usaha meneliti ketepatan teks yang terpilih, guru
hendaknya tidak hanya memperhitungkan kosa kata dan tata bahasa, tetapi perlu mempertimbangkan situasi dan
pengertian isi wacana termasuk ungkapan dan referensi yang ada. Di samping itu, perlu juga diperhatikan cara
penulis menuangkan ide-idenya dan hubungan antar kalimat dalam wacana itu sehingga pembaca dapat
memahami kata-kata kiasan yang digunakan. Psikologi
Dalam memilih bahan pengajaran sastra, tahap- tahap
perkembangan psikologis
ini hendaknya
diperhatikan karena tahap-tahap ini sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keenggana anak didik
dalam banyak hal Rahmanto, 1988: 29. Tahap perkembangan
psikologis ini
juga sangat
besar pengaruhnya terhadap: daya ingat, kemauan mengerjakan
tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang
dihadapi. Karya sastra yang terpilih untuk diajarkan
hendaknya sesuai dengan tahap psikologis pada umumnya dalam suatu kelas. Tentu saja, tidak semua
siswa dalam satu kelas mempunyai tahapan psikologis yang sama, tetapi guru hendaknya menyajikan karya
sastra yang setidak-tidaknya secara psikologis dapat menarik minat sebagian besar siswa dalam kelas itu
Rahmanto, 1988: 31. Latar belakang budaya
Latar belakang karya sastra ini hampir meliputi semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya,
seperti: geogradi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai
masyarakat, seni, olahraga, hiburan, moral, etika, dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah tertarik pada
karya-karya sastra dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan
tokoh yang berasal dari lingkungan mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau dengan orang-
orang di sekitar mereka Rahmanto, 1988: 31. Guru sastra hendaknya memahami apa yang
diminati oleh para siswanya sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran
di luar jangkauan kemampuan pembayangan yang dilakukan oleh para siswanya. Meski demikian, guru
hendaknya selalu ingat bahwa pendidikan secara keseluruhan bukan hanya menyangkut situasi dan
masalah lokal saja. Dalam hal ini, sastra merupakan salah
satu bidang yang menawarkan kemungkinan cara-cara terbaik bagi setiap orang yang ada dalam suatu bagian
dunia untuk mengenal bagian dunia orang lain Rahmanto, 1988: 32.
44