Pesan Dakwah Dalam Novel Ayahku Bukan Pembohong
tidak akan terus-terusan menggantungkan hidupnya kepada orang lain yang belum tentu selamanya ridha dana mampu membiayai hidupnya.
Cerita kedua mengenai Suku Penguasa Angin. Ayah Dam menceritakannya saat Dam berkelahi karena diejek oleh Jarjit, teman
sekelasnya yang sombong. Ayah Dam menceritakannya dengan harapan Dam mampu bersabar dalam menerima ejekan teman-temannya dan berhenti
berkelahi. Dapat kita mengambil pesan dakwah yang ditulis secara tersirat adalah kesabaran. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang
menyeru untuk bersabar. Seperti pada ayat berikut ini
“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas” Q.S Az-Zumar: 10
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga
dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sesungguhnya sabar
tidak identik dengan kepasrahan dan ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya ketidak sabaran untuk merubah kondisi
yang ada, ketidak sabaran untuk berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
86
Dalam novel diceritakan bahwa suku penguasa angin bersabar selama beratus tahun membiarkan tanah mereka dijajah. Mereka tidak membalas
kekerasan penjajah dengan kekerasan pula. Membiarkan waktu yang akan membalasnya. Keteguhan suku penguasa angin membuat mereka menang
melawan rasa tidak sabar dan meluluhkan amarah di hati. Mereka mempercayai bahwa hasil dari kesabaran pasti mutlak adanya.
Cerita ketiga mengenai Apel Emas Lembah Bukhara yang memiliki pesan dakwah untuk saling tolong menolong. Ayah Dam menceritakan kisah
ini sebagai pengalihan saat Dam sedang sedih. Meskipun demikian, Dam yang selalu tertarik dengan cerita ayahnya, mengerti pesan yang terkandung di
dalam cerita ayahnya ini, yaitu tolong menolong dan menggunakan ilmu pengetahuan sebagai dasar kehidupan. Sebagai orang mukmin kita wajib
saling membantu sesama manusia. Jika ditelaah lebih jauh, pertolongan yang diberikan seorang mukmin kepada saudaranya pada hakikatnya adlah
menolong dirinya sendiri. Hal ini arena Allah SWT akan menolongnya baik di dunia mauoun di akhirat sealama dia menolong saudaranya. Allah SWT
berfirman:
86
Rikza Maulana, “Makna Sabar.” Artikel diakses pada 21 Oktober 2013 dari http:www.eramuslim.comperadabantafsir-haditsmakna-sabar.htm.UmfKGHDPWj0
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” Q.S
Muhammad: 7
Inti dari hadist di atasa adalah agar umat islam memiliki keperdulian dan kepekaan sosial atas saudara-saudaranya. Islam tidak membenarkan sikap
egois dan mementingkan diri sendiri.
87
Dalam novel digambarkan bagaimana Suku Lembah Bukhara saling tolong menolong, membantu agar tanah kelahiran mereka yang sudah berubah
tandus dan menjadi gurun pasir karena keserakahan, berubah menjadi lahan yang subur. Mereka berusaha mengembalikan kondisi tanah kelahiran mereka.
Bekerjasama agar impian mereka memiliki tanah yang subur terjuwud. Cerita keempat mengenai Si Raja Tidur. Ayah Dam menceritakan Si
Raja Tidur dengan maksud agar Dam dapat memahami mengenai keteguhan hati. Bahkan dalam cerita ini Ayah Dam menggambarkan keteguhan hati
terlihat sangat berbeda dengan keegoisan. Ayah Dam berharap Dam mengerti bahwa keteguhan hati akan membuahkan hasil yang baik asalkan kita selalu
berpijak pada jalan yang benar. Keteguhan hati adalah sifat penting seorang beriman. Seorang beriman tidak akan pernah peduli dengan apa yang orang
lain katakan tentang mereka. Tujuan utama mereka hanyalah menjadi orang yang pantas menerima anugrah Tuhan dan menjalani hidupnya sesuai dengan
apa yang telah digariskan oleh Tuhan. Allah menguji ketetapan hati orang beriman dengan banyak cara; di
antaranya memberi mereka permasalahan pada waktu-waktu tertentu atau
87
Umi Musyarofah, Hadist Dakwah dan Komunikasi Pondok Gede: TASNIM, 2010 H. 157
membuat mereka mengalami penderitaan. Rincian dari ujian yang diberikan diterangkan pada ayat berikut:
ِت ا َر َﻣ ﱠﺛ ﻟ ا َو ِس ُﻔ ْﻧ َ ْﻷ ا َو ِل ا َو ْﻣ َ ْﻷ ا َن ِﻣ ٍص ْﻘ َﻧ َو ِع و ُﺟ ْﻟ ا َو ِف ْو َﺧ ْﻟ ا َن ِﻣ ٍء ْﻲ َﺷ ِﺑ ْم ُﻛ ﱠﻧ َو ُﻠ ْﺑ َﻧ َﻟ َو
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” Q.S Al- Baqarah: 155
Mereka yang memiliki keteguhan hati tidak akan mudah putus asa, tindakan nya selalu tenang, tanpa buru-buru ataupun bimbang karena mereka
sadar bahwa sukses adalah masalah waktu saja. Karenanya keteguhan merupakan sifat penting yang harus dimiliki orang beriman. Adapun orang-
orang yang hanya mencari keuntungan dari perjalanan yang dekat, akan gagal mencapai keteguhan. Namun orang-orang yang beriman senantiasa
menunjukkan keteguhan yang tidak pernah berubah sampai ajal menjemput. Sebaliknya orang munafik menunjukkan kelakuan dan sikap yang
tidak konsisten dan berubah-ubah mengikuti orang yang mereka gauli. Ketika orang beriman menang, orang munafik ingin berbagi kesuksesan. Namun
ketika orang beriman mendapat kesulitan, mereka menjauh. Hal ini merupakan tanda jelas dari kemunafikan alami mereka.
Dalam novel diceritakan bahwa Si Raja Tidur tidak pernah menyerah dalam mencapai kebenaran. Bahkan dalam novel dituliskan
Cerita ini sesungguhnya tentang pengorbanan, keteguhan hati. Kisah ketika kau tetap mendayung sampan sendirian di tengah sungai yang
dipenuhi beban kesedihan, tangis, dan darah tercecer di mana-mana, ketika ka uterus maju mendayung bukan karena tidak bisa kembali,
tetapi meyakini akan membawa janji masa depan yang lebih baik untuk generasi berikutnya apapun harganya.
88
Disini tergambar jelas bahwa penulis memang ingin memberikan pesan mengenai keteguhan hati. Sayangnya tidak sedikit kita jumpai orang-orang
yang kurang menyadari, mengabaikan atau tidak mau peduli dengan kekuatan keteguhan hati ini. Dengan mudah mereka terjebak dalam model-model
kehidupan yang melupakan hati nurani dan mengabaikan nilai-nilai spiritualitas
kebenaran. Akibatnya
banyak berkembang
tindak penyelewengan, penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, kejahatan, penipuan,
Illegal Loging dan lain sebagainya. Inilah sesungguhnya pribadi-pribadi yang membiarkan keteguhan hatinya terkikis oleh pengaruh negatif dari eksternal
maupun internalnya. Sebagai orang yang beriman, kita meyakini bahwa kekuatan manusia
itu bukan hanya dalam akal pikirannya, bukan hanya dalam ucapannya, bukan hanya dalam kekuatan fisiknya, tetapi yang lebih utama adalah kekuatan
keteguhan hatinya. Keteguhan hati adalah hal yang mutlak diperlukan oleh manusia dalam hidup ini, baik dalam kehidupan spiritualitas maupun dalam
keseluruhan aspek kehidupan manusia.
88
Tere-Liye, Ayahku Bukan Pembohong Cetakan Ketujuh Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. H. 183