karyawan menjadi tidak kuat lagi bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stres.
4.4.3. Pengaruh Motivasi Kerja dan Stres Kerja terhadap Prestasi Kerja.
Hasil analisis inferensial membuktikan bahwa motivasi kerja dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja, dimana motivasi kerja memberi pengaruh
positif sedangkan stres kerja memberi pengaruh negatif terhadap prestasi kerja. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Noviansyah 2011 dengan judul
pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT Perkebunan Minanga Oxien dan membuktikan secara statistik menggunakan regresi linier berganda
bahwa stres kerja dan motivasi kerja masing masing memberikan pengaruh negatif dan
positif terhadap kinerja.
Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produktivitas
kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa dlam kehidupan modern yang
makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan dengan kenyataan yang ada, baik
kenyataan yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Segala macam bentuk stres pada dasarnya
disebabkan oleh kekurangmengertian manusia
akan keterbatasannya sendiri.
Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan menimbulkan frustrasi, konflik, gelisah, dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stres
Luthan, 2006: 439. Akibat-akibat stres terhadap seseorang dapat bermacam-macam dan hal ini tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang akhirnya menentukan besar
kecilnya toleransi orang tersebut terhadap stres. Stres yang dialami oleh karyawan akibat lingkungan yang dihadapinya akan mempengaruhi kinerja dan kepuasan
kerjanya, sehingga manajemen perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan organisasional bagi karyawan. Dengan menurunnya stres yang dialami karyawan tentu
akan meningkatkan kesehatan dalam tubuh organisasi. Stres merupakan kondisi di mana seseorang dihadapkan pada konfrontasi antara kesempatan, hambatan, atau
permintaan akan apa yang dia inginkan dan hasilnya dipersepsikan tidak pasti dan penting. Oleh karena itu, untuk mencapai prestasi kerja maksimal, stres kerja perlu
dikendalikan sehingga tidak sampai mempengaruhi pencapaian prestasi kerja. Bertitik tolak dari temuan fakta penelitian dan alasan teoritis terkait, penulis
mengasumsikan bahwa tidak ada penyimpangan antara teori dengan praktek, dalam arti hasil temuan penelitian adalah sesuai dengan teori yang ada. Dengan kata lain, motivasi
dan stres kerja memberi pengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan