1
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan
kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : 1
Penggembangan segi
kepribadian, 2
Pengembangan kemampuan
kemasyarakatan, 3 Pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan 4 Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja. Pendidikan merupakan
suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik
dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan
pendidikan, pengajaran,
latihan, serta
bimbingan
Sukmadinata:2007:24. Agar tercipta terwujudnya pendidikan yang diharapkan,
setiap siswa harus memiliki kesadaran, karena kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi
postif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan lebih selektif dalam menentukan arah untuk meraih
tujuan Given:2007:213.
2
Realita saat ini kesadaran akan nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat kurang, terutama di era globalisasi saat ini perkembangan zaman membuat
siswa melakukan segalanya semakin dipermudah dan orang cenderung berpikir praktis tanpa memikirkan dampak dari globalisasi, contohnya dalam bidang
transportasi, teknologi, makanan, minuman, pakaian dan gaya hidup berkembang cukup pesat. Banyak makanan cepat saji yang beredar saat ini, dalam lingkungan
SD, Kantin menyediakan jajanan yang diproduksi oleh pabrik contohnya chiki atau makanan ringan yang bentuk dan kemasannya menarik, tersedia juga
makanan cepat saji misalnya friedchiken, nugget, dan mie instan. Dari segi kesehatan makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan jika dikonsumsi
berlebihan. Peran serta dan kerjasama orangtua, guru, pihak sekolah yang serius diperlukan untuk menangani dan memberi perlakuan yang bersifat mendidik.
Dalam pergaulan pendidikan para pendidik menjadi model dan pendidikan yang
dianutnya Sukmadinata:2007:29.
Realita selanjutnya adalah sampai saat ini sekolah belum menerapkan model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. “Salah satu masalah
yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir” Sanjaya, 2011:1. Model pembelajaran yang dilakukan guru selama ini adalah menggunakan metode pembelajaran
tradisional, yaitu dengan metode ceramah. Metode ceramah anak cenderung pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Berdasarkan realita diatas,
peneliti memilih menggunakan model PBM untuk meningkatkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Model pembelajaran berbasis masalah PBM
3
merupakan model pembelajaran inovatif yang baik untuk meningkatkan kesadaran akan nilai. Pembelajaran berbasis masalah PBM merupakan pembelajaran yang
dihadapkan pada masalah realita atau kenyataan yang ada dan diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapinya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa
yang harus dibahas, kemudian proses pembelajran diarahkan agar siswa mampu
menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis Sanjaya:2011:208.
Pendidikan Kewarganegaraan PKn merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar. Mata pelajaran ini merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami nilai-nilai kehidupan dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn mengkaji
konsep, fakta, peristiwa dan generalisasi yang berkaitan dengtan moralitas kehidupan berbangsa. PKn yang berisi fakta dan peristiwa yang sangat dekat
dengan kehidupan siswa mestinya menarik dan menyenangkan. Siswa dapat mengungkapkan apa yang dilihat atau dialami dan kemudian membandingkan
dengan konsep-konsep
dalam PKn
Utami:2010:66-58. Pendidikan
Kewarganeraan mengacu pada Pancasila dan UUD 1945, yang didalamnya memuat
nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai
dasar negara
Indonesia Syarbaini:2011:37. Di Era Globalisasi saat ini, globalisasi sangat berpengaruh
tergadap nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan khususnya siswa
4
atau siswi SD untuk menyikapi era globalisasi ini Syarbani:2011:204. Untuk menyikapi hal tersebut, maka sangat diperlukan kesadaran dan menyikapi
globalisasi dengan bijaksana dan melalui kesadaran, siswa diharapkan melalui kesadaran mereka bisa merefleksikan kemudian menarik nilai-nilai yang bisa
dipetik sesuai dengan nilai Pancasila.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin menerapkan pendidikan nilai globalisasi dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model
pembelajaran inovatif yang diduga dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang terkandung dalam PKn. Sebagai penelitian eksperimen, selain
disiapkan kelompok-kelompok eksperimen untuk diteliti, juga disiapkan kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kontrol menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran PKn, dan guru kelas mengajar sendiri materi globalisasi. Sementara kelompok eksperimen, peneliti sendiri yang mengajar PKn
menggunakan model PBM, sebagai usaha meningkatkan kesadaran siswa akan nilai terkait globalisasi. Model pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung
bagi peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.
5
1.2 Rumusan Masalah