Perhitungan Setelah Dilakukan Evaluasi Pembahasan

Diketahui : P1 = 0, 0929 P2 = 0,0825 P3 = 0,1398 1 P P Ao  = 0,0929 3 2 1 P x P P A  = 0,0115 1 1 A A A A F P x P P P P    = 0,0929 + 0,0115 - 0,0929 x 0,0115 = 0,103 Dari perhitungan diatas didapatkan probabilitas kejadian Schalop sebesar 0,103 atau 1,03 .

b. Perhitungan Setelah Dilakukan Evaluasi

Dari hasil evaluasi melalui kecacatan yang terbentuk didapatkan bentuk matrik penyebab dasar terjadinya bentuk Schalop , yaitu: 1 : Cara kerja salah 2 : Amper yang terbaca dengan amper yang waktu pengelasan tidak sama. 3 : Perlakuan panas yang tidak sesuai Yang selanjutnya penyebab-penyebab tersebut dihitung untuk mengetahui probabilitas bentuk Schalop berdasarkan cut set. 1 1 P P K  = 0,0929 3 2 2 P x P P K  = 0,0825 x 0,1398 = 0,0115 2 1 K K F P P P   = 0,1044 Jadi probabilitas terjadinya Schalop setelah dilakukan evaluasi adalah sebesar 0,1044 atau 10,44

4.3. Pembahasan

Dari pengolahan data yang telah dilakukan maka didapatkan hasil probabilitas dengan struktur kecacatan yang minimal. Setelah masing-masing dari bentuk kejadian kecacatan dan penyebabnya-penyebabnya teridentifikasi dan dianalisa maka dapat dijelasankan sebagai berikut: 1. Porosity Porosity disebabkan oleh proses pengelasan yang kurang baik. Hal ini disebabkan oleh operator yang melakukan seting mesin kurang tepat, kualitas bahan baku kurang bagus dan tindakan operator yang kurang terampil . Digambarkan dengan gerbang OR, sehingga dalam matrik cut set digambarkan secara vertikal karena ketiga penyebab terjadi tidak secara bersamaan melainkan salah satu penyebab terjadi terlebih dahulu. 1 2 3 0,0929 0,0825 0,1398 Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 1,20 atau 12,0 per minggu per 10 menit awal proses produksi. Sedangkan probabilitas yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 1,448 atau 14,48 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat Porosity jauh dari angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. 2. Crack Penyebab utama terjadinya Crack disebabkan oleh kemampuan mesin pengelasan kurang maksimal. Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,39 atau 3,9 per minggu per 10 menit awal proses produksi. Sedangkan probabilitas yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,179 atau 1,79 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat separator pendek jauh dari angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. 3. Under Cut Penyebab utama terjadinya Under Cut disebabkan oleh proses cutter pada pengelasan kurang presisi. Hal ini disebabkan karena mesin pengelasan cutter trouble, mutu bahan kurang bagus dan operator yang kurang tangap. Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,23 atau 2,3 per minggu per 10 menit awal proses produksi. Sedangkan probabilitas yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,232 atau 2,32 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat Under Cut kurang presisi jauh dari angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. 4. Blow Hole Penyebab utama terjadinya Blow Hole disebabkan pada proses Pengelasan yang dimana ampernya terlalu besar. Hal ini disebabkan karena proses produksi baru berjalan, dan setting mesin kurang tepat. Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,1044 atau 10,44 per minggu per 10 menit awal proses produksi. Sedangkan probabilitas yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,103 atau 1,03 . Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat Blow Hole jauh dari angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. 5. Schalop pengelasan tembus Penyebab utama terjadinya Schalop disebabkan oleh kemampuan mesin pengelasan kurang optimal. Hal ini disebabkan karena proses produksi baru berjalan dan mesin pengelasan troubel. Hasil probabilititas yang dihitung setelah melakukan evaluasi adalah sebesar 0,1044 atau 10,44 per minggu awal proses produksi. Sedangkan probabilitas yang dihasilkan sebelum melakukan evaluasi sebesar 0,103 atau 1,03. Probabilitas ini menunjukkan bahwa kejadian atau cacat Schalop jauh dari angka 1 bahkan kurang dari 0,5 sehingga digolongkan pada kejadian yang sering terjadi. Dalam skala probabilitas, kejadian kelima jenis cacat tersebut, kecacatan yang pertama sampai kecacatan ketiga dalam kriteria 1 in 100 yang berarti kejadian yang sering terjadi,. Berikut nilai keterangan probabilitasnya : 1. Porosity Dalam waktu minggu awal proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar 1,20 atau 12,0 2. Crack Dalam waktu minggu awal proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar 0,39 atau 3,9 . 3. Under Cut Dalam waktu minggu awal proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar 0,23 atau 2,3 . 4. Blow Hole Dalam waktu minggu awal proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar 0,1044 atau 10,44 . 5. Schalop Dalam waktu minggu awal proses produksi, peluang terjadinya cacat sebesar 0,1044 atau 10,44 . Sehingga dari kelima jenis cacat yang perlu mendapat perhatian dan dilakukan perbaikan pada sistem produksinya adalah peristiwa-peristiwa yang membentuk kejadian bentuk Porosity, Blow Hole, dan Schalop. Usulan perbaikan yang dilakukan dengan menggunakan correction action terhadap peristiwa- peristiwa tersebut agar dapat mengendalikan jalannya proses produksi dapat ditunjukkan dalam tabel dibawah ini. Peristiwa-peristiwa yang membentuk kejadian bentuk Porosity dengan menggunakan correction action adalah sebagai berikut : Tabel 4.16 correction action Terhadap Penyebab Kejadian Porosity Akar Penyebab Probabilit as Deskripsi Keadaan Correction Action Bagian yang dikoreksi diperhatikan Pemukulan yang tidak tepat 0,0677 Setelah melakukan pengelasan seharusnya dilakukan pemukulan agar rata, tapi welder melakukan pemukulan yang tidak tepat. Harus ada SOP : System operating procedur dan pengawasan pada proses pengelasan sehingga tidak ada kelalaian lagi. Tenaga kerja welder Pekerja kurang terampil 0,0928 Selain pekerja jarang memperhatikan prosedur proses produksi, mereka juga kurang terampil dalam hal proses pengelasan produksi separator Perlu diadakannya training untuk para pekerja yang Khususnya dalam hal ketrampilan dan prosedur proses produksi Tenaga Kerja welder Perlakuan panas yang tidak sesuai 0,1398 Dalam proses pengelasan welder melakukan pengelasan yang tidak baik dikarenakan kelalaian dalam menyeting mesin. Harus ada pembinaan untuk dapat mensetting mesin dengan tepat. Mesin Kadar sulfur, fosfor atau material non logam terlalu tinggi 0,4615 Materialnya tidak sesuai dengan pesanan yang diinginkan pabrik. Setiap kedatangan pemesanan material sebaiknya pihak QC melihat kualitas dan campuran bahan kimia material sebelum dimasukkan dalam departement produksi. Material Kadar karbon kurang 0,4444 Materialnya tidak sesuai dengan pesanan yang diinginkan pabrik. Setiap kedatangan pemesanan material sebaiknya pihak QC melihat kualitas dan campuran bahan kimia material sebelum dimasukkan dalam departement produksi. Material Sumber informasi : Hasil pengolahan data Peristiwa-peristiwa yang membentuk kejadian Crackdengan menggunakan correction action adalah sebagai berikut : Tabel 4.17 correction action Terhadap Penyebab Kejadian Crack Akar Penyebab Probabilita s Deskripsi Keadaan Correction Action Bagian yang dikoreksi diperhatikan Pemukulan yang tdak tepat 0,0667 Setelah melakukan pengelasan seharusnya dilakukan pemukulan agar rata, tapi welder melakukan pemukulan yang tidak tepat. Harus ada SOP : System operating procedur dan pengawasan pada proses pengelasan sehingga tidak ada kelalaian lagi. Tenaga kerja welder Pekerja kurang terampil 0,0928 Selain pekerja jarang memperhatikan prosedur proses produksi, mereka juga kurang terampil dalam hal proses pengelasan produksi separator Perlu diadakannya training untuk para pekerja yang Khususnya dalam hal ketrampilan dan prosedur proses produksi Tenaga kerja welder Perbaikan pengelasan yang kurang baik 0,1295 Saat perbaikan operator melakukannya kurang baik Perbaikan terhadap mesin pengelasan membuat mesin bekerja secara maksimal PerawatanPeng elasan Permukaan datar dan lebar memperce pat pengemba ngan cetakan 0,1043 Materialnya tidak sesuai dengan pesanan yang diinginkan pabrik Setiap kedatangan pemesanan material sebaiknya pihak QC melihat kualitas dan campuran bahan kimia material sebelum dimasukkan dalam departement produksi. Material Sumber informasi : Hasil pengolahan data Peristiwa-peristiwa yang membentuk kejadian bentuk Under Cut dengan menggunakan correction action adalah sebagai berikut : Tabel 4.18 correction action Terhadap Penyebab Kejadian Under Cut Akar Penyebab Probabilita s Deskripsi Keadaan Correction Action Bagian yang dikoreksi diperhatikan Cara kerja salah 0,0928 \ Selain pekerja jarang memperhatikan prosedur proses produksi, mereka juga kurang teliti dalam hal proses pengelasan produksi separator Perlu diadakannya pembinaan untuk para pekerja yang Khususnya dalam hal ketrampilan dan prosedur proses produksi. Tenaga kerja welder Amper yang terbaca dengan amper yang waktu pengelasan tidak sama 0,1398 Dalam proses pengelasan welder melakukan pengelasan yang tidak baik dikarenakan kelalaian dalam menyeting Amper. Pengecekan bagian – bagian mesin sebaiknya dilakukan rutin. Mesin Sumber informasi : Hasil pengolahan data Peristiwa-peristiwa yang membentuk kejadian bentuk Blow Hole dengan menggunakan correction action adalah sebagai berikut : Tabel 4.19 correction action Terhadap Penyebab Blow Hole Akar Penyebab Probabilita s Deskripsi Keadaan Correction Action Bagian yang dikoreksi diperhatikan Cara Kerja Salah 0,0928 Selain pekerja jarang memperhatikan prosedur proses produksi, mereka juga kurang teliti dalam hal proses pengelasan produksi separator Perlu diadakannya pembinaan untuk para pekerja yang Khususnya dalam hal ketrampilan dan prosedur proses produksi . Tenaga kerja welder Amper yang terbaca dengan amper yang waktu pengelasan tidak sama 0,1398 Dalam proses pengelasan welder melakukan pengelasan yang tidak baik dikarenakan kelalaian dalam menyeting Amper. Pengecekan bagian – bagian mesin sebaiknya dilakukan rutin. Mesin Perlakuan panas yang tidak sesuai 0,1398 Dalam proses pengelasan welder melakukan pengelasan yang tidak baik dikarenakan kelalaian dalam menyeting mesin. Harus ada pembinaan untuk dapat mensetting mesin dengan tepat. Mesin Sumber informasi : Hasil pengolahan data Peristiwa-peristiwa yang membentuk kejadian Schalop dengan menggunakan correction action adalah sebagai berikut : Tabel 4.20 correction action Terhadap Penyebab Schalop Akar Penyebab Probabilitas Deskripsi Keadaan Correction Action Bagian yang dikoreksi diperhatikan Cara Kerja Salah 0,0928 Selain pekerja jarang memperhatikan prosedur proses produksi, mereka juga kurang teliti dalam hal proses pengelasan produksi separator Perlu diadakannya pembinaan untuk para pekerja yang Khususnya dalam hal ketrampilan dan prosedur proses produksi . Tenaga kerja welder Amper yang terbaca dengan amper yang waktu pengelasa n tidak sama 0,1398 Dalam proses pengelasan welder melakukan pengelasan yang tidak baik dikarenakan kelalaian dalam menyeting Amper. Pengecekan bagian – bagian mesin sebaiknya dilakukan rutin. Mesin Perlakuan panas yang tidak sesuai 0,1398 Dalam proses pengelasan welder melakukan pengelasan yang tidak baik dikarenakan kelalaian dalam menyeting mesin. Harus ada pembinaan untuk dapat mensetting mesin dengan tepat. Mesin Sumber informasi : Hasil pengolahan data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan dalam penelitian identifikasi tingkat kecacatan pada produk Separator di PT. Bama Bumi Sentosa - Surabaya dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis FTA, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan langkah-langkah metode fault tree analysis diketahui kecacatan beserta penyebab-penyebabnya antara lain : a. Kecacatan Porosity, tingkat kecacatan 1,20 atau 12,0 dan akar penyebabnya adalah : posisi penyaluran gas yang tidak sesuai, kadar sulfur, phosfor atau mineral non logam yang terikut terlalu tinggi, kadar karbon kurang, pekerja ceroboh. b. Kecacatan Crack, tingkat kecacatan 0,39 atau 3,9 dan akar penyebabnya adalah : pemukulan yang tidak tepat pada casting, pekerja kurang terampil, perbaikan pengelasan yang tidak sesuai, permukaan datar yang lebar mempercepat pengembangan cetakan. c. Kecacatan Under Cut tingkat kecacatan 0,23 atau 2,3 dan akar penyebabnya adalah : material plat dan alat pengelasan yang tidak baik, perbaikan pengelasan yang kurang sesuai. d. Kecacatan Blow Hole tningkat kecacatan 0,1044 atau 10,44 dan akar penyebabnya adalah : cara kerja salah, ampere yang terbaca