BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia memiliki peran serta fungsi yang penting bagi
tercapainya tujuan organisasiperusahaan. Sumber daya manusia mencakup keseluruhan manusia yang ada di dalam organisasi perusahaan, yaitu mereka yang
secara keseluruhan terlibat dalam operasionalisasi bisnis perusahaan, dari level yang paling bawah hingga pada posisi yang menempati level puncak dalam
perusahaan Chambers, dalam Sule dan Saefullah 2013 : 193. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan harus dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output optimal dan menunjukkan prestasi kerja yang cemerlang dalam usaha mencapai tujuan
perusahaan. Prestasi kerja yang baik sangatlah diharapkan oleh perusahaan dari para karyawannya, oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berupaya untuk
meningkatkan prestasi karyawannya. Prestasi kerja menurut Mangkunegara 2006 : 9 adalah hasil kerja yang
dicapai secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prestasi kerja
merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai motivasi, perilaku, tingkat stress dan kemampuan yang berbeda-beda dalam
melakukan pekerjaannya. Disamping itu, prestasi kerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kepemimpinan, motivasi,
komunikasi, disiplin, lingkungan kerja, insentif, perilaku individu, bahkan stres yang dialami oleh karyawan.
Karyawan adalah seseorang yang bekerja pada satu perusahaan, dengan tenaga fisik dan pikiran dan memperoleh balas jasa sesuai dengan peraturan dan
perjanjian Hasibuan 2011: 117. Hubungan antara karyawan dan perusahaan adalah hubungan timbal balik. Disatu sisi, karyawan yang bekerja mempunyai
kewajiban untuk memberikan segala sesuatu yang ia miliki pada perusahaan, misalnya pengetahuan dan ide-ide cemerlang yang dapat membuat perusahaan
menjadi lebih maju dan berkembang. Disisi lain, perusahaan juga mempunyai kewajiban terhadap karyawannya. Salah satu kewajibannya adalah memberikan
balas jasa kepada para karyawan atas apa yang telah diberikan karyawan tersebut kepada perusahaan. Balas jasa dapat diberikan dengan banyak cara, salah satunya
adalah motivasi. Karyawan dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal antara lain ditentukan oleh motivasi yang mendorong karyawan tersebut bekerja dengan
tekun dan antusias untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Setiap pegawai belum tentu bersedia mengerahkan prestasi yang dimilkinya secara optimal,
sehingga masih diperlukan adanya pendorong agar seseorang mau menggunakan seluruh potensinya untuk bekerja. Daya dorong tersebut disebut motivasi.
Motivasi menurut Rivai 2004 : 455 adalah serangkaian sikap dan nilai- nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal spesifik sesuai dengan
tujuan individu. Pada dasarnya seseorang bekerja karena keinginan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dorongan keinginan pada diri seseorang dengan orang lain
berbeda, sehingga perilaku manusia cenderung beragam didalam bekerja.
Motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Motivasi perlu dibangkitkan agar karyawan dapat melaksanakan
pekerjaan yang terbaik, sebaliknya karyawan yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi dalam melaksanakan pekerjaannya akan sulit untuk bekerja dengan
baik dan cenderung tidak bertanggung jawab sekalipun karyawan tersebut memiliki kemampuan operasional yang baik. Adanya perbedaaan kepribadian
pada diri karyawan juga memungkinkan terjadinya stres kerja. Stres kerja menurut Mangkunegara 2006 :28 adalah perasaan yang
menekan atau merasa tertekan dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ditandai dengan emosi yang tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit
tidur, merokok yang berlebihan, tidak rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan gangguan pencernaan. Stres kerja menjadi hal yang penting
karena dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan, sehingga perlu penanganan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Untuk dapat menangani stres kerja
yang dialami karyawan, pimpinan dituntut memiliki pemahaman yang baik mengenai stres kerja agar prestasi karyawan seperti yang diharapkan.
Berdasarkan prasurvey yang dilakukan dapat diketahui bahwa terjadi penurunan prestasi kerja yang dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain yaitu
tidak tercapainya target yang telah ditetapkan, penundaan kenaikan pangkat, penurunan pangkat, dan lain sebagainya. Disamping itu dijumpai bahwa prestasi
kerja seorang karyawan tidak sama atau sebanding dengan kecakapan yang dimiliki saat ini dan juga tingkat stres pegawai yang bekerja di lapangan berbeda
dengan pegawai yang bekerja di kantor karena adanya perbedaan tekanan yang
diberikan atasan. Dugaan sementara hal ini disebabkan kurangnya motivasi dan adanya stres kerja. Motivasi yang kurang dan stress kerja ini disebabkan oleh
beberapa hal antara lain, penilaian balas jasa yang tidak seimbang, peralatan kerja yang tidak memadai, suasana kerja yang tidak memadai dan lain-lain. Adapun
target dan realisasi pendapatan hasil pajak Dinas Pendapatan Kota Medan tahun 2010-2013 disajikan pada Tabel 1.1.
Dinas Pendapatan Kota Medan mampu mencapai target bahkan melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 106,04 dan 143,81 sedangkan pada tahun
2012 dan 2013 pencapaian target sebesar 77,87 dan 61,18 maka dari itu target tidak tercapai sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Seperti yang telah
diuraikan, tidak tercapainya target ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya motivasi pegawai dan pegawai mengalami stres kerja.
Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh motivasi dan tingkat stres terhadap prestasi kerja
pegawai bidang bagi hasil Dinas Pendapatan Kota Medan ”.
1.2 Perumusan Masalah