Informal Balance Layout banyak digunakan oleh koran, karena mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam
akan lebih baik jika diletakkan di kanan atas halaman dan akan terlihat buruk jika diletakkan di bagian bawah halaman.
c. Quadrant Layout
Quadrant Layout atau tata rias segi empat, sangat baik untuk koran yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan
berlipat empat dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan berita-berita penting dan menarik.
d. Brace Layout
Brace Layout menonjolkan suatu berita besar. Layout seperti ini sering menggunakan
“Banner Headline” atau judul panjang. Berita penting ditempatkan di sebelah kanan koran. Sehingga mengikat pandangan
pembaca ke arah sana, kemudian judul lain di sebelah kiri dan kanan. e.
Circus Layout Circus Layout disebut tata rias karnaval, karena ramainya halaman
depan. Semua judul berita dipamerkan di halaman depan dan isinya di halaman lain. Contohnya adalah seperti Pos Kota Jakarta atau koran-
koran mingguan.
f. Horizontal Layout
Horizontal Layout atau tata rias yang mendatar, yaitu judul berita dibuat mendatar dengan berita tidak terlalu panjang.
g. Function layout
Function Layout yaitu tata rias yang berubah setiap harinya. Bergantung pada perkembangan isi berita hari itu. Bila terjadi hal-hal
luar biasa sering dipakai skyline heads. Ada gejala pemindahan nama tempat dan nama koran itu sendiri. Layout seperti ini sering dipakai
oleh koran-koran mingguan terbitan Jakarta.
26
2. Prinsip Tata Letak
Tom Lincy dalam bukunya “Design Principle for Desktop Publishing”
menyebutkan ada lima prinsip utama dalam desain, yaitu: proporsi proportion, keseimbangan balancing, kontras contrast, irama rhytm,
dan kesatuan unity. Namun, menurut Robin Williams dalam bukunya “The
Non Designer’s design Book”, prinsip tersebut disingkat menjadi empat, yaitu: kontras contrast, perulangan repetition, peletakan aligment, dan
kesatuan atau fokus proymity.
27
26
Surianto Rustan, “Layout Dasar Penerapannya”, data diakses pada 15 juli dari
http:andreyuris.wordpress.com20090103perwajahan-dalam-perspektif-komunkasiH .
27
Robin Williams, The Non Designer’s Design Book, California: Peachpit press, 2008, h.
82.
a. Proporsi proportion
Dalam tata letak atau perwajahan, proporsi adalah kesesuaian antara ukuran halaman isinya, dikenal dengan ukuran kertas atau bidang
kerjanya. b.
Keseimbangan balancing Keseimbangan adalah pengaturan penempatan elemen-elemen yang
ada didalam sebuah halaman. Ada dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan formal simetris dan keseimbangan informal tidak
simetris. Keseimbangan formal biasanya digunakan untuk menata letak grafis
agar terkesan rapi dan formal. Keseimbangan juga sering digunakan dalam karya publikasi untuk memberi kesan aman. Sedangkan
keseimbangan tidak formal sering digunakan oleh kalangan muda untuk menggambarkan dinamika, energi dan pesan yang bersifat tidak
formal. Penerapan prinsip itu berhubungan dengan prinsip lainnya, yaitu kesatuan dan harmoni. Seimbang bukan berarti sama besar, tetapi
lebih mengacu kepada tampilan yang berbobot dan nilai artistikinya sama.
c. Kontras Contrast
Untuk menampilkan sebuah titik perhatian perlu dibuat sebuah kontras terhadap elemen yang menarik perhatian dalam tata letak sebuah
rancangan halaman. Jika semua elemen memiliki nilai yang sama menonjol pada tata letak halaman, maka semua elemen di halaman
tersebut akan terlihat saling berebut untuk menarik perhatian dan akhirnya tampilan halaman akan menjadi monoton.
d. Irama rhytm
Irama sebenarnya bermakna sama dengan repetition atau pola perulangan yang menimbulkan irama untuk diikuti. Dalam merancang
tata letak sebuah koran, perlu diawali dengan membuat beberapa pola dasar yang disebut master pages. Dari master pages inilah dibuat
sebuah irama yang akan menjadi ciri khas dari rancangan halaman
yang dibuat.
e. Kesatuan Unity
Kesatuan dimaksud untuk membuat kontras yang mudah ditangkap oleh pembaca terhadap elemen-elemenyang ditata seperti yang ditulis
oleh Gerald A. Silver, dalam bukunya Graphic Layout and Design. Penerapan prinsip kesatuan dalam desain grafis harus memperhatikan
karakteristik dan fungsi setiap elemen. Hubungan antara elemen-elemen desain yang sebelumnya berdiri
sendiri serta memiliki ciri sendiri disatukan dalam satu komposisi yang baru, sehingga memiliki fungsi baru yang utuh. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mendapat beberapa keatuan, misalnya dengan
mendekatkan elemen-elemen
yang dipakai
sehingga