Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
yang berkaitan dengan pribadi guru. Artinya guru harus memiliki pribadi yang patut untuk diteladani. Kompetensi sosial artinya guru harus memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan siswanya, dengan teman sejawatnya, dengan tata usaha, dan dengan lingkungan sekitarnya.
Kompetensi profesional meliputi sepuluh kompetensi dasar guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru. Kesepuluh
kompetensi itu terdiri dari: menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan mediasumber, menguasai landasan
kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami prinsip – prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran Sardiman,
1986:16. Keempat kompetensi mengajar diatas harus dikuasai oleh seorang
guru dalam melaksanakan tugas yaitu mengajar, sehingga proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Sebagai contoh, sebelum guru tampil
di depan kelas mengelola interaksi belajar mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan dan memilih metode yang tepat dalam penyampaian
materi. Dengan modal tersebut, maka guru akan dapat menyampaikan materi pelajaran secarta dinamis.
Tetapi pada kenyataannya seperti yang pernah penulis ketahui, guru selalu terpancang pada buku pelajaran saat menyampaikan materi dan hal
tersebut mengesankan seolah–olah guru belum menguasai bahan pelajaran 3
yang akan disampaikan. Selain itu, dalam pemilihan metode pembelajaran guru kurang memperhatikan siswanya sehingga hal tersebut menyebabkan
siswa merasa bosan dan materi pelajaran tidak bisa diterima dengan baik oleh siswa.
Seorang guru juga dituntut untuk dapat mengelola kelas dengan baik sehingga terciptalah kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses
belajar mengajar. Tetapi kenyataan yang pernah penulis temukan, masih ada guru yang
kurang bisa mengelola kelas dengan baik. Pada waktu proses belajar sedang berlangsung dan pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran sering
terlihat siswa yang menggangu di kelas, misalnya saja berbicara dengan teman sebangkunya, ada pula yang asyik bersolek di dalam kelas, dan ada
juga yang asyik bermain telepon genggam. Hal itu diketahui oleh guru, tetapi guru bersikap masa bodoh dan tidak segera menangani hal tersebut padahal
hal itu jelas sekali mengganggu proses belajar mengajar. Berdasarkan gambaran di atas, siswa dapat memberikan persepsi
kepada gurunya melalui panca indera siswa. Persepsi tersebut akan timbul pada diri siswa dengan melihat cara guru mengajar yang profesional dalam
bidangnya. Persepsi ini bisa bersifat negatif dan bisa bersifat positif. Persepsi berpengaruh langsung terhadap motivasi pada diri siswa.
Dengan melihat gambaran di atas, untuk mengetahui kompetensi mengajar guru Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan perlu diadakan
penelitian berdasarkan persepsi siswa program studi akuntansi Sekolah 4
Menengah Kejuruan. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan evuluasi guna meningkatkan kualitas mengajar para guru akuntansi di Sekolah
Menengah Kejuruan.