Voice Of Customer Proses Produksi

 Bertanya “mengapa” beberapa kali konsep five whys sampai ditemukan penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan peningkatan. Penyabab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau dicatat ke dalam diagram sebab-akibat. Seperti pada gambar 2.1 Gambar 2.1 Contoh Diagram Tulang Ikan sebab-akibat

2.2 Voice Of Customer

Dengan pelanggan sebagai fokus dari banyak aktivitas, maka ada banyak teknik yang membantu organisasi untuk mengumpulkan input pelanggan eksternal, menilai dan memprioritaskan persyaratan dan hal itu penting untuk memberikan umpan balik kepada organisasi. Alat-alat Voice Of Customer memasukkan banyak metode riset pasar yang sederhana, konsep-konsep analisis persyaratan. Pelanggan sendiri sering tidak yakin dengan apa yang mereka inginkan atau mengalami kesulitan dalam mengekspresikannya. Mereka biasanya tidak cukup baik dalam menjelaskan apa yang tidak mereka inginkan. Sehingga kita harus mendengarkan suara pelanggan dan menterjemahkan bahasa pelanggan kedalam persyaratan yang bermakna dan tergambar dalam tabel berikut ini : Tabel 2.3 Penjabaran VOC Kata Pelanggan Artinya Bagi Bisnis Kita Persyaratan Pelanggan Tabel tersebut merupakan gambaran proses yang memiliki tiga kategori ukuran Pande, Peter S : 2003: 1. Output atau hasil akhir dari proses. Ukuran-ukuran output focus kepada hasil segera Pengiriman, cacatdefect, komplain dan hasil akhir pada pengaruh- pengaruh dengan periode yang lebih panjang profit, kepuasan, dan sebagainya. 2. Proses: Hal-hal yang dapat dilacak atau ditelusuri dan diukur. Item-item ini biasanya membantu untuk memulai menyentuh akar masalah. 3. Input: hal-hal yang ada pada proses untuk mengubah output. Tentu saja, intput yang buruk dapat menciptakan output yang buruk, jadi ukuran input juga membantu mengindentifikasi akar masalah yang mungkin.

2.3 Fault Tree Analysis

Fault Tree Analysis menurut Barry Kirwan, 1994 adalah suatu teknik analisa desain keandalan reliability suatu desain system yang bermula atas dasar kesadaran terhadap efek kegagalan system, yang disebut juga “Top Event”. Dalam analisa ini dijelaskan bagaimana top event disebabkan oleh kegagalan atau peristiwa pada level bawah baik secara individu maupun kombinasi. Selain menunjukkan hubungan logika antar peristiwa sehingga menyebabkan top event. Probabilitas gagal diperoleh dari prediksi nilai reliability terhadap peristiwa kegagalan. Perlu diperhatikan disini bahwa FTA yang berbeda harus dibangun untuk setiap Top Event yang disebabkan oleh pola kegagalan atau hubungan logika antar peristiwa kegagalan yang berbeda. Russell dan Taylor Jurnal : 2000, menyebutkan bahwa Fault Tree Analysis merupakan suatu metode visual yang melakukan analisis atas cacat produk yang saling memiliki keterkaitan disebut pohon cacat atau kegagalan mutu lebih lanjut akan rekomendasikan jalan keluar alternatif untuk memperbaiki atau mengatasi cacat atau tuna mutu yang terjadi atas produk. Dengan sifatnya yang demikian, maka Fault tree dimaksud sekaligus memperhatikan pola analisis sebab-akibat ketunamutuan seperti yang dijumpai pada diagram tulang ikan fishbone diaggram. Karena fault tree memperlihatkan pula sebab-akibat dari ketunamutuan produk, maka fault tree disebut juga sebagai Failure Mode and Effect Analysis FMEA. Berhubung karena analisis menyajikan pula dampak dari cacat yang terjadi atas produk serta rekomendasi jalan keluar alternatif untuk mengatasi cacat yang bersangkutan, maka Fault Tree Analysis dapat pula dipakai sebagai alat kendali proses untuk menghindari ketunamutuan produk Product failure. Fault Tree sebagai metode analisis ketunamutuan, juga dapat dipakai sebagai alat pengendali proses produksi untuk mencapai spesifikasi mutu yang diharapkan oleh konsumen pada umumnya. Untuk menerapkan model, terlebih dahulu dilakukan studi atas dua hal, yaitu: 1. Spesifikasi mutu yang disyaratkan oleh konsumen. 2. Tipe ketunamutuan yang mungkin ada atas produk yang dihasilkan. Kedua hal yang dikemukakan tentu sangat tergantung pada jenis produk yang akan dievaluasi dan dikendalikan.

2.3.1 Prinsip Fault Tree

Prinsip Fault Tree menurut Alain Villemeur, 1992: 149-196 dapat menentun dalam melakukan analisa, yaitu : 1. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan kejadian kombinasi mengarahkan pada kejadian yang tidak diinginkan. 2. Menghadirkan grafik kombinasi seperti struktur. Ini penting untuk memberi gambaran diantara beberapa bidang pohon kesalahan yang mana antar hubungan tertutup praktis. Fault Tree Analysis memberi kesempatan analisa untuk mengidentifikasi berbagai penyebab kesalahan, dengan mengulang definisi awal diaplikasi deduktif berdasarkan urutan prinsip dan aturan yang telah digambarkan. Kemudian dalam pelaksanaan dengan obyek kedua, penyebab kesalahan dipresentasikan oleh sebuah pohon. Pohon kesalahan berisi urutan tingkat kejadian yang dihubungkan dalam beberapa cara yang mana kejadian lainnya pada tingkat urutan dari kejadian pada tingkat bawah baru ditentukan macam operator logika gate atau gerbang, kejadian-kejadian itu adalah kecacatan umum dihubungkan untuk menyeimbangkan kegagalan, kesalahan manusia, kekurangan perangkat lunak dan lain-lain seperti kejadian yang tidak diinginkan. Proses deduktif dilanjutkan sampai peristiwa dasar identifikasi. Peristiwa itu tidak berhubungan satu dengan lainnya dan kemungkinan kejadiannya diketahui. Telah disebutkan bahwa tentu saja pohon kesalahan bukan suatu model dari semua kegagalan seperti terjadi dalam sistem. Pada kenyataan, itu adalah suatu model logika interaksi antara peristiwa-peristiwa penuntun menuju pada kejadian yang tidak diinginkan.

2.3.2 Konstruksi Pohon Kesalahan

Analisa fault tree yang benar memerlukan definisi yanng cermat dari sistem Barry Kirwan, 1994. Pertama, diagram layout fungsional sistem yang penting seharusnya digambar untuk menunjukkan hubungan fungsional dan mengidentifikasikan tiap komponen sistem. Batasan sistem secara fisik disusun kemudian untuk memfokuskan perhatian penganalisa pada area yang tepat dan penting. Kesalahan lang lazim adalah kesalahan menyusun batasan sistem yanng realistis, yang menimbulkan penyimpangan analisa. Informasi harus tersedia untuk tiap komponen system yang mengijinkan penganalisa menentukan mode yang perlu dari kerusakan komponen. Informasi ini dapat diperoleh dari pengalaman atau dari spesifikasi teknik komponen. Pada beberapa analisa batasan sistem menjadi sangat berarti, dimana kondisi batas dari sistem harus ditentukan. Kondisi-kondisi batas ini seharusnya tidak dihubungkan dengan batasan fisik dari sistem. Kondisi-kondisi batas sistem mendefinisikan situasi yang digambarkan oleh fault tree. Kejadian puncak adalah kondisi batas sistem yang paling penting yang didefinisikan sebagai kerusakan sistem utama. Untuk beberapa sistem yang ada banyak kemungkinan bagi kejadian puncak tetap ada sehingga pilihan tepat dari kejadian puncak kadang kala adalah suatu tugas yang sulit. Pada umumnya, kejadian puncak harus dipilih sebagai suatu kejasian 1 yang terjadinya harus mempunyai sebuah definisi tertentu dan kemungkinan dari keterjadinya dapat dikuantitaskan dan 2 yang dapat lebih jauh dipilah untuk menemukan penyebabnya.

2.3.3 Konsep Dasar Fault Tree Analysis

Beberapa konsep dasar yang perlu diketahui dan dipahami untuk dapat menganalisa kejadian melalui diagram pohon kesalahan Fault Tree Analysis, konsep tersebut menurut Alain Viilemeur 1992: 1. Peristiwa Utama Yang Tidak Diinginkan Top Event Pusat Fault Tree Analysis disebut peristiwa yang tidak diinginkan. Peristiwa ini mendatangkan peristiwa puncak dari pohon dan analisa ditunjukkan pada pendapatan semua penyebab-penyebabnya. Sering peristiwa ini adalah suatu bencana, tetapi itu bisa menjadi suatu kegagalan sistem atau ketidakmampuan pabrik aspek ekonomi. Untuk membuat analisa lebih mudah, peristiwa yang tidak diinginkan harus didefinisikan dengan tepat. Sesungguhnya jika kejadian ini tertalu umum maka analisa akan berhenti untuk dijalankan, sebaliknya jika kejadian tertalu spesifik analisa dapat menemukan kegagalan utama pada elemen dasar sistem, oleh karena itu resiko awal direkomendasikan untuk menemukan sesuai macam misi-misi sistem. 2. Presentasi Gerbang Logika Peristiwa-peristiwa dihubungkan oleh gerbang logika sesuai konsekuensi penyebab hubungan baik, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 Gambar 2.2 Contoh AND Gate 3. Pengkelasan Kegagalan penyebab Kegagalan Kegagalan bisa dipecah menjadi dua kelas sesuai dengan penyebabnya P.L. Clemens: 2002 yaitu: a. Kegagalan atau Penyebab primer Kegagalan elemen penyebab terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan atau Top Event. b. Kegagalan atau penyebab Sekunder Kegagalan penyebab terjadinya kegagalan primer yang akan dianalisa lebih lanjut menjadi peristiwa paling dasar penyebab peristiwa yang tidak diinginkan. 4. Peristiwa Dasar Analisa penyebab kejadian atau peristiwa dilanjutkan sampai peristiwa dasar ditemukan. Oleh karena itu, kejadian-kejadian harus hati-hati ditemukan sejak mencapai batas analisis. Peristiwa dasar dalam pohon kesalahan, sebagai berikut :  Kejadian yang mana tidak dibutuhkan untuk dikembangkan. Kejadian ini cukup baik untuk menggambarkan dan mengetahui sejauh mana ketidakgunaan batas asal kejadian.  Kejadian tidak bisa dipertimbangkan secara mendasar tapi kejadian asal tidak akan dikembangkan. Dalam kasus ini batas sistem dipelajari mencakup ketika teridentifikasi.  Kejadian tidak dapat digambarkan atau dipandang sebagai dasar dan penyebab kejadian itu belum dikembangkan tetapi akan segera dikembangkan. Analisa mempertimbangkan, kemudian ia secara temporer menjangkau batas dalam mempelajari dan bahwa sebagaimana data kurang memadai untuk contoh penyebab kejadian ini akan diketahui kemudian.

2.3.4 Tahapan Fault Tree Analisis

Menurut Thomas Pyzdex, 2002 Fault Tree mempunyai beberapa tahap umum untuk mencapai hasil analisa yang optimal hingga ke akar-akar penyebabnya, yaitu : 1. Tentukan kejadian paling atas, kadang-kadang disebut kejadian utama. Ini adalah kondisi kegagalan dibawah studi. 2. Tetapkan batasan Fault Tree Analysis. 3. Periksa sistem untuk mengetahui bagaimana berbagai elemen berhubung pada satu dengan lainnya dan untuk kejadian paling atas. 4. Buat pohon kesalahan, mulai pada kejadian paling atas dan bekerja ke arah bawah. 5. Analisis pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara dalam menghilangkan kejadian yang mengarah kepada kegagalan. 6. Persiapan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan dan rencana kemungkinan berkenan dengan kegagalan saat mereka terjadi. Fault Tree Analysis merupakan pendekatan dari atas ke bawah yang menyediakan perwakilan grafik kejadian yang mungkin mengarah pada kegagalan. Beberapa simbol digunakan dalam pembuatan pohon kesalahan ditunjukkan dalam tabel 2.4 Tabel 2.4 Simbol-Simbol Logika Gerbang Dalam FTA Simbol Gerbang Nama Gerbang Hubungan Kasual Gerbang AND Kejadian keluaran terjadi jika semua kejadian masukan terjadi serentak Gerbang OR Kejadian keluaran terjadi jika satu dari kejadian masukan terjadi. Gerbang menghalangi Masukan menghasilkan keluaran saat kejadian bersyarat terjadi. Gerbang AND prioritas Kejadian keluaran terjadi jika semua kejadian masukan terjadi dengan urutan dari kiri kekanan. Gerbang OR ekslusif Kejadian keluaran terjadi jika satu, tetapi tidak keduanya, dari kejadian masukan terjadi m n inputs Gerbang m- diluar-n gerbang voting atau sampel Kejadian keluaran terjadi jika m-diluar-n kejadian masukan terjadi. Tabel diatas menunjukkan simbol gerbang dalam Fault Tree, selain itu juga terdapat simbol kejadian seperti pada tabel 2.5 Tabel 2.5 Simbol – Simbol Logika kejadian dalam FTA Simbol Kejadian Arti Persegi Kejadian diwakili oleh sebuah gerbang Lingkaran Kejadian dasar dengan data yang cukup Kejadian yang belum berkembang Belah ketupat Putaran Baik terjadi atau tidak terjadi Oval Kejadian bersyarat yang digunakan dengan gerbang menghalangi Segitiga Simbol perpindahan

2.3.5 Cut Set Method

Cut Set menurut P.L. Clemens, 2002 adalah kombinasi pembentuk pohon kesalahan yang mana bila semua terjadi akan menyebabkan peristiwa puncak terjadi. Cut Set digunakan untuk mengevaluasi diagram pohon kesalahan dan diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk menunjukkan jumlah minimum block gagal yang menyebabkan seluruh sistem gagal. Sebagai contoh bisa dilihat dari gambar 2.3 Gambar 2.3 Contoh Struktur Cut Set Peristiwa A,B, dan C membentuk menjadi peristiwa T. peristiwa A, B dan C disebut sebagai cut set. Namun bukan kombinasi peristiwa terkecil yang menyebabkan peristiwa puncak. Untuk mengetahuinya diperlukan minimal cut set Alain Villemeur : 1992. Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang paling kecil yang membawa ke peristiwa yang tidak diinginkan. Jika satu dari peristiwa-peristiwa dalam minimal cut set tidak terjadi, maka peristiwa puncak atau peristiwa yang tidak diinnginkan tidak akan terjadi. Dengan kata lain minimal cut set merupakan akar penyebab yang paling terkecil yang berpontensial menyebabkan kecacatan peristiwa puncak. Suatu pohon kesalahan berisi batasan minimal cut set, yaitu: 1. Pertama, minimal cut set menunjukkan kegagalan tunggal memproduksi peristiwa yang tidak diinginkan top event. T E C A B 2. Kedua, minimal cut set menunjukkan kegagalan ganda yang sama jika kejadian terjadi secara simultan atau bebarengan dan menyebabkan peristiwa tidak diinginkan.

2.3.5.1 Langkah Pembentukan Cut Set

Beberapa langkah membentuk Cut set menurut P.L. Clemens, 2002, yaitu : 1. Mengabaikan semua unsur-unsur pohon kecuali pembentuk atau dasar. 2. Permulaan dengan seketika dibawah peristiwa puncak, menugaskan masing- masing gerbang dan pembentuk atau penyebab dasar. 3. Kelanjutan menurut langkah dari peristiwa puncak mengarah ke bawah membangun matrik menggunakan nomor dan huruf. Huruf ini mewakili gerbang peristiwa puncak menjadi masukan matrik awal. Sebagai kontruksi maju: a. Menggantikan nomor untuk masing-masing gerbang AND dengan nomor untuk semua gerbang yang disebut masukan. Secara horisontal dalam matrik baris. b. Memindahkan nomor-nomor untuk masing-masing gerbang OR dengan semua gerbang yang disebut masukan. Memanjang vertikal dalam matrik kolom. Masing-masing gerbang OR dibentuk baris bergantian harus pula berisi semua masukan lain dibaris induk asli. 4. Hasil matrik akhir, hanya menghasilkan angka-angka mewakili pembentuk. Masing-masing baris dari matrik ini adalah cut set Boolean. Dengan pemeriksaan, mennghapuskan baris manapun yang berisi semua unsur-unsur yang ditemukan dalam baris lebih sedikit. Juga menghapuskan unsur-unsur berlebihan didalam baris dan baris yang menyalin baris lain. Baris yang tersisa adalah minimal cut set. Pembentukan cut set dapat dilihat dengan jelas pada gambar 2.4 Gambar 2.4 Contoh Pembentukan Cut Set

2.3.6 Cut Set Quantitative

Perhitungan dalam Fault Tree Analysis digunakan untuk mengetahui nilai probabillitas dari kejadian puncak yang terjadi. Untuk menghitunng probabilitas hanya diperlukan jumlah seluruh proses yang sukses dan kegagalan proses, hal ini ditunjukkan dalam rumus berikut ini P.L. Clemens : 2002 : 2 4 2 3 1 TOP B D C A F P F =  S + F Keterangan : S = Sukses produkproses F = Kegagalan failure P F = Probabilitas kegagalan Untuk selanjutnya akan dihitung probabilitas dalam masing-masing gerbang, yaitu: 1. Untuk gerbang OR, probabilitas masing-masing peristiwa atau masuknya mengalami penjumlahan dan pengurangan. a. Untuk 2 masukan P F = 1 – [1 – P A 1 – P B ] P F = P A + P B – P A P B b. Untuk lebih dari 2 masukan P F = P A + P B + P C 2. Untuk gerbang AND, probabilitas masing-masing masukannya dikalikan. Dalam gerbang AND ini untuk masukan sejumlah 2 atau lebih semua cara perhitungannya sama yaitu dikalikan. Perhitungan diatas dapat dilihat dengan jelas melalui contoh berikut ini : Gambar 2.5 Contoh Perhitungan Fault Tree Analysis Setelah semua diketahui maka akan didapatkan probabilitas peristiwa puncak dan untuk langkah selanjutnya masing-masing probabilitas dievaluasi melalui matrik dalam minimal Cut Set seperti pada contoh gambar 2.5 1 2 1 3 1 4 3 4 5 6 Gambar 2.6 Contoh Hasil Akhir Matrik Minimal Cut Set Jam utama salah Jam bangun Baterai habis Salah isi waktu alarm Lupa memutar Pada malam hari ketulian Lupa memasang alarm Bangun kesiangan Kegagalan jam alaram Jam bangun gagal Kesalah an mekanis Tidak diperhatikan 1,89 x 10 -4 1,89 x 10 -4 1,82x 10 -2 1,04 x 10 -2 1 x 10 -2 3 x 10 -4 8 x 10 -3 4 x 10 -4 1 x 10 -2 Matrik Cut Set tersebut, selamanya akan dihitung probabilitasnya dengan menggunakan rumus berikut : P F ≈ Σ P K = P1 x P2 + P1 x P3 + P1 x P4 + P3 x P4 x P5 x P6 P T merupakan probabilitas top event dan P K probabilitas cut set. Yang mana P K adalah probabilitas pembentuk cut set berarah horisontal yang ditambahkan sehingga menghasilkan probabilitas cacat atau peristiwa utama.

2.4 Proses Produksi

Sebelum di laksanakan suatu rencana realisasi produk atau komponen pihak perusahaan telah melakukan perjanjian dengan custumer mengenai produk yang akan dibuat.setelah kedua pihak sepakat mengenai waktu penyelesaiannya dan harga.Di bawah ini merupakan langkah-langkah rencana realisasi produk dari bahan baku hingga barang jadi :  Proses pendesainan Sebelum membuat separator melakukan pembentukan gambar dengan persetujuan kedua belah pihak yang mana permintaan sesuai dengan PO yang telah di tetapkan.  Persediaan material Material ysng akan di butuhkan untuk pembuatan separator tersebut berupa plat baja,besi,  Pengelasan tempa Pengelasan tempa merupakan proses penyambungan tertua yang dikenal manusia. Proses terdiri dari pemanasan logam yang kemudian ditempa, tekan sehingga terjadi penyambunagn logam.  Pengelasan dengan gas Kelompok ini mencakup semua proses pengelasan dimana digunakan campuran gas seebagai sumber panas. Nyala dgas yang lazim digunakan adalah gas alam, asetilen dan hidrogen dicampur dengan oksigen.  Pengelasan oksihidrogen Karena oksihidrogen menyala pada suhu 2000 C, suhu yang jauh lebih rendah dari pada oksigen asetilen nyala ini digunakan untuk pengelasan lembaran tipis dan paduan dengan titik cair yang rendah dan dalam pekerjaan mematri.  Pengelasan nyala udara – asetilin Nyala yang digunakan dalam proses ini dihasilkan oleh pembakar mirip dengan pembakar bunsen. Karena suhu jauh lebih rendah dari pada proses lainnya, kegunaanya sangat terbatas dan hanya dimanfaatkan untuk patri timah atau patri suhu rendah.  Pengelasan gas bertekanan Pada pengelasan gas bertekanan, ujung tumpu yang akan dilas dipanaska dengan nyala oksiatilen hingga 1200 C kemudian ditekan. Ada dua cara yang lazim digunakan. Cara pertama dikenal dengan nama metoda sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan disambung ditekan satu sama lainnya selama proses pemanasan. Cara kedua disebut metoda sambungan terbuka, permukaan dipanaskan oleh nyala pipih sehingga terbentuk logam cair pada permukaanya.  Pengelasan resistansi listrik Pada proses ini arus yang cukup besar dialirkan melalui logam sehingga menimbulkan panas pada sambungan, dan dibawah pengaruh tekanan, terbentuklah sambungan las. Proses Fetting Proses Penggerindaan Proses Shot Blasting Proses Painting Proses Oven Proses Packaging Gudang Gambaran Proses Pembuatan separator Keterangan Proses pembuatan separator : 1. Proses Fettling Merupakan proses pemisahan tiap-tiap casting, serta memisahkan cilica dengan casting dan menghilangkan sisa-sisa cilica dengan menggunakan palu. 2. Proses Penggerindaan Merupakan proses menghaluskan casting produk dari proses fettlingan dengan menggunakan gerinda, ada dua macam gerinda yang digunakan : 1. gerinda dengan mesin 2. gerinda dengan udara 3. Proses Shot Blasting Proses menghilangkan sisa-sisa pasir pada produk dengan menggunakan mesin dengan waktu proses selama 5 menit, dimana produk ditaruh pada tempat khusus yang bernama hanger dengan jumlah tiap hanger berisi 54 casting produk. 4. Proses Painting Merupakan proses pengecatan yang dilakukan secara manual dengan menggunakan cat yang berwarna hitam dengan waktu pengecatan 5 menit, fungsi dari pengecatan ini untuk menjaga agar produk tidak mudah berkarat. 5. Proses Pengovenan Merupakan proses pengeringan cat dengan menggunakan mesin oven dengan temperature 150 ºC dan waktu pengovenan 60 menit. 6. Proses Packaging Merupakan proses tahap akhir dengan memasukkan produk kedalam kemasan dan siap untuk dikirim. 7. Gudang

2.5 Penelitian Terdahulu