Pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013.

(1)

i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA

SD NEGERI ADISUCIPTO 1 TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Catharina Dewi Utari NIM : 091134035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:

1. Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan kasih yang melimpah dalam kehidupan ini.

2. Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan semangat, dukungan dan selalu mendoakanku.

3. Kakakku, Lucia Woro dan adikku Theo yang selalu menyemangatiku. 4. Sahabat dan teman-teman seperjuangan PGSD 2009.


(5)

v MOTTO

“Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seorang yang masih punya mimpi dan keyakinan, bukan cuma seonggok daging yang hanya

punya nama.

Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya!

Bukan seorang pemimpi saja, bukan seorang yang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan. Tapi seseorang yang selalu percaya akan keajaiban mimpi dan cita-cita, dan keajaiban keyakinan manusia yang tak terkalkulasi dengan

angka berapapun.

Dan kamu nggak perlu bukti-bukti apakah mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya”


(6)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Agustus 2013 Penulis,


(7)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Catharina Dewi Utari

NIM : 091134035

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 TAHUN AJARAN 2012/2013

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 19 Agustus 2013 Yang menyatakan,


(8)

viii ABSTRAK

Utari, Catharina Dewi. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Mata Pelajaran PKn, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, nilai globalisasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IVA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Sinduadi (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSS 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalahberpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) adalah 0,236 atau > 0,05 maka H 0 diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan (homogen) antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan uji perbandingan skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol yaitu 0,000 dan kelompok eksperimen 0,000. Kedua kelompok memiliki harga sig. (2-tailed) < 0,005 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan. Kenaikan skor pada kelompok kontrol dari 2,87 menjadi 3,49, berarti persentase kenaikan skor pada kelompok kontrol yaitu sebesar 21,60 % sedangkan kelompok eksperimen, dari 3,00 menjadi 3,88 berarti persentase kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 29,33 %.


(9)

ix

ABSTRACT

Utari, Catharina Dewi. 2013. The Effect of Using Problem-Based Learning To

Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKnAt SD Negeri Adisucipto 1 Yogyakarta Grade IV A. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value

This research is intended to discover the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Negeri Adisucipto 1 grade IV A year 2012/2013.

The research that used was non-equivalent control design experimental research. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi grade IV (controled group) and the students of SD Negeri Adisucipto 1 grade IV as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.

The result of this research evidances that problem-based learning model influented to the increase of globalization awareness significantly. This result of this research could be proved using the value of sig. (2-tailed) was 0,236 or > 0,05 so H0 was accepted and H1 was rejected. It means that there was no significant (homogen) differences between pre-test in controled group and experimental group. In other words, those two pre-test scores had equivalent level so the writer used the comparison analysis of pre-test score from controled group and experimental group. The result of comparison test from pre-test score to post-test between controlled group and experimental group was sig. (2-tailed); 0,000 for controlled group and 0,000 for experimental group. Those two groups had sig. (2-tailed) < 0,005. It means that the increase of score percentage in controlled group was 21,60%; from 2,87 to 3,49. While in the experimental group, it was 29,33%; from 3,00 to 3,88.


(10)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar.

3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,M.A selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. 5. Drs. Daryono selaku kepala SDN Adisucipto 1 yang telah memberikan ijin

melakukan penelitian di SDN Adisucipto 1.

6. Devilianto, S.Pd. Selaku guru mitra yang telah mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan lancar.

7. Siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 dan kelas IV SDN Sinduadi yang mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian berjalan lancar.

8. Bapak dan Ibuku yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan dan doanya kepada penulis.

9. Kakakku Lucia Woro dan Theo yang telah memberikan dukungan dalam segala bentuk kepada penulis.

10.Fidelis Very Ananto yang selalu mendampingi, menemani dan memberi semangat kepada penulis.

11.Teman-teman payung PKn (Nila, Nia, Ima, Mayang, Ita, Desi, Putri, Vitalis) yang banyak memberi masukan dan bantuan kepada peneliti.


(11)

xi

12.Teman-teman Kost Sang Lebun I (Rita, Dita, Esti, Tina, Wulan, Denok, Mbak Danik, Anik) terimakasih atas dukungannya.

13.Teman-Teman kost 452 (Patris, Renny, Mbak Dewi, Mbak Dian, Paulin, Cik Bella, Mbak Lusi, Mbak Andrea, Mbak Icha, Berta, Mbak Iin) terimakasih atas pengalamannya selama ini.

14.Teman-teman PGSD kelas B 2009 kalian sungguh luar biasa, terimakasih atas dukungan, kasih, pengalaman dan kebersamaannya selama 4 tahun ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritikan dan saran dari semua pihak. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.


(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

2.1Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Kesadaran ... 7

2.1.1.1Pengertian Kesadaran ... 7

2.1.1.2Tujuan Kesadaran ... 9

2.1.2 Nilai ... 10

2.1.2.1Pengertian Nilai ... 10

2.1.2.2Jenis-Jenis Nilai ... 11

2.1.2.3Jenis-Jenis Pendidikan Nilai ... 12

2.1.3 Globalisasi ... 13

2.1.3.1 Pengertian Globalisasi ... 13

2.1.3.2 Kesadaran Akan Nilai Globalisasi ... 14

2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme... 14

2.1.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 15

2.1.5.1 Pengertian PBM ... 15

2.1.5.2 Karakteristik PBM ... 16

2.2Pembelajaran PKn di SD ... 19

2.2.1 SK dan KD PKn SD ... 21

2.3Materi Globalisasi ... 21

2.4Hasil Penelitian Sebelumnya ... 22

2.5Kerangka Berpikir ... 24

2.6Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel ... 27

3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 29


(13)

xiii

3.5 Variabel Penelitian ... 31

3.6 Devinisi Operasional ... 32

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 35

3.8.1 Validitas ... 37

3.8.2 Reliabilitas ... 40

3.9 Teknik Analisis Data ... 41

3.9.1 Uji Normalitas ... 41

3.9.2 Uji Statistik ... 41

3.9.2.1Uji Homogenitas Skor Pretest ... 41

3.9.2.2 Uji Perbedaan Skor Pretest Dan Posttest ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Peningkatan Kesadaran Akan Nilai Globalisasi menggunakan PBM ... 43

4.1.2 Uji Normalitas Data ... 44

4.1.3 Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Eksperimen .... 45

4.1.4 Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 46

4.2 Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

5.1Kesimpulan ... 55

5.2Keterbatasan Penelitian ... 55

5.3Saran ... 56

DAFTAR Pustaka ... 57


(14)

xiv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Langkah-langkah PBM ... 17

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan ... 27

Tabel 3. Jadwal Penelitian ... 29

Tabel 4. Penjabaran Indikator ... 36

Tabel 5. Kisi-kisi Indstrumen Kuesioner ... 37

Tabel 6. Validitas Instrumen ... 38

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 39

Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas. ... 40

Tabel 9. Reliabilitas ... 40

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ... 44

Tabel 11. Perbandingan Skor pretest ... 47

Tabel 12. Perbandingan Skor Pretest ke Postest ... 48


(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Variabel dependent dan variabel independent ... 17 Gambar 2. Perbandingan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan eksperimen ... 49


(16)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus Kelompok Eksperimen... 60

Lampiran 2 : RPP Kelompok Eksperimen ... 66

Lampiran 3 : Kuesioner ... 74

Lampiran 4 : Analisis SPSS ... 77

Lampiran 5 : Uji Validitas ... 79

Lampiran 6 : Uji Reliabilitas ... 80

Lampiran 7 : Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 81

Lampiran 8 : Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 83

Lampiran 9 : Lembar Kuesioner Validitas Siswa ... 85

Lampiran 10 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 87

Lampiran 11 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 89

Lampiran 12 : Lembar Kerja Siswa ... 93

Lampiran 13 : Refleksi Siswa Setelah mengikuti Pembelajaran ... 104

Lampiran 14 : Foto-Foto Penelitian ... 106

Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian ... 109

Lampiran 16 : Surat Keterangan Penelitian ... 110


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat sasaran, yaitu : (1) Penggembangan segi kepribadian, (2) Pengembangan kemampuan kemasyarakatan, (3) Pengembangan kemampuan melanjutkan studi, dan (4) Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan (Sukmadinata:2007:24). Agar tercipta terwujudnya pendidikan yang diharapkan, setiap siswa harus memiliki kesadaran, karena kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi postif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan lebih selektif dalam menentukan arah untuk meraih tujuan (Given:2007:213).


(18)

2

Realita saat ini kesadaran akan nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat kurang, terutama di era globalisasi saat ini perkembangan zaman membuat siswa melakukan segalanya semakin dipermudah dan orang cenderung berpikir praktis tanpa memikirkan dampak dari globalisasi, contohnya dalam bidang transportasi, teknologi, makanan, minuman, pakaian dan gaya hidup berkembang cukup pesat. Banyak makanan cepat saji yang beredar saat ini, dalam lingkungan SD, Kantin menyediakan jajanan yang diproduksi oleh pabrik contohnya chiki

atau makanan ringan yang bentuk dan kemasannya menarik, tersedia juga makanan cepat saji misalnya friedchiken, nugget, dan mie instan. Dari segi kesehatan makanan cepat saji tidak baik untuk kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Peran serta dan kerjasama orangtua, guru, pihak sekolah yang serius diperlukan untuk menangani dan memberi perlakuan yang bersifat mendidik. Dalam pergaulan pendidikan para pendidik menjadi model dan pendidikan yang dianutnya (Sukmadinata:2007:29).

Realita selanjutnya adalah sampai saat ini sekolah belum menerapkan

model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. “Salah satu masalah

yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir” (Sanjaya, 2011:1). Model pembelajaran

yang dilakukan guru selama ini adalah menggunakan metode pembelajaran tradisional, yaitu dengan metode ceramah. Metode ceramah anak cenderung pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Berdasarkan realita diatas, peneliti memilih menggunakan model PBM untuk meningkatkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Model pembelajaran berbasis masalah (PBM)


(19)

3

merupakan model pembelajaran inovatif yang baik untuk meningkatkan kesadaran akan nilai. Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran yang dihadapkan pada masalah realita atau kenyataan yang ada dan diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus dibahas, kemudian proses pembelajran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis (Sanjaya:2011:208).

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami nilai-nilai kehidupan dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn mengkaji konsep, fakta, peristiwa dan generalisasi yang berkaitan dengtan moralitas kehidupan berbangsa. PKn yang berisi fakta dan peristiwa yang sangat dekat dengan kehidupan siswa mestinya menarik dan menyenangkan. Siswa dapat mengungkapkan apa yang dilihat atau dialami dan kemudian membandingkan dengan konsep-konsep dalam PKn (Utami:2010:66-58). Pendidikan Kewarganeraan mengacu pada Pancasila dan UUD 1945, yang didalamnya memuat nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara Indonesia (Syarbaini:2011:37). Di Era Globalisasi saat ini, globalisasi sangat berpengaruh tergadap nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan khususnya siswa


(20)

4

atau siswi SD untuk menyikapi era globalisasi ini (Syarbani:2011:204). Untuk menyikapi hal tersebut, maka sangat diperlukan kesadaran dan menyikapi globalisasi dengan bijaksana dan melalui kesadaran, siswa diharapkan melalui kesadaran mereka bisa merefleksikan kemudian menarik nilai-nilai yang bisa dipetik sesuai dengan nilai Pancasila.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin menerapkan pendidikan nilai globalisasi dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang diduga dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang terkandung dalam PKn. Sebagai penelitian eksperimen, selain disiapkan kelompok-kelompok eksperimen untuk diteliti, juga disiapkan kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kontrol menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran PKn, dan guru kelas mengajar sendiri materi globalisasi. Sementara kelompok eksperimen, peneliti sendiri yang mengajar PKn menggunakan model PBM, sebagai usaha meningkatkan kesadaran siswa akan nilai terkait globalisasi. Model pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung bagi peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.


(21)

5 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari rumusam masalah, secara lebih rinci masalah ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaaan model pembelajaran berbasis masalah dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi terhadap siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada menggunakan metode ceramah?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merngetahui peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi, setelah mengikuti pembelajaran PKn. Secara rinci tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi, setelah mengikuti pembelajaran PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah kelas IVA SDN Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah.


(22)

6 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain :

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah untuk menambah bahan bacaan di perpustakaan sekolah

2. Bagi Guru

Dapat memberikan contoh atau referensi metode baru bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran PKn di SD yang dapat meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

3. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman kolaborasi yang dapat digunakan untuk pengembangan diri dalam berkarya sebagai guru dikemudian hari. Penelitian ini dapat menjadi acuan dan pijakan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya terkait dengan penelitian tentang kesadaran akan nilai.


(23)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada BAB II ini akan dikemukakan kajian pustaka, hasil penelitan sebelumnya, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1Kajian Pustaka 2.1.1 Kesadaran

2.1.1.1Pengertian Kesadaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:2003:570), kesadaran berasal dari kata sadar yang mendapat imbuhan ke-an yang berarti insyaf; yakin; merasa; tahu; dan mengerti. Kesadaran berarti 1) Keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; 2) Hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang.

Kesadaran adalah keadaan sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), tahu dan mengerti. Refleksi merupakan bentuk dari pengungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Suhatman:2009:27). Beliau juga berpendapat bahwa kesadaran kritis sangat diperlukan dalam pengembangan pribadi dan intelektual siswa dalam kehidupan sekarang meupun kemudian hari. Kesadaran kritis dan berpikir kritis dan berpikir kritis dapat dibangun melalui pendidikan di sekolah dan secara khusus melalui kegiatan belajar dan pembelajaran (2006:67).


(24)

8

Tujuan untuk menumbuhkan kesadaran kritis serta berpikir kritis, menurut Suhatman (2009:67) dengan menempatkan siswa sebagai subjek Hal-hal berikut perlu diperhatikan guru :

1. Pembelajaran di kelas harus berubah dari berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada siswa.

2. Guru berperan sebagai fasilitator untuk melayani siswa dalam membelajarkan siswa dan membuat siswa mengalami serta menyukai belajar. Untuk itu guru senantiasa belajar terus menerus mengaktualisasi diri. Memperluas dan memperdalam pengetahuannya agar selektif dalam memfasilitasi siswa dalam belajar.

3. Mengajar dengan mengembangkan metode dialogis dalam diskusi, memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir dan mengendapkan pengetahuaanya, memberi kesempatan untuk bertanya, berdebat, bereksplorasi untuk menemukan suatu pemahaman yang baru.

4. Dalam membelajarkan siswa maka pembelajaran dibuat semenarik mungkin untuk memotivasi siswa sehingga senang belajar, dengan

demikian merangsang otak untuk dapat menerima

pengetahuan/pemahaman baru lebih cepat.

5. Membuat perencanaan, persiapkan dengan media yang dapat membantu siswa dalam mengalami belajar, menemukan dan merumuskan sendiri pengetahuannya.

6. Guru berperan sebagai agen perubahan dengan berani mengubah paradigm berpikirnya yaitu menjauhkan diri dari ketakutan dan keengganan mengubah cara mengajarnya yang tidak selektif serta bersikap terbuka.


(25)

9

7. Kesadaran kritis akan terbentuk jika siswa merasa bebas dalam berpikir, berpendapat dan menekspresikan diri dalam suasana belajar yang terbuka, tidak banyak aturan-aturan yang membelenggu, multinilai, multikebenaran, diperbolehkan salah, menerapkan metode ilmiah. Guru tidak menggurui karena guru dan siswa setara.

8. Kesadaran kritis akan membentuk pola pemahaman konsep yang kuat bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan dengan mendalam, memiliki cara berpikir kritis menghadapi masalah-masalah sehari-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kesadaran kritis ialah pembelajaran yang membuat siswa menjadi pelaku dan berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Peran aktif siswa dapat dirangsang dan ditingkatkan dengan metode pembelajaran yang berfokus pada kegiatan siswa untuk mengalami belajar. Guru sebaiknyamelakukan perubahan dalam mengefektifkan perannya untuk membangun kesadaran kritis siswa sehingga dapat menampilkan pembelajaran menjadi lebih bermutu.

2.1.1.2Tujuan Kesadaran

Given (2012:213-214) tujuan kesadaran adalah mengambil tindakan atau suatu keputusan dipilih melalui cara yang selektif dan berani menentukan arah dengan mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya.


(26)

10

Dapat disimpulkan bahwa tujuan kesadaran adalah mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan untuk secara selektif dan berarti menentukan arah tindakan untuk mencapai tujuan.

2.1.2 Nilai

2.1.2.1Pengertian Nilai

Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung, dan tidak berubah seiring dengan perubahan barang. Sebagaimana warna biru tidak akan berubaah menjadi merah ketika suatu objek berwarna biru dicat menjadi merah, demikian pula nilai tetap tidak berubah oleh perubahan yang terjadi pada objek yang memuat nilai yang bersangkutan, seperti pendapat Max Scheler bahwa nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawaannya, merupakan kualitas apriori (yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman indrawi terlebih dahulu). Tidak tergantung kualitas tersebut tidak hanya pada obyek yang ada di dunia ini (misalnya lukisan, patung, tindakan manusia, dan sebagainya), melainkan juga tidak tergantung pada reaksi kita terhadap kualitas tersebut (Wahana,2004: 51).

Menurut Wahana (2004:101) nilai adalah kualitas yang membuat suatu hal menjadi bernilai, sedangkan hal yang bernilai merupakan suatu hal yang membawa kualitas nilai. Dengan demikian, nilai dapat dipahami sebagai yang berbeda dan tidak tergantung pada hal yang bernilai. Meskipun dapat terwujud dalam dunia indrawi yang bersifat empiris, namun nilai memiliki dunianya sendiri yang keberadaanya tidak tergantungpada keberadaan dan perubahan dunia empiris. Teori nilai menyelidiki proses dan isi penilaian yaitu proses-proses yang


(27)

11

mendahului, mengiringkan, malahan menentukan semua kelakuan manusia, karena itu teori nilai menghadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya (Alisjahbana:1686:3).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas makan peneliti menyimpulkan bahwa nilai adalah suatu kualitas dalam diri manusia untuk melakukan hal-hal yang baik, dan tidak menyimpang dari aturan-aturan atau norma yang berlaku untuk mencapai tujuan atau nilai yang diharapkan

2.1.2.2Jenis-Jenis Nilai

Menurut Syarbaini (2011:35-36), dalam kaitannya dengan penjabarannya, nilai dapat dikelompokkan kepada tiga macam, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.

1. Nilai dasar

Sekalipun nilai bersifat abstrak, yaitu tidak dapat diamati melalui panca indera manusia, tetapi dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku atau berbagai aspek kehidupan manusia.Setiap nilai memiliki nilai dasar, yaitu berupa hakikat, esensi, intisari, atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut.Nilai dasar itu bersifat universal karena menyangkut kenyataan objektif dari segala sesuatu.Contohnya, hakikat Tuhan, manusia, atau makhluk lainnya.

Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai dasar itu bersifat mutlak, karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama), dan segala sesuatu yang diciptakan berasal dari kehendak Tuhan. Nilai dasar itu juga berkaitan dengan hakikat manusia, maka nilai-nilai


(28)

12

tersebut harus bersumber kepada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hokum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia). 2. Nilai Instrumental

Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar.Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memliki formasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkret. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai tersebut akan menjadi norma moral. Akan tetapi, jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplementasi dari nilai dasar. 3. Nilai Praksis

Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan lebih nyata.Nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental.Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.

2.1.2.3Jenis-Jenis Pendidikan Nilai

(Sjarkawi : 2006:52) Pendidikan nilai, pada dasarnya ada tiga jenis nilai yang harus diajarkan kepada anak melalui pendidikan nilai, yaitu nilai-nilai estetis, nilai-nilai synnoetis, dan nilai-nilai etis. Pendidikan tentang nilai-nilai etis, akan membuat anak peka terhadap norma-norma tentang kebaikan. Melalui pendidikan estetis anak-anak diajar mengenal perbedaan antara apa yang indah


(29)

13

dan apa yang jelek atau buruk. Pendidikan tentang nilai-nilai synnoetis akan membuat anak peka tentang suasana hati yang terdapat pada diri orang lain. Pendidikan tentang nilai-nilai synnoetis ini akan menananmkan benih-benih empati pada diri anak. Dan pendidikan tentang nilai-nilai etis akan membuat anak peka terhadap norma-norma tentang kebenaran moral.

Wahap (1995: 35) memaparkan bahwa pendidikan nilai paling tidak meliputi empat dimensi utama. Dimensi-dimensi yang dimaksud adalah: menemukan nilai-nilai inti pribadi dan masyarakat, inkuiri filosofis dan rasional terhadap nilai-nilai inti tersebut, respon positif atau emotif terhadap nilai-nilai inti tersebut, pembuatan keputusan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar berdasarkan inkuiri dan respon.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai etis akan membuat anak peka terhadap norma yang berkaitan dengan keindahan. Nilai-nilai estetis dapat mengenal perbedaan antara apa yang baik dan buruk Dan nilai synnoetis dapat menanamkan benih-benih empati pada diri anak.

2.1.3 Globalisasi

2.1.3.1Pengertian Globalisasi

Kata Globalisasi diambil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian kata globe menjadi global yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dam menyeluruh menjadi kelompok masyarakat (Bestari:2008:79)

Globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia dibawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi suatu negara, melalui


(30)

14

proses ini dunia tidak lagi mempunyai perbatasan dengan ruang udara dan terbuka komunikasi seperti internet, media elektronik, dll. Perkembangan ini memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan sesama mnusia dilakukan secara singkat (Syarbaini:2009:190)

2.1.3.2Kesadaran Akan Nilai Globalisasi

Kesadaran akan nilai globalisasi terlihat dari sikap dan tingkah laku kehidupan masyarakat Indonesia, kita harus lebih selektif dan kritis terhadap pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia, dan pengaruh yang masuk akibat globalisasi ada yang berpengaruh positif dan berpengaruh negatif (Kartika Dewi,dkk:2008:52). Kartika Dewi juga menambahkan bahwa pengaruh globalisasi yang positif berarti telah disaring oleh Pancasila, sehingga dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengaruh positif juga dapat membawa kemajuan suatu bangsa. Sedangkan pengaruh negatif dari globalisasi tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sehingga tidak perlu kita terapkan melainkan harus kita hindakan, karena akan merusak bahkan membawa pengaruh lebih buruk bagi perkembangan bangsa. Meskipun globalisasi terus berjalan kita harus mengikuti.

2.1.4 Teori Belajar Konstruktivisme

Dari segi pedagogis, pembelajaran berbasis masalah (PBM) didasarkan pada teori belajar konstruktivisme (Schmidt 1993; Savery dan Duffy, 1995; Hendry dan Murphy, 1995 dalam Rusman, 2011:231) dengan ciri:

a. Pemahaman diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar.


(31)

15

b. Pergulatan dengan masalah dan proses inquiry masalah menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar.

c. Pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi social dan evaluasi terhadap keberadaan sudut pandang.

Piaget dalam Suparno (2007) mengatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil kontruksi/bentukan dari orang yang sedang belajar. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada tetapi hasil bentukan secara terus menerus dari proses belajar. Pengetahuan yang terbentuk didapatkan berdasarkan pengalaman diri sendiri melalui proses belajar. Jadi pengetahuan tidak bisa didapatkan dari guru mentransfer ilmu kepada siswa, tetapi siswa harus memiliki keaktivan dan kemampuan sendiri untuk memperoleh suatu pengetahuan.

2.1.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) 2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Ada beberapa definisi tentang pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada paradigma konstruktivisme, yang berorientasi pada proses belajar siswa (student-centred learning). Eveline dan Hartini (2011:119) PBM berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa, kemudian siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, prinsip yang dipelajarinya dari berbagai bidang ilmu (multiple perspective). Permasalahan menjadi fokus, stimulus, dan pemandi proses belajar. Sementara guru menjadi fasilitator dan pembimbing.


(32)

16

Menurut Sanjaya (2011:213) Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan penerapan pembelajaran yang bertumpu pada penyelesaian masalah atau strategi pembelajaran berbasis masalah. Dalam strategi ini guru memberikan kesempatan kepada siswa unttuk menetapkan topik masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang herus dibahas. Proses pembelajran diarahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara sistematis dan logis.

2.1.5.2 Karakteristik Pembelajaran PBM

Sovie dan Huges dalam Made Wena (2008:91-92) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki karakteristik antara lain :

a. Belajar dimulai dengan suatu permasalahan

b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa. c. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan bukan di seputar

disiplin ilmu.

d. Memberikan tanggungjawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri.

e. Menggunakan kelompok kecil menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang dipelajari dalam bentuk produk atau kinerja.


(33)

17

1. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Menurut Arens (Triyanto, 2009:2009:97) pada pembelajaran berbasis masalah terdiri dari 5 langkah yaitu :

Tabel 1 : Langkah-langkah PBM

Langkah-langkah PBM

Tingkah Laku Guru

Orientasi siswa pada masalah

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, dan memotifasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah.

Mengorganisir siswa dalam belajar

 Guru membagi siswa dalam kelompok

 Guru membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisir tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.

Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok

 Guru mendorong siswa unytuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mengadakan penjelasan dan pemecahan masalah.

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan mempersiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dalam membantu mereka membagi tugas dengan temannya.

Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan.

2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) a. Kelebihan

Menurut Sanjaya (2011:218-219) kelebihan pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :

1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.


(34)

18

2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, disamping itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri beik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

6) Melalui pemecahan masalah bisa bisa mempertimbangkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku.

7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa

8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dan pengetahuan baru.


(35)

19

9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

b. Kelemahan

Menurut Triyanto (2009:96) dan Wina Sanjaya (2011:219) kelemahan pembelajaran berbasis masalah adalah :

1) Sulitnya mencari problem yang relevan.

2) Keberhasilan pembelajaran ini membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

3) Menakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari untuk sulit dipecahkan, maka mereka akan merasa malas untuk mencoba. 2.2Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar

Mata pelajaran PKn dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi kehidupan berbangsa. PKn disusun secara sistematis, komperensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam dari PKn (Rosdijati:2010:66).


(36)

20

Dalam pendahuluan Standar Isi PKn disebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kempuan sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara aktif dan dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti korupsi.

3. Berkembang secara positif dan dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam bercaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menjadi medium bagi reformasi kehidupan berbangsa. Di tengah kemerosotan nilai dan moral kehidupan berbangsa diperlukan suatu alternatif untuk membangun kembali tatanan nilai berbangsa yang hilang. Mempelajari PKn beraqrti mempelajari, berbagai konsep dan proses yang berhubungan dengan PKn. Proses pembelajaran PKn dapat dijabarkan kedalam keterampilan berpikir atau keterampilan dasar. Dalam mata pelajaran PKn, siswa secara bertahap dibimbing agar memiliki keterampilan dasar PKn yang diguanakan untuk memahami berbagai konsep PKn (Utami:2010:68-69)


(37)

21 2.2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn di SD

Standar kompetensi yang akan diggunakan adalah 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya, dan kompetenssi dasarnya adalah 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya, dan 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya.

2.3Materi Globalisasi 2.3.1 Pengertian

Sumiati (2008: 77) mengatakan bahwa kata “globalisasi” yang diamnil

dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian kata globe menjadi global, yaitu berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.

Sunarso (2009: 68) mengatakan bahwa istilah globalisasi berasal dari

kata “globe” (peta dunia yang berbantuk bola). Dari kata “globe”yang selanjutnya lahir istilah “global” (yang artinya meliputi seluruh dunia). Globalisasi berasal

dari kata global (meliputi seluruh dunia) dan sasi (proses). Jadi, globalisasi berarti proses yang melanda seluruh dunia. Contoh pengaruh globalisasi adalah bidang komunikasi, transportasi, gaya hidup, pakaian, makanan dan minuman.


(38)

22 2.3.2 Dampak positif dari globalisasi

Dampak positif yang merupakan pengaruh yang menguntungkan bagi seluruh masyarakat. Dampak positif globalisasi antara lain :

1) Hubungan Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi memudahkan semua orang melakukan hubungan dengan orang lain meskipun berbeda tempat.

2) Pertukaran Informasi Antarnegara Sangat Lancar

Kemajuan dibidang informasi menyebabkan kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di negara lain dengan mudah dan cepat.

3) Harga Barang Menjadi Lebih Murah

Globalisasi menjadikan banyak Negara berlomba memproduksi barang yang murah. Meski murah, mutu tetap terjamin.

2.3.3 Dampak negatif globalisasi

Dampak negatif merupakan pengaruh yang merugikan hampir seluruh masyarakat di dunia. Dampak negatif dari globalisasi antara lain :

1) Jati Diri Bangsa Terkikis

2) Industri Dalam Negeri Terancam

3) Batas-batas Antarnegara Menjadi Tidak Jelas 2.4Hasil Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mareta Puspitasari program studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar tahun 2012 dengan judul “Peningkatan minat dan


(39)

23

berbasis masalah pada siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Mlati Semester Genap

Tahun pelajaran 2011/2012” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model PBM dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas IV SDN Plaosan 1 dari 71% menjadi 90%.

2. Kristina Windhi Eka Putri (2012) program studi Pendidikan Akuntansi 2012

dengan judul “Penerapan Model PBM dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

dan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Tiga Maret

Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

prestasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : (1) penerapan model PBM cukup dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil pretest didapat rata-rata 45,54 dan hasil posttest didapat rata-rata kelas 47,69. Nilai rata-rata dalam penerapan PBM mengalami peningkatan angka sebesar 2,15, (2) penerapan PBM dapat meningkatkan keaktifan siswa aspek memberikan perhattian terhadap penjelasan awal yang diberikan guru dilakukan sebanyak 9 siswa atau 69,23%, 11 siswa atau 84,62% menunjukkan keaktifan dengan mampu melakukan kegiatan merumuskan permasalahan, menganalisis masalah, dan menyimpulkannya, 11 ssiswa atau 84,62% melakukan interaksi dengan teman


(40)

24

sati kelompok, 8 siswa atau 61,54% menunjukkan keaktifannya dengan bertanya dengan teman satu kelompok atau dengan teman kelompok lain, 6 siswa atau 46,15% menanggapi masalah dengan mengaitkan pada fenomena yang terjadi, 8 siswa atau 61,54% mengemukakan masalah yang tersaji, 9 siswa atau 69,23% mampu menganalisis berbagai pendapat yang muncul atas masalah yang tersaji, 9 siswa atau 69,23% berpartisipasi dalam memberikan kesimpulan dari berbagai solusi yang muncul.

2.5Kerangka Berpikir

Dalam era globalisasi ini, kesadaran sangat penting untuk menyaring segala bentuk informasi dan perkembangan jaman. Kesadaran muncul melalui refleksi dan pembelajaran yang bermakna. Realita saat ini, kesadaran akan nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat kurang, terutama di era globalisasi saat ini perkembangan zaman membuat siswa melakukan segalanya semakin dipermudah, contohnya dalam bidang transportasi, teknologi, makanan, minuman, pakaian dan gaya hidup berkembang cukup pesat. Hal ini seharusnya dibutuhkan kesadaran dan kerjasama dari beberapa pihak, contohnya orangtua, guru, dan siswa itu sendiri. Proses pembelajaran yang baik seharusnya dimulai dari pembelajaran yang menyajikan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar. Hal ini dapat mengasah kemampuan siswa menganggapi setiap permasalahan dan realita yang ada. Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran yang mengacu pada setiap permasalahan atau realita yang ada, kemudian siswa diharapkan mencari pemecahan permasalahn tersebut dan bagaimana menyikapi setiap permasalah yang ada. Dengan demikian membuka pemikiran siswa dalam setiap permasalahan yang ada, dan pembelajaran lebih bermakna.


(41)

25

Pembelajaraan PKn tentang globalisasi di kelas IVA akan sangat menarik jika siswa mengalami pembelajaran itu sendiri dan mendapat pengalaman tentang nilai yang dapat dipetik dari setiap permasalahan, maka dari itu model PBM baik digunakan dalam penelitian ini. Pengaruh globalisasi memang sangat beragam dan meliputi banyak aspek, contohnya gaya hidup, komunikasi, transportasi, teknologi, makanan dan minuman. Peningkatan kualitas belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan partisipasi siswa dalam belajar, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi. Usaha peningkatan kualitas belajar siswa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBM).

Dengan menggunakan model pembelajran berbasis masalah (PBM) siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah serta merefleksikan permasalahan dan menyadari akan nilai globalisasi.

2.6Hipotesis Tindakan

2.6.1 Penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi kelas IVA SDN Adisucipto Tahun Ajaran 2012/2013.

2.6.2 Penggunaan model PBM pada kelompok eksperimen memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.


(42)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

Pada BAB III ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, rencana tindakan, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

3.1Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental tipe nonquivalent control design (Sugiyono 2010:144-116). Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara tidak random. Kedua kelompok tersebut diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok pertama (Kelas eksperimen/kelas IV A) diberi perlakuan atau treatment yaitu dengan menggunakan penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Kelompok kedua (kelas kontrol kelas IV SDN Sinduadi) tidak diberi perlakuan dengan menggunakan penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Setelah diberikan perlakuan dilakukan posttes atau treatment pada masing-masing kelompok. Posttes untuk mengetahui treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen.


(43)

27

Pengaruh perlakuan yang diperoleh dihitung dengan cara : (OЇ-OІ)-(OЉ-OЈ). Tabel 2 : Pengaruh perlakuan

Keterangan :

OІ = Rerata pretest kelompok eksperimen OЇ = Rerata posttest kelompok eksperimen OЈ = Rerata pretest kelompok kontrol OЉ = Rerata posttest kelompok control

XІ = Perlakuan atau treatment peneraapan metode ceramah

XЇ = Perlakuan atau treatment penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)

3.2Populasi Dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:297) populasi adalah wilayah generalisasi atau menyeluruh yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas IV yang memperoleh mata pelajaran PKn khususnya mengenai globalisasi di DIY.

Menurut Sugiono (2010:118), sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk diamati yang dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

OІ xЇ OЇ ---


(44)

28

Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas IVA SDN Adisucipto 1 yang berjumlah 31 siswa, sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas IV B SDN Sinduadi I yang berjumlah 31 siswa.

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Adisucipto 1 Komplek Lanud Adisucipto Jalan Janti Maguwoharjo, Depok Sleman Yogyakarta.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah semua siswa kelas IV A SD Negeri Adisucipto 1 Sleman, Yogyakarta sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 31 siswa, laki-laki 15 siswa dan perempuan 16 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol adalah SDN Sinduadi Jln Magelang km 06 Karanganyar No 54 A Sinduadi Mlati, Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa 31 siswa.

3. Obyek Penelitian

Obyek yang diteliti adalah peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi mata pelajaran PKn pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran ini diikuti oleh seluruh siswa kelas IV A SD Negeri Adisucipto 1 Sleman tahun pelajaran 2012/2013.


(45)

29 3.3Jadwal Pemgambilan Data

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yaitu bulan Februari-Juli 2013

Tabel 3 : Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 Observasi pra

penelitian

√ 2 Penyusunan

Proposal

√ 3 Permohonan ijin

penelitian

√ 4 Pengumpulan

data

5 Pengolahan data √

6 Penyusunan laporan

√ √ √

7 Ujian skripsi √

8 Revisi √

9 Pembuatan artikel

3.4Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, masing masing pertemuan 3jp. Pada pertemuan I mengunakan video tentang globalisasi dan menyajikan permasalahan serta realita globalisasi. Pertemuan II siswa membawwa artikel globalisasi dan mencari permasalahan yang ada dalam artikel tersebut. Dari kedua pertemuan tersebut siswa dibagi dan bekerja dalam beberapa kelompok.


(46)

30

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memilih SK (Standar Kompetensi) serta KD (Kompetensi Dasar) terkait dengan mata pelajaran PKn di SD yang tersedia pada semestar genap tahun 2012/2013.

2. Menggali nilai-nilai yang termuat dalam materi pembelajaran yang berhubungan dengan SK globalisasi.

3. Menyusun instrumen untuk mengukur tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi

4. Melakukan uji validitas serta uji reliabilitas terkait dengan instrumen yang selanjutnya dapat memperoleh butir-butir instrumen yang valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

5. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol maupun kelsas eksperimen, sebelum kegiatan pembelajaran PKn, untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang nilai globalisasi.

6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pkn berdasarkan SK yang dipilih dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)

7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran PKn sesuai dengan RPP yang telah disusun termasuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. 8. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol

maupun kelas eksperimen, setelah kegiatan pembelajaran PKn, untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa akan nilai setalah pembalajaran PKn dilakukan.


(47)

31

9. Mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang telah disebarkan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran PKn dilakukan.

10.Melakukan pengolahan data untuk mengetahui :

a. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajran PKn.

b. Deskripsi tentang penggunaan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah.

3.5Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono:2010:61). Variabel yang akan diteliti dibagi menjadi 2 yaitu, variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan atribut yang mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independenya adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Variabel dependen merupakan atribut yang terikat karena merupakan atribut yang dipengaruhi oleh variabel independen, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 1 : Variabel independen dan variabel dependen


(48)

32 3.6Definisi Operasional

Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kesadaran

Kesadaran adalah suatu kesadaran atas perbuatannya, mampu memilah mana yang baik dan buruk kemudian mampu merefleksikannya.

2. Nilai

Dengan adanya kesadaran dan setelah direfleksikan, maka akan terwujud nilai. Kemudian nilai diusahakan, nilai yang baik harus dipertahankan dan nilai yang buruk dijauhkan atau ditinggalkan.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan realita tentang masalah yang ada, kemudian siswa mencari solusi, dan siswa menentukan sikap terhadap masalah tersebut.

3.7Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang akan digunakan sebagai pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dilakukan oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pretest dilakukan umtuk mengetahui apakah ada perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Sedangkan posttes dilakukan pada kelas eksperimen setelah


(49)

33

pembelajaran dengan menggunakan model PBM dilaksanakan, dan posttes

dilakukan pembelajaran. Penelitian ini berdasarkan materi globalisasi pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah instrumen survei untuk mendapatkan datanya, item-item kuesioner dibangun untuk membentuk suatu konstruk, konstruk (constuct) atau disebut juga dengan nama variabel laten adalah variabel yang masih belum diukur secara langsung (Jogiyanto:2008:17).

Menurut Margono (2007: 167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur / responden (Mustaqim, 2011: 171). Menurut Margono (2007: 167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Begitu pula Masidjo (2010: 70) mengatakan bahwa angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Kuesioner berstruktur berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan


(50)

34

tersebut (Furchan, 2007: 260). Pada penelitian ini, responden membubuhkan

tanda cek (√) pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.

Pada penelitian ini kami menggunakan satu kuesioner, yaitu kuesioner kesadaran akan nilai terdiri lima indikator yang dijabarkan kedalam 44 pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini terdiri dari pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable.

Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Terdapat empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju

(S)”, “Tidak Setuju (TS)”, “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Berikut ini skor untuk

pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable:

1) Pernyataan favourable, dengan pilihan jawaban dan skor:

a. Sangat Setuju (SS) : skor 4

b. Setuju (S) : skor 3

c. Kurang Setuju (KS) : skor 2

d. Tidak Setuju (TS) : skor 1

2) Pernyataan unfavourable, dengan pilihan jawaban dan skor:

a. Sangat Setuju (SS) : skor 1

b. Setuju (S) : skor 2

c. Kurang Setuju (KS) : skor 3


(51)

35

Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner pengembangan yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian.

a. Indikator

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan 2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk

mewujudkannya

3. Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

4. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan.


(52)

36 b. Penjabaran Indikator

Tabel 4 : Penjabaran Indikator No Penjabaran

Indikator

Favorable Unfavorable

1. Menyadari akan

adanya nilai

sebagai kualitas

yang perlu

diusahakan

Globalisasi memperlancar hubungan manusia yang satu dengan yang lain

Globalisasi adalah proses yang merusak moral bangsa

Globalisasi bisa memperlancar kerjasama antar masyarakat dunia

Globalisasi adalah masuknya pengaruh budaya barat ke Negara-negara lain

Makanan cepat saji (KFC, Pizza Hut, dll) adalah makanan yang tidak sehat

Saya suka sekali mengkonsumsi makanan cepat saji karena praktis Saya menyadari internet dapat

memperluas wawasan pengetahuan

Saya menggunakan internet untuk membuka permainan online dan hal-hal yang tidak bermanfaat Permainan tradisional adalah

permainan yang menarik

Bermain playstastion hingga lupa waktu

Saya menyadari bahwa tarian tradisional merupakan salah satu kekayan budaya Indonesia

Tarian tradisional adalah tarian kuno yang tidak layak dipelajari Membeli pakaian buatan Indonesia Pakaian buatan luar negeri lebih

baik daripada buatan dalam negeri

2. Menyadari akan

peranan nilai yang

menjadi daya

tarik manusia untuk

mewujudkannya

Saya suka menggunakan pakaian dengan rapi agar nyaman dilihat orang lain

Saya memakai seragam sekolah

tidak sesuai dengan

aturan/tatatertib sekolah Mempelajari tarian negeri sendiri

dengan tekun

Malu mempelajari tarian negeri sendiri

Saya menyisihkan uang jajan untuk ditabung

Saya selalu menghabiskan uang jajan

Saya bersemangat untuk mempelajari tarian tradisional Indonesia

Tarian tradisional kurang menarik

3. Menyadari akan

sarana-sarana /

penunjang /

wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

Merawat semua baju yang saya miliki agar terlihat rapih

Saya tidak pernah mencuci baju Mengambil nilai-nilai positif dari

siaran TV

Mencontoh hal-hal yang buruk darisiaran TV

Mengambil

hal-hal positif dari internet

Menggunakan internet untuk melakukan hal yang kurangbaik (menggunakan facebook untuk mengejek teman)

4. Menyadari sikap / sebelum

melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

Sebelum membeli pakaian harus di daftar terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan

Saya suka menghabiskan uang untuk membeli baju baru

Saya bias mengatur jam belajar dengan baik

Senang menonton televi secara berlebihan

Menggunakan internet sesuai dengan tujuan yang positif

Internet membuat saya malas berpikir

Memiliki sikap ramah dan hormat terhadap orang lain

Saya tidak suka membantu orang lain yang kesusahan

5. Menyadari

tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya

nilai yang

menjadi tujuan

Bangga menggunakan produk dalam negeri

Lebih bangga menggunakan produk luar negeri

Menyaring kebudayaan luar negeri dengan nilai-nilai Pancasila

Kebudayaan luar negeri layak kita tolak

Saya menggunakan telepon dengan seperlunya

Menggunakan telepon dengan boros

Bangga menggunakan pakaian batik sebagai produk dalam negeri

Saya tidak suka mengenakan pakaian batik


(53)

37 Kisi-kisi instrumen kuesioner

Tabel 5 : Kisi-kisi instrumen kuesioner

No Indikator Favorable Unvavorable

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

1, 6, 15, 19, 20, 21, 22

23, 28, 37, 41, 42, 43, 44 2. Menyadari akan peranan nilai yang

menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya

2, 7, 11, 16 24, 29, 33, 38

3. Menyadari akan sarana-sarana / penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

3, 8, 12 25, 30, 34

4. Menyadari sikap / sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

4, 9, 13, 17 26, 31, 35, 39

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

5, 10, 14, 18, 27, 32, 36, 40

Jumlah 22 22

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.8.1 Validitas

Soal-soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini diujicobakan di kelas IVA SDN Adisucipto 1 dengan jumlah siswa 31 dan di SDN Sinduadi 1 dengan jumlah siswa 31. Tujuan dari uji coba ini untuk mencari validitas, daya beda, dan reliabilitas. Kuesioner yang telah valid akan digunakan untuk posttes

dan pretes untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemudian dihitung apakah ada peringkatan hasil dari prettes ke postes. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Kountour:2003:152)

Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas isi. Menurut Sugiyono (2010:177) untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Validitas isi


(54)

38

untuk mengukur peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program SPSS 16 untuk menghitung kuesioner kesadaran.

Untuk menghitung peningkatan kesadaran, dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 6 : Tabel Validitas Instrumen

No Indikator

Jumlah pernyataan favourable Jumlah pernyataan unfavourable Jumlah Keterangan Valid Tidak

Valid

1 Menyadari akan

adanya nilai

sebagai kualitas

yang perlu

diusahakan

7 7 14

21, 22, 37, 41, 42, 43

1, 6, 15, 19, 20 , 23, 28, 44

2 Menyadari akan

peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya

4 4 8

7, 16, 24, 29, 38

2, 11, 33

3 Menyadari akan

sarana-sarana / penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

3 3 6

8, 12, 25, 30, 34

3

4 Menyadari sikap / sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya

nilai yang

diharapkan

4 4 8

13, 17 26, 39

4, 9 31, 35

5 Menyadari tindakan

yang perlu

dilakukan demi terwujudnya nilai

yang menjadi

tujuan

4 4 8

4, 14 27, 36, 40

5, 10, 18, 32,


(55)

39

Tabel 7 : Hasil Uji Validitas Instrumen

Item Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan

1 0,119 0,524 Tidak Valid

2 0,79 0,672 Tidak Valid

3 0,262 0,155 Tidak Valid

4 0,68 0,718 Tidak Valid

5 0,523** 0,003 Valid

6 -0,55 0,769 Tidak Valid

7 0,369** 0,041 Valid

8 0,281 0,126 Tidak Valid

9 0,311 0,088 Tidak Valid

10 0,273 0,138 Tidak Valid

11 0,330 0,070 Tidak Valid

12 0,376* 0,037 Valid

13 0,411* 0,022 Valid

14 0,506** 0,004 Valid

15 0,090 0,632 Tidak Valid

16 0,566** 0,001 Valid

17 0,637** 0,000 Valid

18 0,331 0,069 Tidak Valid

19 0,113 0,543 Tidak Valid

20 -0,062 0,741 Tidak Valid

21 0,423* 0,018 Valid

22 0,512** 0,003 Valid

23 0,344 0,058 Tidak Valid

24 0,555** 0,001 Valid

25 0,410* 0,022 Valid

26 0,545** 0,002 Valid

27 0,657** 0,000 Valid

28 0,126 0,499 Tidak Valid

29 0,614** 0,000 Valid

30 0,533** 0,002 Valid

31 0,586** 0,001 Valid

32 0,229 0,216 Tidak Valid

33 0,281 0,126 Tidak Valid

34 0,536** 0,002 Valid

35 0,089 0,635 Tidak Valid

36 0,436* 0,014 Valid

37 0,605** 0,000 Valid

38 0,725** 0,000 Valid

39 0,537** 0,002 Valid

40 0,509** 0,003 Valid

41 0,488** 0,005 Valid

42 0,520** 0,003 Valid

43 0,726** 0,000 Valid

44 0,746** 0,000 Valid

Korelasi pada butir tersebut ditandai dengan tanda bintang (*) atau bintang dua (**). Tanda bintang satu (*) menyatakan bahwa korelasinya signifikan pada tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan nilai probabilitas


(56)

40

hubungan sedang, dan bintang dua (**) signifikan pada tingkat signifikansi 1% (probabilitas hubungannya sangat tinggi).

3.8.2 Reliabilitas

Masidjo (1995 : 209), yang dimaksudkan dengan reliabiltas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukan konsistensi dan ketelitian hasil. Suatu tes yang reliabel akan menunjukan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran.

Dengan demikian suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan kesempatan yang berbeda. Peneliti menggunakan SPSS 18 for windows dalam perhitungan validitas dan reliabilitas. Berikut tabel kriteria koefisien reliabilitas untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh (Masidjo, 1995:209):

Tabel 8: Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat rendah

Tabel 9 : Tabel Reliabilitas

SD Adisucipto 1

Cronbach Alpha Kualifikasi

0,869 Tinggi

Tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen yang digunakan sebesar 0,869 sehingga instrumen yang dibuat dapat digunakan


(57)

41

karena sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel. dengan kualifikasi tinggi.

3.9Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan program komputer PASW SPSS Statistic 18 for Windows. Teknik analisis data dilakukan dengan cara berikut: 3.9.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik non parametris One Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak.Menurut Priyatno (2012:136), distribusi data dikategorikan normal jika harga sig.(2-tailed)> .05 dan distribusi data dikategorikan tidak normal jika harga sig.(2-tailed)< .05. Statistik untuk menguji yang digunakan distribusi data normal maka akan digunakan statistik parametrik yaitu Independen Sample T-test atau One-Way ANOVA,

sedangkan untuk distribusi data tidak normal, maka akan digunakan statistik non parametrik yaitu Mann-Whitney, Wilcoxon, atau Kruskal-Wallis.

3.9.2 Uji Statistik

3.9.2.1Uji Homogenitas skor pretest

Uji Homogenitas antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. Uji homogenitas data pre-test dilakukan untuk mengetahui apakah skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai titik pijak yang sama atau berbeda. Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:

1) Jika sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok


(58)

42

kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data memiliki persamaan.

2) Jika sig.(2-tailed)< 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok data tidak terdapat persamaan atau berbeda.

3.9.2.2Uji perbedaan data pretest dan posttest

Uji perbedaan data pre-test dilakukan untuk mengetahui apakah skor pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai titik pijak yang sama atau berbeda. Kriteria untuk menilai persamaan data sebagai berikut:

1) Jika sig.(2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest, dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara nilai pretest ke posttest.

2) Jika sig.(2-tailed)< 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pre-test dan posttest, dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara nilai pretest ke post-test.


(59)

43 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi hasil penelitian penggunaan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan. 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Peningkatan Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dalam satu payung PKn. Penelitian ini dilakukan pada siswa SD untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi. Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan pengajaran dengan guru kelas yang menggunakan metode ceramah, sedangkan kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan perlakuan pengajaran menggunakan PBM.

Tahap-tahap penelitian yang dilakukan yaitu: 1) kedua kelompok diberikan pretest yang berupa kuesioner atau angket sebanyak duapuluh lima pernyataan tentang sikap sadar globalisasi untuk mengetahui kemampuan awal antara dua kelompok, 2) kelompok eksperimen diberi perlakuan pengajaran materi dengan menggunakan model pembelajaran PBM, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan PBM. 3) pada akhir pertemuan dan semua materi sudah tersampaikan, kedua kelompok kemudian diberi posttest yang terdiri dari dua puluh lima pernyataan dalam kuesioner yang sama seperti dalam pretest. Hal ini


(1)

(2)

109


(3)

110


(4)

111

Lampiran 17 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Catharina Dewi Utari merupakan anak kedua dari pasangan Sudarmadi F.A dan Yustina Susiyati. Lahir di Lampung, 4 April 1991. Pendidikan awal dimulai di TK Dharma Wanita Sukoharjo III tahun 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SD Fransiskus Pringsewu pada tahun 1997-2003. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Xaverius Pringsewu tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Xaverius Pringsewu. Tahun 2009 masuk ke Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan, sudah banyak kegiatan atau organisasi yang telah diikuti penulis, antara lain saat SD penulis mengikuti kegiatan pramuka dan paduan suara. Saat SMP dan SMA penulis aktif dalam kegiatan pramuka dan OSIS. Masuk perguruan tinggi penulis aktif dalam kegiatan universitas, yaitu sekertaris HMPS PGSD periode 2009-2010, sekertaris parade gamelan anak 2010, sekertaris lomba mendongeng se-DIY dan Jateng 2010, Sekertaris Pentas Seni PGSD 2010, Dampok Inisiasi Fakultas (INFISA) 2010, Dampok Inisiasi Sanata Dharma (INSADHA) 2011 dan terakhir mengikuti panitia Inisiasi Prodi ( INSIPRO) 2011 sebagai Koordinator Seksi Kesenian.


(5)

viii

ABSTRAK

Utari, Catharina Dewi. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 Tahun Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Mata Pelajaran PKn, Model Pembelajaran Berbasis Masalah, nilai globalisasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IVA SD N Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri Sinduadi (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSS 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalahberpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) adalah 0,236 atau > 0,05 maka H 0 diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan (homogen) antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan uji perbandingan skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol yaitu 0,000 dan kelompok eksperimen 0,000. Kedua kelompok memiliki harga sig. (2-tailed) < 0,005 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan. Kenaikan skor pada kelompok kontrol dari 2,87 menjadi 3,49, berarti persentase kenaikan skor pada kelompok kontrol yaitu sebesar 21,60 % sedangkan kelompok eksperimen, dari 3,00 menjadi 3,88 berarti persentase kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 29,33 %.


(6)

ix ABSTRACT

Utari, Catharina Dewi. 2013. The Effect of Using Problem-Based Learning To

Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKnAt

SD Negeri Adisucipto 1 Yogyakarta Grade IV A. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value

This research is intended to discover the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Negeri Adisucipto 1 grade IV A year 2012/2013.

The research that used was non-equivalent control design experimental research. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi grade IV (controled group) and the students of SD Negeri Adisucipto 1 grade IV as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.

The result of this research evidances that problem-based learning model influented to the increase of globalization awareness significantly. This result of this research could be proved using the value of sig. (2-tailed) was 0,236 or > 0,05 so H0 was accepted and H1 was rejected. It means that there was no

significant (homogen) differences between pre-test in controled group and experimental group. In other words, those two pre-test scores had equivalent level so the writer used the comparison analysis of pre-test score from controled group and experimental group. The result of comparison test from pre-test score to post-test between controlled group and experimental group was sig. (2-tailed); 0,000 for controlled group and 0,000 for experimental group. Those two groups had sig. (2-tailed) < 0,005. It means that the increase of score percentage in controlled group was 21,60%; from 2,87 to 3,49. While in the experimental group, it was 29,33%; from 3,00 to 3,88.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kompetensi sains siswa pada materi laju reaksi

5 28 297

Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas IVA SD Negeri 1 Metro Barat menggunakan media audio visual tahun pelajaran 2012/2013.

0 5 42

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 12

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 29

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 21

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok tekanan kelas VIII semester II MTsN 2 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 48