Lokasi dan Waktu Penelitian Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Metode Pengolahan Data

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. BAMA BUMI SENTOSA jalan Perak Barat no 225 Perak-Surabaya, Jawa Timur. Dan penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Juli 2010 sampai dengan data telah tercukupi.

3.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah kegiatan operasi dan prosedur yang dilakukan dengan menggunakan variabel, faktor, dan atribut. Dalam penelitian ini digunakan : 1. Variabel terikat yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubahan variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kualitas separator. 2. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat, Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Porosity adalah kecacatan pada pengelasan welding process ketidak continue dari casting dalam bentuk dan terdapat titik-titik pada pengelasan 2. Crack adalah kecacatan pada pengelasan welding process ketidak continu dalam casting 3. Under cut adalah kecacatan pada pengelasan welding process dikarenakan men setting satuan ampere terlalu besar 4. Blow Hole adalah kecacatan pada pengelasan welding process dikarenakan seperti terdapat lubang cacing 5. Pengelasan Tembus schalop adalah kecacatan pada pengelasan welding process seperti lubang tembus.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan adalah Fault Tree Analisis, yang menganalisa elemen-element peneyebab kegagalan suatu system dengan menggunakan berbagai perangkat pembantu meliputi simbol-simbol logika. Metode ini menganalisa kejadian yang tidak diinginkan sampai penyebab-penyebab yang menyebabkannya. Dalam pengumpulan data selama penelitian, data yang dikumpulkan terbagi menjadi 2 dua, yaitu: 1. Data Primer Yaitu data yang di dapat dari penelitian langsung dengan cara mengambil langsung dari sumber yang memberikan informasi, antara lain: jumlah kejadian kecacatan proses produksi, dll. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Interview Dengan cara melakukan interview kepada sumber secara langsung, sehingga di dapatkan informasi yang valid. b. Observasi Pengamatan secara langsung ke obyek yang diteliti sehingga dapat diketahui jalannya proses dengan jelas. 2. Data Sekunder Yaitu data yang didapatkan dengan jalan mengumpulkan dan mempelajari dokumen perusahaan. Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data selama penelitian, dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menganalisa penyebab terjadinya peristiwa top event. Dari data kecacatan produk yang dicatat oleh bagian quality control yang terkumpul akan dapat diketahui peristiwa utama top event. Tabel 3.1 Lembar Identifikasi Penyebab Kecacatan Top Event Penyebab Primer Penyebab Sekunder b. Melakukan sampling kerja selama 5 Minggu per 10 menit proses produksi Tabel 3.2 Lembar sampling Proses Produksi Akar Penyebab 10 mnt Minggu ke 1 10 mnt Minggu ke 2 10 mnt Minggu ke 3 10 mnt Mingggu ke 4 10 mnt Minggu ke 5 S F 1 - - N Total Keterangan : S : Produksi yang sukses F : Produksi yang gagal cacat Adapun populasi produk jumlah produk dalam penelitian ini adalah sebesar jumlah produk yang dihasilkan selama 1 hari 10 menit awal proses produksi. Dimana jumlah produk yang dihasilkan bersifat fluktuatif. Sedangkan banyak sample produk yang diambil secara random acak berdasarkan total produk yang dihasilkan selama 10 menit awal proses produksi, agar data kecacatan yang dibutuhkan dapat dinyatakan cukup

3.3.1. Penentuan Kecacatan

Penyebab kecacatan ada dua yang digunakan peneliti yang diantaranya : 1. Penyebab primer, penyebab yang mengakibatkan top event. 2. Penyebab skunder, penyebab yang mengakibatkan adanya penyebab primer dan terdiri dari akar-akar penyebabnya. Setelah akar penyebab diketahui maka digambar dalam fault tree diagram. Yang berisi simbol-simbol logika kejadian dan gerbang sehingga membentuk suatu keterkaitan kejadian satu sama lain.

3.3.2. Struktur Kecacatan

Digunakan pula untuk evaluasi analisa yaitu metode cut set. Metode ini merupakan suatu bagian dalam fault tree analisis. Dalam cut set ini akan dibentuk struktur kecacatan yang akan diminimalkan menjadi minimal cut set, maksudnya menganalisa penyebab terkecil yang menimbulkan kecacatan utama top event.

3.3.3. Perhitungan Tingkat Kecacatan

Fault tree dapat digunakan untuk menghitung berapa sering atau tingkat kecacatan suatu produk dengan melakukan perhitungan probabilitas, yang disebut cut set quantitative. Perhitungan ini sangat sederhana, namun akan mengalami kesulitan dalam menempatkan symbol logika karena harus rasional dan probabilitas untuk masing-masing gerbang dapat dicoba dengan cara yang berbeda-beda seperti tertulis dalam rumus berikut ini : P F = Keterangan: S = Sukses produkproses F = Kegagalan failure P F = Probabilitas kegagalan Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing-masing gerbang, yaitu: 1. Untuk gerbang OR, probabilitas masing-masing peristiwa atau masukanya mengalami penjumlahan dan pengurangan. a. Untuk 2 masukan P F = 1 – [1 – P A 1 – P B ] F = P A + P B – P A P B b. Untuk lebih dari 2 masukan F = P A + P B + P C 2. Untuk gerbang AND, probabilitas masing-masing masukannya dikalikan. F S + F Dalam gerbang AND ini untuk masukan sejumlah 2 atau lebih semua cara perhitungannya sama yaitu dikalikan. Untuk evaluasi perhitungannya ditunjukkan pada gambar 3.2 yang mana dari 1 2 1 3 1 4 3 4 5 6 Gambar 3.1 Contoh Hasil Akhir Matrik Minimal Cut Set Matrik cut set ini, selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan menggunakan rumus berikut : P F ≈ Σ P K = P1 x P2 + P1 x P3 + P1 x P4 + P3 x P4 x P5 x P6 Sehingga bisa didapatkan besar probabilitas peristiwa-peristiwa puncak atau peristiwa yang tidak diinginkan. Dan tingkat kecacatan dapat teridentifikasi.

3.4. Metode Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah Metode Fault Tree Analysis FTA, yang menganalisa elemen-elemen penyebab kegagalan suatu sistem dengan menggunakan berbagai perangkat pembentuk meliputi simbol logika. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data pada studi kasus di PT. Bama Bumi Sentosa Surabaya dengan menggunakan metode FTA adalah sebagai berikut: 1. Menganalisa kejadian yang tidak diinginkan sampai pada akar-akar penyebabnya yang meliputi penyebab primer yang mengakibatkan terjadinya top event kejadian utama dan penyebab sekunder yang mengakibatkan terjadinya penyebab primer. 2. Menggambarkan akar-akar penyebab tersebut kedalam Fault Tree Diagram pohon kesalahan yang berisi simbol-simbol logika gerbang kejadian sehingga membentuk suatu keterkaitan satu sama lain. 3. Fault Tree Diagram, akan membentuk kombinasi pohon kesalahan, sehingga diperlukan cut set yang digunakan untuk mengevaluasi diagram tersebut. Hal ini diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem gagal. 4. Untuk mengetahui kombinasi peristiwa terkecil diperlukan minimal cut set. Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang paling kecil yang membawah pada peristiwa yang paling tidak diinginkan atau akar penyebab yang paling terkecil yang berpotensial menyebabkan kecacatan peristiwa puncak atau top event. 5. Untuk menghitung probabilitas hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang sukses dan kegagalan proses, hal ini ditunjukkan dalam rumus berikut ini: F S F P F   Keterangan S = Sukses ProdukProses F = Kegagalan Failure PF = probabilitas kegagalan Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing-masing gerbang, yaitu: untuk gerbang OR, probabilitas masing-masing peristiwa atau masukannya mengalami penjumlahan dan pengurangan. a. Untuk 2 masukan B A B A F B A F P P P P P P P P        ] 1 1 [ 1 b. Untuk lebih dari 2 masukan C B A F P P P P    Untuk gerbang AND probabilitas masing-masing masukannya dikalikan. 6. Setelah semua diketahui maka akan didapatkan probabilitas peristiwa puncak dan untuk langkah selanjutnya masing-masing probabilitas dievaluasi melalui matrik dalam minimal cut set. Matrik cut set tersebut selanjutnya akan dihitung probabilitasnya dengan menggunakan rumus berikut:         . 6 5 4 3 4 1 3 1 2 1 xP xP xP P P P P P xP P P P K T T P merupakan probabilitas top event dan K P merupakan probabilitas cut set.

3.5. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah