Keterangan SMK: I
= SMK N 1 Bantul II
= SMK Binawiyata Srandakan III
= SMK Budhi Dharma Piyungan IV
= SMK Putra Tama V
= SMK Muhammadiyah 2 Bantul f
= Frekuensi fr
= Frekuensi relatif Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang
menyatakan berasal dari keluarga dengan dimensi uncertaity avoidance
sangat lemah adalah 36 siswa 19,46, 85 siswa 45,95 menyatakan lemah, 21 siswa 11,35 menyatakan sedang, 23 siswa
12,43 menyatakan kuat, dan 20 siswa 10,81 menyatakan sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden berasal dari keluarga dengan dimensi uncertaity avoidance
lemah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan nilai mean = 11,96, median = 12,00, modus = 12, dan standar deviasi = 1,915
lampiran 5 ha l 151.
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan program SPSS. Berikut ini disajikan tabel ringkasan hasil
pengujian normalitas lampiran 6 hal 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Normalitas
No. Variabel
Asymp.sig 2-tailed
α
Kesimpulan 1.
Jiwa Kewirausahaan 0,232
0,05 Normal
2. Minat Siswa Berwirausaha
0,136 0,05
Normal 3.
Kultur Keluarga 0,090
0,05 Normal
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai asymptotics significance Asym.sig.
untuk distribusi dari variabel jiwa kewirausahaan 0,232; minat siswa berwirausaha 0,136 dan kultur keluarga 0,090 yang berarti lebih besar
dari alpha α
= 0,05. dengan demikian dapat disimpulkan distribusi data jiwa kewirausahaan, minat siswa berwirausaha dan kultur keluarga adalah
normal.
2. Uji Linieritas Pengujian linieritas dilakukan berdasarkan uji statistik F pada tingkat
signifikansi 5. Berikut ini disajikan hasil pengujian linieritas hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha lampiran 6 hal 152:
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Linieritas
Variabel F
hitung
F
tabel
Kesimpulan Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Siswa
Berwirausaha 1,249
1,483 Linier
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai F
hitung
sebesar 1,249, sedangkan pada derajad kebebasandf 39;144 nilai F
tabel
sebesar 1,483. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel adalah linier.
C. Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwirausaha
a. Tingkat Pendidikan Ayah 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan ayah terhadap
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
H
1
: Ada pengaruh tingkat pendidikan ayah terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 154: Y = 46,309+0,106X
1
-5,571X
2
a+0,057X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Tingkat Pendidikan Ayah X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Tingkat Pendidikan Ayah
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan
variabel moderating tingkat pendidikan ayah adalah sebesar 0,331, maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan
minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi tingkat pendidikan ayah dengan
jiwa kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan denga n tingkat
pendidikan ayah terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,057. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan tingkat pendidikan ayah terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha
yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,304 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penga ruh tingkat pendidikan ayah
pada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha adalah tidak signifikan. Artinya tidak ada pengaruh
tingkat pendidikan ayah pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
b. Tingkat Pendidikan Ibu 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap hubungan
antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. H
1
: Ada pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 155: Y = 49,286+0,072X
1
-7,455X
2
a+0,078X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Tingkat Pendidikan Ibu X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Tingkat Pendidikan Ibu
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
variabel moderating tingkat pendidikan ibu adalah sebesar 0,338, maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan
minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi tingkat pendidikan ibu dengan
jiwa kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan tingkat
pendidikan ibu terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,078. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan tingkat pendidikan ibu terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha
yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,183 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan ibu
pada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha adalah tidak signifikan. Artinya tidak ada pengaruh
tingkat pendidikan ibu pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2. Pengaruh Tingkat Pendapatan Orang Tua Terhadap Hubungan antara Jiwa Kewirausahaan dengan Minat Siswa Berwirausaha
a. Tingkat Pendapatan Ayah 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh tingkat pendapatan ayah terhadap
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
H
1
: Ada pengaruh tingkat pendapatan ayah terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 156: Y = 53,059+0,51X
1
-7,608X
2
a+0,071X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Tingkat Pendapatan Ayah X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Tingkat Pendapatan Ayah
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan variabel moderating tingkat pendapatan ayah adalah sebesar 0,349,
maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa interaksi tingkat pendapatan ayah dengan jiwa kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan tingkat
pendapatan ayah terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,071. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan tingkat pendapatan ayah terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih tinggi dari nilai
alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,188 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penga ruh tingkat
pendapatan ayah pada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha adalah tidak signifikan. Artinya tidak ada
pengaruh tingkat pendapatan ayah pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
b. Tingkat Pendapatan Ibu 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh tingkat pendapatan ibu terhadap hubungan
antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. H
1
: Ada pengaruh tingkat pendapatan ibu terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 157: Y = 46,038+0,120X
1
-4,886X
2
a+0,042X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Tingkat Pendapatan Ibu X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Tingkat Pendapatan Ibu
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan variabel moderating tingkat pendapatan ibu adalah sebesar 0,342,
maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi tingkat pendapatan ibu dengan
jiwa kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan tingkat
pendapatan ibu terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,042. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan tingkat pendapatan ibu terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih tinggi dari nilai alpha
yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,483 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh tingkat pendapatan ibu
pada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha adalah tidak signifikan. Artinya tidak ada pengaruh
tingkat pendapatan ibu pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
3. Pengaruh jenis pekerjaan Orang Tua terhadap hubungan antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Siswa Berwirausaha
a. Jenis Pekerjaan Ayah 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan ayah terhadap hubungan
antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. H
1
: Ada pengaruh jenis pekerjaan ayah terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 158: Y = 64,697-0,122X
1
-16,877X
2
a+0,195X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Jenis Pekerjaan Ayah X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Jenis Pekerjaan Ayah
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
variabel moderating jenis pekerjaan ayah adalah sebesar 0,427, maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha terkategorikan sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi jenis pekerjaan ayah dengan jiwa
kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan denga n jenis
pekerjaan ayah terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,195. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan tingkat pendapatan ayah terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha
yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,015 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis pakerjaan ayah
pada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha adalah signifikan. Artinya ada pengaruh jenis pekerjaan
ayah pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
b. Jenis Pekerjaan Ibu 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh jenis pekerjaan ibu terhadap hubungan
antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. H
1
: Ada pengaruh jenis pekerjaan ibu terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 159: Y = 62,075-0,099X
1
-14,871X
2
a+0,177X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Jenis Pekerjaan Ibu X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Jenis Pekerjaan Ibu
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan variabel moderating jenis pekerjaan ibu adalah sebesar 0,424, maka
dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa berwirausaha terkategorikan sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi jenis pekerjaan ibu dengan jiwa
kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan jenis
pekerjaan ibu terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,177. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan tingkat pendapatan ibu terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha
yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,032 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh jenis pakerjaan ibu pada
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa
berwirausaha adalah signifikan. Artinya ada pengaruh jenis pekerjaan ibu pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa
berwirausaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Pengaruh Kultur Keluarga terhadap hubungan antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Siswa Berwirausaha.
a. Power Distance 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh power distance terhadap hubungan antara
jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. H
1
: Ada pengaruh power distance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 160: Y = 100,866-0,505X
1
-3,353X
2
a+0,037X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Power Distance X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Power Distance
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
variabel moderating power distance adalah sebesar 0,403, maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa
berwirausaha terkategorikan sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi power distance dengan jiwa
kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan power
distance terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,037.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan power distance terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang
digunakan dalam penelitian ini
ρ
= 0,004 α
= 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh power distance pada
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha adalah signifikan. Artinya ada pengaruh power distance
pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Collectivism vs Individualism 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh collectivism vs individualism terhadap
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
H
1
: Ada pengaruh collectivism vs individualism terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 161: Y = 68,473-0,153X
1
-2,464X
2
a+0,028X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Collectivism vs Individualism X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Collectivism vs Individualism
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan variabel moderating collectivism vs individualism adalah sebesar
0,403, maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan sedang. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi collectivism vs individualism
dengan jiwa kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan
collectivism vs individualism terhadap minat siswa berwirausaha
adalah sebesar 0,028. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi
kedua variabel memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan
dengan minat siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan collectivism vs
individualism terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih
rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,043 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh collectivism vs individualism pada hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha adalah signifikan. Artinya ada pengaruh collectivism vs individualism pada hubungan
jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Masculinity vs Femininity 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh masculinity vs femininity terhadap
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
H
1
: Ada pengaruh masculinity vs femininity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 162: Y = 67,841-0,147X
1
-2,621X
2
a+0,030X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Masculinity vs Femininity X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Masculinity vs Femininity
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan variabel moderating masculinity vs femininity adalah sebesar 0,392,
maka dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Hasil penelitian
tersebut me nunjukkan bahwa interaksi masculinity vs femininity dengan jiwa kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa
kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan
masculinity vs femininity terhadap minat siswa berwirausaha adalah
0,030. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua variabel
memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari
interaksi jiwa kewirausahaan dengan masculinity vs femininity terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih rendah dari
nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,037 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh masculinity vs
femininity pada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha adalah signifikan. Artinya ada pengaruh masculinity vs femininity
pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
d. Uncertainty Avoidance 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh uncertainty avoidance terhadap hubungan
antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. H
1
: Ada pengaruh uncertainty avoidance terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebagai berikut lampiran 7 hal 163: Y = 100,738-0,478X
1
-5,159X
2
a+0,055X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Uncertainty Avoidance X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Uncertainty Avoidance
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan variabel moderating uncertainty avoidance adalah sebesar 0,407, maka
dapat dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa berwirausaha terkategorikan sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi uncertainty avoidance dengan jiwa
kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan
uncertainty avoidance terhadap minat siswa berwirausaha adalah
sebesar 0,055. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua
variabel memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan
minat siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan uncertainty avoidance
terhadap minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
=0,003 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh uncertainty
avoidance pada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
siswa berwirausaha adalah signifikan. Artinya ada pengaruh uncertainty avoidance
pada hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
e. Kultur Keluarga 1 Rumusan Hipotesis
H : Tidak ada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara
jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. H
1
: Ada pengaruh kultur keluarga terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
2 Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian ANOVA, model persamaan regresi dapat
disajikan sebaga i berikut lampiran 7 hal 164: Y = 123,918-0,773X
1
-1,570X
2
a+0,018X
1
X
2
a Keterangan :
Y = Minat Siswa Berwirausaha
X
1
= Jiwa Kewirausahaan X
2
= Kultur Keluarga X
1
X
2
= Nilai Interaksi antara Variabel Jiwa Kewirausahaan dengan Kultur Keluarga
Nilai koefisien korelasi antara variabel jiwa kewirausahaan dengan variabel minat siswa berwirausaha sebesar 0,323, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha terkategorikan rendah. Sedangkan nilai koefisien
korelasi jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha dengan variabel moderating kultur keluarga adalah sebesar 0,469, maka dapat
dikatakan bahwa hubungan jiwa kewirausahaan dengan minat siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berwirausaha terkategorikan sedang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa interaksi kultur keluarga dengan jiwa
kewirausahaan semakin menguatkan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha.
Hasil pengujian regresi ini menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
3
β dari interaksi variabel jiwa kewirausahaan dengan
variabel kultur keluarga terhadap minat siswa berwirausaha adalah sebesar 0,018. Nilai tersebut menunjukkan bahwa interaksi kedua
variabel memperkuat derajad hubungan jiwa kewirausahaan dengan
minat siswa berwirausaha. Nilai signifikansi koefisien regresi
3
β dari interaksi jiwa kewirausahaan dengan kultur keluarga terhadap
minat siswa berwirausaha menunjukkan lebih rendah dari nilai alpha yang digunakan dalam penelitian ini
ρ
= 0,001 α
=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh kultur keluarga pada
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat siswa
berwirausaha adalah signifikan. Artinya pada siswa yang berasal dari keluarga dengan kultur semakin kondusif maka menentukan derajad
pengaruh jiwa kewirausahaan dengan minat siswa berwirausaha. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Pembahasan Hasil Penelitian