Musyawarah PNPM Mandiri Perdesaan
1. MAD Sosialisasi Musyawarah Antar Desa MAD sosialisasi merupakan pertemuan antar-
desa untuk sosialisasi awal tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan PNPM Mandiri Perdesaan, serta menentukan
kesepakatan-kesepakatan antar-desa dalam melaksanakan PNPM Mandiri perdesaan. MAD sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 2 Pebruari 2009 di
kantor Kecamatan Megamendung. Peserta pertemuan ini adalah camat dan staf terkait, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM, perwakilan masyarakat dari
tiap desa, tokoh masyarkat, dan tokoh agama. Masyarakat Desa Megamendung yang hadir dalam pertemuan ini adalah sebanyak 5 orang di mana 1 orang adalah
perwakilan dari Kampung Paseban yaitu kepala RW.
2. Musyawarah Desa Sosialisasi Musyawarah Desa Musdes sosialisasi merupakan musyawarah
masyarakat desa yang dilaksanakan segera setelah MAD sosialisasi. Musyawarah ini juga masih bagian dari kegiatan sosialisasi PNPM Mandiri Perdesaan di Desa
Megamendung yang dilaksanakan pada tanggal 20 Pebruari 2009 di kantor Kelurahan Desa Megamendung. Dalam musyawarah ini, PNPM Mandiri
Perdesaan menjelaskan secara lebih khusus tentang kegiatan-kegiatan PNPM yang boleh dilaksanakan di desa. Peserta dari pertemuan ini adalah kepala desa dan
aparat desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM, wakil rumah tangga miskin di Desa Megamendung, serta masyarakat lainnya yang berminat untuk
hadir. Musyawarah ini tidak dihadiri oleh semua penduduk di Desa Megamendung. Masyarakat Kampung Paseban yang hadir dalam musyawarah ini
adalah sebanyak 3 orang yaitu kepala RW, kepala RT, dan satu orang masyarakat kampung tersebut. Dalam Musdes Sosialisasi ini dipilih ketua TPK Tim
Pengelola Kegiatan sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di desa yang dipilih secara musyawarah mufakat dan disetujui oleh Kepala Desa.
3. Pertemuan Kelompok untuk Penggalian Gagasan
Pertemuan ini adalah tahapan lanjutan dari sosialisasi yang telah dilakukan. Perencanaan kegiatan yang akan dilakukan di desa dimulai dengan
tahap penggalian gagasan hingga Musdes Perencanaan atau dikenal dengan istilah Menggagas Masa Depan Desa MMDD. Terdapat dua tahap yang harus
dilakukan dalam pertemuan kelompok untuk penggalian gagasan, yakni pertemuan dusun untuk membuat peta sosial dan musyawarah penggalian gagasan
itu sendiri, di mana kelompok yang dimaksud adalah kelompok yang berlatar belakang wilayah yang sama RWRTkampung dan lainnya. Pertemuan ini
dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok dusun I RW 1 dan 2 dan kelompok dusun II RW 3, RW 4, dan RW 5. Menurut informasi yang didapat
bahwa kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2009 di Kantor kelurahan Desa Megamendung. Dalam pertemuan kelompok-kelompok tersebut tidak
dilakukan oleh setiap lapisan masyarak. Hal tersebut sungguh berpengaruh dengan hasil gagasan yang telah mereka lakukan. Karena tidak semua ide-ide dari
masyarakat tertuang dalam pertemuan tersebut. Peserta yang hadir adalah warga masyarakat di Desa Megamendung dan yang mewakili dari Kampung Paseban
adalah kepala RW dan kepala RT.
4. Musdes Perencanaan Musyawarah ini adalah lanjutan dari penggalian gagasan yang telah
dilakukan sebelumnya. Musyawarah desa Musdes perencanaan merupakan pertemuan masyarakat di desa yang bertujuan untuk membahas seluruh gagasan
kegiatan, hasil, dan proses penggalian gagasan di kelompok-kelompokdusun. Adapun gagasan yang dibuat oleh kelompok-kelompok tersebut antara lain
perbaikan sarana air bersih di wilayah dusun I, perbaikan jalan di Kampung Paseban RT 0405, dan kegiatan SPP Simpan Pinjam Perempuan. Musyawarah
ini dilaksanakan pada tanggal 19 April 2009 di kantor kelurahan Desa Megamendung. Peserta yang hadir adalah wakil dari setiap kelompok yang ada di
desa dan masyarakat umum lainnya yang berminat untuk hadir dalam pertemuan tersebut.
5. MAD prioritas usulan
Musyawarah Antar Desa MAD prioritas usulan adalah pertemuan di kecamatan yang bertujuan membahas dan menyusun peringkat usulan kegiatan.
Penyusunan peringkat didasarkan atas kriteria kelayakan sebagaimana yang digunakan oleh tim verifikasi dalam menilai usulan kegiatan. Proses penentuan
kegiatan dalam MAD prioritas usulan ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Skema Proses Penentuan Kegiatan dalam Musyawarah Antar Desa
MAD Prioritas Usulan. sumber: Departemen Dalam Negeri
Berdasarkan gagasan usulan yang telah dibuat, maka akan dibahas usulan mana yang merupakan prioritas Desa Megamendung dan sesuai dengan kebutuhan dana PNPM
Mandiri Perdesaan saat itu. Musyawarah ini dilakukan pada tanggal 20 Mei 2009 di kantor Kecamatan Megamendung. Peserta dalam pertemuan ini adalah camat dan staf
terkait, tim pengamat, perwakilan dari desa, serta anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.
6. MAD Penetapan Usulan MAD
Musyawarah Antar-Desa
penetapan usulan
merupakan musyawarah untuk mengambil keputusan terhadap usulan yang didanai melalui
PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam pertemuan ini ditetapkan keputusan mengenai kegiatan yang akan didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam MAD
penetapan usulan ini diputuskan bahwa perbaikan prasarana jalan di Kampung Paseban RT 0405 yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan. Penetapan usulan
tersebut berdasarakan prioritas kebutuhan Desa Megamendung, yaitu adanya jalan yang bisa menghubungkan antara Kampung Paseban RT 0405 dengan wilayah di
Desa Megamendung untuk peningkatan perekonomian masyarakat. Musyawarah ini dilaksanakan pada bulan 15 Juni 2009 di kantor Kecamatan Megamendung.
Peserta dalam pertemuan ini adalah camat dan staf terkait, ketua dan sekretaris MAD, instansi dinas terkait tingkat kecamatan, tim pengamat, dan anggota
masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.
7. Musyawarah Desa Informasi Hasil MAD Musyawarah desa ini merupakan musyawarah sosialisasi atau
penyebarluasan hasil penetapan alokasi dana PNPM mandiri Perdesaan yang diputuskan dalam MAD penetapan usulan. Musyawarah ini dilakukan di desa
yang mendapatkan dana maupun tidak mendapatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan. Musyawarah ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni 2009 di kantor
kelurahan Desa Megamendung. Peserta yang hadir dalam pertemuan ini adalah sebanyak 25 orang antara lain aparat desa, wakil dari setiap kampung, dan wakil
dari berbagai kelompok masyarakat yang ada di desa.
Kegiatan perbaikan prasarana jalan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Megamendung dilaksanakan di Kampung Paseban RT 0405 pada bulan Oktober
2009. Kampung Paseban menjadi target perbaikan prasarana karena secara kebutuhan sosial ekonomi, Kampung Paseban sangat membutuhkan jalan yang
sesuai bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Jalan merupakan akses yang sangat penting bagi masyarakat untuk dapat melakukan segala
aktivitasnya. Kondisi jalan sebelum diperbaiki menujukkan sangat sulitnya akses masyarakat untuk keluar dari Kampung Paseban tersebut menuju pusat desa
ataupun ke tempat lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu KPMD Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa sekaligus sebagai salah satu informan
penelitian ini : “Jadi kan dek, Paseban itu kampung yang cukup tertinggal
dibanding kampung-kampung yang lain. Jadi jalan penting untuk akses masyarakat di sini. Apalagi kalo mereka mau
melakukan aktifitas di Desa Megamendung. Mereka memang sangat membutuhkan jalan ini dek
” KN, 32 thn Masyarakat di Desa Megamendung mengajukan perbaikan jalan kepada
PNPM Mandiri Perdesaan sepanjang 3 Km dengan lebar 3 m. Namun, perbaikan jalan yang dikabulkan oleh PNPM Mandiri Perdesaan adalah sepanjang 1,5 Km
dengan lebar 3 m. Perbaikan tersebut dilakukan dalam 52 hari kerja selama 3 bulan, di mana pekerja yang ikut membangun jalan tersebut adalah tenaga
swadaya Kampung Paseban sebanyak 70 orang dan 5 orang tenaga ahli dari luar. Tenaga ahli dari luar digunakan karena kurangnya sumberdaya
masyarakat lokal yang terampil dan memahami tentang pengaspalan jalan tersebut. Secara teknis, tenaga kerja dari luar memiliki waktu kerja selama 3 kali
seminggu, yaitu Senin, Rabu, dan Kamis dengan sistem kerja bergiliran, di mana dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 16.00 WIB. Tenaga dari luar
tersebut diberi upah sebesar Rp 25.000.00,-, sedangkan masyarakat Kampung Paseban itu sendiri, waktu kerjanya diatur oleh kepala RT kampung tersebut, di
mana dibuat dalam kelompok-kelompok, yang waktu kerjanya dengan sistem
“shift” saling bergantian waktunya. Bahan untuk perbaikan jalan juga sebagian merupakan swadaya masyarakat, yaitu berupa pasir kali dan batu-batuan.
Dana yang digunakan untuk melakukan perbaikan jalan berasal dari dua sumber, yaitu dari PNPM sebesar Rp 177. 059. 000,- dan dari swadaya sebesar Rp
29.074.000,-. Dana yang berasal dari swadaya tersebut di peroleh masyarakat Kampung Paseban RT 0405 ini melalui sumbangan dari pemilik villa di sekitar
Kampung Paseban dan batu serta pasir berasal dari masyarakat. Masyarakat Kampung Paseban mengajukan proposal kepada pemilik villa tersebut. Terdapat
sekitar 20 orang yang memiliki villa dan usaha di sekitar wilayah Kampung Paseban RT 0405. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden yang
merupakan kepala RT di Kampung Paseban sebagai berikut: “Ya gitu lah neng, kita buatin proposal ke orang-orang
Jakarta yang punya villa di sini. Mereka kan juga menggunakan jalan ini, makanya kita mintain sumbangan
juga ke mereka
” ENS, 50 thn Pencarian dana yang dilakukan oleh masyarakat Kampung Paseban tidak
selamanya lancar, karena sebagian pemilik villa tidak mau memberikan sumbangan dana untuk perbaikan jalan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh
masyarakat Kampung Paseban sebagai berikut: “Suka susah dek kalo dimintain dana, kebanyakan pada
pelit semua. Padahal mereka kan juga yang menggunakan jalan ini, lewat terus-terusan lagi, yah sewajarnya mereka
ikut membantu masalah dana juga kan
” UY, 52 thn