Uji Hipotesis Secara Parsial

e. Pengujian Hipotesis : Gambar 1 : Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Secara Simultan Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho F tabel = 3,482 F hitung = 19.995 Sumber : Lampiran 3 dan 5 Ho ditolak jika F hitung  F tabel Ho diterima jika F hitung F tabel Karena F hitung  F tabel maka Ho ditolak dan H 1 diterima yang berarti secara simultan bahwa Unit Usaha, PDRB, Investasi dan nilai output tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja sebagai variabel terikat. Ini berarti Hipotesis yang diajukan oleh penulis telah terbukti kebenarannya.

4.5.2. Uji Hipotesis Secara Parsial

Selanjutnya untuk mengetahui secara parsial antara Variabel Unit usaha X 1 terhadap Penyerapan Tenaga KerjaY digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Ho :  1 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel X 1 , dengan variabel Y H 1 :  1  0 ada pengaruh antara variabel X 1 dengan variabel Y b. 2  = 0,052 = 0,025 dengan df = n – k – 1 = 15 – 5 – 1 = 9 c. t hitung = 1 Se 1   = 97.586 288.385 = 2,955 d. t tabel 2  = 0,025 = 2,262 e. Pengujian hipotesis : Gambar 2 : kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara parsial untuk variabel X 1 . Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho t hitung = 2,955 t tabel = 2,262 Dari perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 2,955 sedangkan t tabel = 2,262 pada df = 9 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Sehingga secara parsial Unit Usaha X 1 berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Y. Sedangkan Nilai Koefisien Determinasi Parsial r 2 untuk Unit Usaha sebesar 0,683 2 = 0,467 yang berarti dapat menunjukkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja mampu dijelaskan oleh variabel Unit Usaha hingga 46.7. Sedangkan sisanya sebesar 53.3 dijelaskan oleh faktor lain.. Selanjutnya untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel PDRB X 2 terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Y digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Ho :  2 = 0 tidak ada pengaruh antara varible X 2 dengan variabel Y H 1 :  2  0 ada pengaruh antara variabel X 2 dengan variabel Y b. 2  = 0,025 dengan df = 9 c. t hitung = 2 2   Se = 0.003 0.001 = 0,500 d. t tabel 2  = 0,025 = 2,262 e. Pengujian Hipotesis : Gambar 3 : Kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara Parsial untuk variabel X 2. Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Daerah Penolakan Ho t tabel = 2,262 t tabel = 2,262 t hitung = 0,500 Berdasarkan perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 0,500 sedangkan t tabel = 2,262 pada df = 9 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,05. Karena t hitung lebih kecil dari t tabel , maka Ho diterima dan H 1 ditolak. Sehingga secara parsial PDRB X 2 tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Y. Nilai Koefisien determinasi parsial r 2 parsial untuk PDRB sebesar 0,156 2 = 0,024 yang berarti dapat menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh variabel PDRB Terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 2.4. Sedangkan sisanya sebesar 97.6 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model. Selanjutnya untuk mengetahui secara parsial antara Variabel Penyerapan Tenaga Kerja X 3 terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Y digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Ho :  3 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel X 3 , dengan variabel Y H 1 :  3  0 ada pengaruh antara variabel X 3 dengan variabel Y b. 2  = 0,052 = 0,025 dengan df = n – k – 1 = 15 – 5 – 1 = 9 c. t hitung = 3 3   Se = 0.000 0.00000122 = 2,231 d. t tabel 2  = 0,025 = 2,262 e. Pengujian hipotesis : Gambar 4 : kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara parsial untuk variabel X 3 . t hitung = 2,231 t tabel = 2,262 Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Dari perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 2,231 sedangkan t tabel = 2,262 pada df = 5 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung t tabel maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Sehingga secara parsial Investasi berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Y. Sedangkan Nilai Koefisien Determinasi Parsial r 2 untuk Penyerapan Tenaga Kerja sebesar 0,577 2 = 0,333 yang berarti dapat menunjukkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerja mampu dijelaskan oleh variabel Penyerapan Tenaga Kerja hingga 33,3. Sedangkan sisanya sebesar 66,7 dijelaskan oleh faktor lain. Selanjutnya untuk mengetahui secara parsial antara Variabel Nilai output tenaga kerja X 4 terhadap Penyerapan Tenaga KerjaY digunakan uji t dengan langkah – langkah sebagai berikut : a. Ho :  4 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel X 4 , dengan variabel Y H 1 :  4  0 ada pengaruh antara variabel X 4 dengan variabel Y b. 2  = 0,052 = 0,025 dengan df = n – k – 1 = 15 – 5 – 1 = 9 c. t hitung = 4 4   Se = 0.046 0.039 = 0,845 d. t tabel 2  = 0,025 = 2,262 e. Pengujian hipotesis : Gambar 5 : kurva Distribusi Penolakan dan Penerimaan Hipotesis secara parsial untuk variabel X 4 . Daerah Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho t hitung = 0,845 t tabel = 2,262 Dari perhitungan secara parsial diperoleh t hitung = 0.845 sedangkan t tabel = 2,262 pada df = 9 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Karena t hitung t tabel maka Ho diterima dan H 1 ditolak. Sehingga secara parsial Nilai output tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Y. Sedangkan Nilai Koefisien Determinasi Parsial r 2 untuk Nilai output tenaga kerja sebesar 0,258 2 = 0,066 yang berarti dapat menunjukkan bahwa Penyerapan Tenaga Kerjamampu dijelaskan oleh variabel Nilai output tenaga kerja hingga 6.6. Sedangkan sisanya sebesar 93.4 dijelaskan oleh faktor lain. Kemudian untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh paling dominan keempat variabel bebas terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil Di Kabupaten Sidoarjo : Unit Usaha X 1 , Investasi X 3 , Nilai output tenaga kerja X 4 , dan PDRB X 2 dapat diketahui dengan melihat koefisien determinasi parsial yang paling besar, dimana dalam perhitungan ditunjukkan oleh variabel Unit Usaha X 1 dengan koefisien determinasi parsial r 2 sebesar 0,467 atau 46.7.

4.4. Pembahasan