Kredibilitas Penelitian Persepsi ibu di Flores terhadap berpikir kritis pada anak

dengan bukti dan data-data yang mendukung, dll.

f. Melakukan swa-regulasi: mampu

memantau proses penalaran yang dilakukan. Kategori ini meliputi kemampuan untuk merefleksikan, memeriksa kembali, mengkonfirmasi, mengklarifikasi, menyadari bias, dan mengoreksi penalaran diri sendiri. terorganisir dan teratur. Kategori ini meliputi kecenderungan untuk fokus dan berusaha untuk tetap menaruh perhatian pada topik penyelidikan atau pemecahan masalah yang sedang dilakukan, tekun, persisten dan tidak mudah menyerah, dan memiliki cara-cara tertentu yang tersistematis dan teratur dalam hal penyelidikan ataupun pemecahan masalah, tetap memperhatikan situasi keseluruhan atau gambaran besar dari suatu hal atau masalah. Penilaian terhadap Berpikir Kritis pada Anak Penilaian positif Penilaian negatif Partisipan memandang anak yang berpikir kritis baik disposisi maupun kemampuan secara positif, di mana partisipan memiliki pandangan bahwa berpikir kritis adalah hal yang baik, serta menunjukkan emosi dan tanggapan yang positif ketika anaknya berpikir kritis. Partisipan memandang anak yang berpikir kritis baik disposisi maupun kemampuan secara negatif, di mana partisipan memiliki pandangan bahwa berpikir kritis adalah hal yang tidak baik atau menunjukkan emosi dan tanggapan negatif ketika anaknya berpikir kritis.

G. Kredibilitas Penelitian

Untuk memastikan bahwa penelitian ini mengandung informasi yang dapat dipercaya atau kredibel, peneliti melakukan beberapa cara. Pertama, peneliti mengklarifikasi bias yang mungkin dimiliki oleh peneliti dalam melakukan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penelitian ini Creswell, 2014. Seperti yang sudah dijelaskan dalam subbab peran peneliti, peneliti berkemungkinan mengalami bias karena peneliti juga beretnis Flores dan mengambil data di daerah tempat keluarga besar peneliti tinggal. Walaupun begitu, peneliti sudah meminimalisir bias tersebut dengan tidak mengambil keluarga atau kenalan dekat peneliti sebagai partisipan. Selain itu, walaupun beretnis Flores, peneliti sejak kecil sudah merantau di luar kota dan hanya sesekali berlibur ke Flores, sehingga dapat melihat data secara lebih objektif. Kedua, peneliti berusaha membangun kepercayaan dengan partisipan dengan memperkenalkan diri dan identitas peneliti yang juga beretnis Flores, serta menggunakan bahasa Nagi selama berkomunikasi dengan para partisipan. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kepercayaan partisipan dikarenakan menurut peneliti, rasa kekeluargaan di Flores masih sangat kental, sehingga peneliti dapat meningkatkan kedekatan emosional dengan para partisipan dengan cara-cara tersebut. Dengan begitu, para partisipan dapat menyampaikan pendapatnya dengan lebih jujur dan terbuka. Ketiga, peneliti membuat deskripsi yang tebal dan kaya atau melakukan thick description, yaitu pemaparan yang rinci dan mendalam mengenai setting atau lingkungan penelitian serta temuan-temuan yang diperoleh Creswell, 2009, dalam Supratiknya, 2015. Hal ini diterapkan peneliti dengan menjelaskan mengenai latar belakang partisipan, mulai dari usia, tingkat pendidikan, asal daerah, tempat tinggal saat ini, serta agama para partisipan. Peneliti juga menjelaskan secara rinci situasi dan dinamika yang terjadi selama proses FGD PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dilakukan, yang melingkupi waktu dan tempat pelaksanaan FGD, antusiasme partisipan, keleluasaan dan spontanitas partisipan dalam bercerita, distraksi yang muncul, dan sebagainya. Dalam data hasil FGD pun peneliti menggabungkan data transkrip diskusi dengan hasil observasi selama wawancara, yang melibatkan deskripsi gerakan, gestur, antusiasme, dan sebagainya. Selain itu, peneliti juga membahas temuan yang diperoleh menggunakan beberapa sudut pandang, misalnya melihat dari segi budaya, perkembangan anak, dan sebagainya. Keempat, dengan melakukan FGD pada tiga kelompok yang berbeda, selain untuk memperoleh kepadatan dan kekayaan data, peneliti juga menemukan konsistensi yang cukup tinggi di antara ketiga kelompok tersebut, yang dapat meningkatkan kredibilitas penelitian ini. Dari ketiga kelompok tersebut, ditemukan jawaban-jawaban yang tidak jauh berbeda, walaupun masih ditemukan beberapa perbedaan yang tidak signifikan. Kelima, selama proses koding peneliti berusaha memastikan tidak ada pergeseran pada definisi kode-kode, dengan selalu membandingkan data dengan kode-kode yang dirumuskan Creswell, 2009, dalam Supratiknya, 2015. Peneliti juga memeriksa transkrip-transkrip rekaman dan melakukan arsip agar data FGD yang diperoleh sewaktu-waktu dapat dilihat untuk melakukan pengecekan ulang. Keenam, peneliti memastikan bahwa rangkaian pertanyaan dan protokol FGD yang digunakan efektif dan dapat memunculkan data yang padat. Hal ini dilakukan dengan melakukan beberapa kali try out pada beberapa ibu di Flores di luar partisipan yang digunakan dalam penelitian ini. Dari try out ini, peneliti menemukan bahwa kata berpikir kritis memang kurang familiar dalam kehidupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehari-hari para ibu di Flores, yang membuat para ibu kesulitan menjawab pertanyaan. Melihat hal tersebut, peneliti menyiapkan definisi berpikir kritis dengan bahasa yang sederhana untuk disampaikan dalam FGD yang sebenarnya. Selain itu, peneliti juga merevisi bahasa dan penggunaan kata yang digunakan peneliti selama menjadi moderator dalam FGD agar sesuai, dapat diterima, dan dapat dipahami dengan baik oleh para ibu di Flores, dengan menggunakan bahasa yang sederhana dalam bahasa atau logat daerah yang familiar baik oleh partisipan maupun peneliti sebagai moderator.

H. Isu-Isu Etis yang Mungkin Muncul