Rencana insentif individu Penggolongan Insentif
beberapa rencan piecework mengijinkan hasil produktivitas bersama antara pengusaha dan pekerja, sehingga pekerja
menerima pendapatan tambahan untuk suatu produksi diatas normal.
Rencana piecework memiliki pro dan kontra. Rencana dapat dipahami terlihat sama prinsipnya, dan bisa menjadi insentif
yang kuat, karena penghargaan proporsional dengan kinerja. Namun, para pekerja mungkin menolak usaha untuk merievisi
standar produksi, bahkan jika perubahannya dibenarkan. Memang rencana ini bisa memperlihatkan kelakuan: Karyawan
berkonsentrasi pada output dan tidak terlalu bersedia untuk memusingkan diri dengan memenuhi standar kualitas atau
berubah dari pekerjaan yang satu kepekerjaan yang lainnya karena
melakukan hal
demikian dapat
mengurangi produktivitas mereka.
2 Bonus
Insentif dalam bentuk bonus diberikan pada karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang
baku terlampaui. Melampaui tingkat produksi itu dapat dalam salah satu dari tiga bentuk.
a Berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam satu kurun waktu tertentu.
b Apabila terjadi penghematan waktu
c Bonus yang diberikan berdasarkan perhitungan progresif
21
3 Komisi
Sistem insentif lain yang lumrah diterapkan adalah pemberian komisi. Pada dasarnya ada dua bentuk sistem ini.
a Para karyawan
memperoleh gaji
pokok, tetapi
penghasilannya dapat bertambah dengan bonus yang diterimanya karena keberhasilan melaksanakan tugas.
b Karyawan memperoleh penghasilan semata-mata berupa komisi.
Rencana komisi membayar karyawan penjualan atas hasil, dan hanya atas hasil.
22
Dengan rencana seperti ini, karyawan penjualan memiliki insentif terbesar, dan terdapat kecendrungan
untuk menarik karyawan penjualan yang memiliki kinerja tinggi yang melihat bahwa upaya dengan jelas mengarah pada
penghargaan. Biaya penjualan sebanding dengan penjualan bukannya dengan biaya tetap, dan biaya penjualan tetap
perusahaan adalah rendah. Ini adalah rencana yang mudah dipahami dan dihitung.
Namun, hal ini juga bukan tanpa kekurangan. Karyawan penjualan cenderung untuk berfokus pada membuat penjualan
dan pada benda dengan volume tinggi, dan dapat mengabaikan kewajiban bukan-menjual seperti melayani rekening kecil,
21
Siagian, Prof. Dr. Sondang P. MPA, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cet. 8. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000. hlm. 268
22
Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Indeks, Kelompok Gramedia. hlm. 120
melayani pelanggan yang setia, dan mengejar barang yang sulit dijual.
4 Kurva ”Kematangan”
Dalam organisasi yang mempekerjakan tenaga teknikal dan profesional ilmiah, sering terjadi bahwa para karyawan,
terutama yang merupakan “pekerja otak” tidak bergairah untuk menduduki jabatan administratif atau manajerial. Mereka
adakalanya lebih senang terus menekuni bidang profesinya.
5 Insentif Bagi Eksekutif
Mengingat pentingnya peranan para manajer dalam menjalankan dan mengemudikan roda organisasi. Bentuk
insentif bagi para eksekutif tersebut dapat beraneka ragam pula. Misalnya para manajer yang relatif muda sangat mungkin
mendambakan insentif finansial berupa bonus tunai karena penghasilan ekstra itu mereka butuhkan untuk membiayai
kebutuhan keluarga. Artinya penghasilan tambahan itu mungkin diperlukannya untuk berbagai keperluan seperti mencicil hutang
beli rumah, membeli kendaraan bermotor, biaya pendidikan anak-anaknya, dsb. Sebaliknya para manajer yang lebih senior
mengutamakan insentif yang dapat dinikmati di hari tua, misalnya setelah pensiun pada waktu mana penghasilannya akan
berkurang.