sehari-hari para ibu di Flores, yang membuat para ibu kesulitan menjawab pertanyaan. Melihat hal tersebut, peneliti menyiapkan definisi berpikir kritis
dengan bahasa yang sederhana untuk disampaikan dalam FGD yang sebenarnya. Selain itu, peneliti juga merevisi bahasa dan penggunaan kata yang digunakan
peneliti selama menjadi moderator dalam FGD agar sesuai, dapat diterima, dan dapat dipahami dengan baik oleh para ibu di Flores, dengan menggunakan bahasa
yang sederhana dalam bahasa atau logat daerah yang familiar baik oleh partisipan maupun peneliti sebagai moderator.
H. Isu-Isu Etis yang Mungkin Muncul
Isu sensitif terkait etika yang mungkin muncul dari penelitian ini adalah kemungkinan jawaban, informasi, atau cerita subjek yang dapat tersebar atau
disalahgunakan setelah proses diskusi, baik oleh peneliti maupun partisipan lain. Karena itu, peneliti menghimbau para partisipan untuk menjaga kerahasiaan dari
apa yang diceritakan oleh partisipan lain selama FGD. Peneliti juga menginformasikan kepada partisipan bahwa indentitas subjek akan dijaga oleh
peneliti untuk tidak disalahgunakan dan dijaga kerahasiaannya. Peneliti juga menyampaikan bahwa jawaban serta informasi apapun yang diberikan oleh
partisipan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian saja. Hal ini juga disampaikan secara jelas dalam informed consent yang ditandatangani partisipan.
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian dan Observasi
Penelitian ini dilaksanakan di Larantuka, Flores, Nusa Tenggara Timur selama bulan November dan Desember 2016. Pengambilan data dalam bentuk
focus group discussion FGD dilakukan pada tiga kelompok partisipan yang berbeda, yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 2016 di ruang kelas TK
Nelly Waibalun, tanggal 2 Desember 2016 di ruang kelas TK Maria Veloty Sarotari, dan tanggal 6 Desember 2016 di ruang kelas TK Lamawalang.
Keseluruhan partisipan yang dilibatkan berjumlah 22 orang. Partisipan di kelompok FGD pertama diberi inisial P1 hingga P6, partisipan di kelompok FGD
kedua diberi inisial P7 hingga P12, sedangkan partisipan di kelompok FGD ketiga diberi inisial P13 hingga P22. Hal ini dilakukan sebagai cara peneliti menjaga
kerahasiaan identitas partisipan dan untuk mempermudah dalam memaparkan hasil temuan.
Secara umum, proses FGD di kelompok pertama berjalan dengan baik. Para partisipan sangat aktif dan bersemangat dalam bercerita. Walaupun begitu,
ada satu orang partisipan yang enggan bercerita mulai pertengahan hingga akhir kegiatan, padahal peneliti bahkan anggota partisipan lain telah mendorong ibu
tersebut untuk mau bercerita. Peneliti menduga hal ini terjadi karena seorang partisipan lain tertawa setelah mendengar gaya berbicara ibu tersebut yang sedikit
terbata-bata. Selain itu, jalannya diskusi sempat terganggu oleh anak-anak di luar kelas yang bermain atau terjatuh yang membuat para ibu beberapa kali
menghentikan diskusi dan melihat ke luar melalui jendela. Moderator juga sedikit kesulitan mengatur jalannya FGD karena para ibu sudah saling mengenal
sehingga suasana menjadi sangat leluasa, di mana para ibu bercerita dengan sangat bersemangat, seringkali dalam waktu yang bersamaan dan saling
bersahutan. Walaupun begitu, hal tersebut justru berhasil memunculkan data yang padat dan menghasilkan diskusi yang interaktif.
FGD kedua berjalan dengan lebih kondusif, dikarenakan diskusi diadakan di luar jam belajar anak-anak sehingga tidak ada distraksi dari anak-anak yang
sedang bermain. Para ibu yang baru berkenalan beberapa jam sebelum diskusi dimulai juga secara tidak langsung membuat diskusi berjalan lebih tertib dan
teratur, namun menurut peneliti tidak ada partisipan yang terlihat malu atau enggan bercerita. Para partisipan justru terlihat antusias mendengarkan dan saling
menghargai jawaban partisipan lain. Bahkan tidak jarang para partisipan tertawa lepas ketika mendengar cerita-cerita yang lucu dan ikut menimpali dengan
tanggapan-tanggapan singkat. Seorang partisipan masih ada yang membawa anaknya ke dalam ruangan diskusi sehingga beberapa kali terganggu oleh
rengekan anaknya, namun selain itu proses diskusi berjalan dengan lancar. Pada FGD ketiga, jumlah partisipan sedikit melebihi jumlah yang
direncanakan, dikarenakan adanya sedikit miskomunikasi dengan pihak sekolah. FGD yang direncanakan hanya melibatkan 6 hingga 7 orang mencapai 10 orang
pada hari pelaksanaan, yang menyebabkan peneliti sedikit kesulitan melibatkan setiap orang untuk tetap aktif selama diskusi, dan ada beberapa partisipan yang
hanya mengungkapkan sedikit pendapatnya. Selain itu, pelaksanaan diskusi yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
masih bersamaan dengan jam anak-anak bermain membuat banyaknya distraksi dari luar ruangan. Walaupun begitu, diskusi tetap berjalan dengan tertib, di mana
setiap orang menyampaikan pendapatnya dengan sopan dan teratur, serta menurut peneliti tetap memunculkan data yang padat pula.
B. Hasil Penelitian